CHAPTER 16

1.3K 164 7
                                    

Mitha membuka matanya perlahan. Ditatapnya langit-langit kamar. Ini bukan kamarnya. Mitha mengingat-ingat kejadian kemarin. Ia hampir mati kemudian Adam datang. Mitha pulang bersama Adam. Mobilnya diderek oleh bengkel langganannya untuk dicek. Lalu Mitha tertidur saat perjalanan. Oh iya, Mitha ingat, saat dalam perjalanan Adam berkata bahwa mereka akan ke rumah papa dan mami.

Mitha menoleh ke arah jendela. Di halaman belakang dilihatnya Adam dan papa nya sedang mengobrol entah tentang apa.

"Mandi dululah biar pikiran agak lurus."

Mitha mengambil sembarang baju yang ada dilemarinya dan menuju kamar mandi. Setelah selesai Mitha langsung menuju ke halaman belakang rumahnya tempat ayahnya dan Adam sedang berkumpul.

"Udah bangun nak?"

Mitha mengangguk kemudian memberikan ciuman untuk papanya. Mitha merebahkan tubuhnya di kursi malas. Mata Adam tidak pernah lepas dari Mitha.

"Kamu nggak papa? Keliatan capek banget," Mitha menoleh ke arah papa nya sambil tersenyum.

"Nggak papa. Capek aja," Papa nya hanya mengangguk.

"Kamu udah siap semua persiapan ke belanda?"

Hening.

"Pa...?" Mitha memainkan jari-jemarinya. Matanya menatap lurus ke depan.

"Hmmm?"

"Kalo Mitha nggak jadi ke Belanda gimana?"

Adam dan Papa menegakkan tubuhnya memandang Mitha dengan tatapan penuh tanya.

"Maksud kamu?"

"Ya nggak jadi aja. Kayanya mending ambil S2 disini aja. Ke UGM atau kemana."

"Alasannya apa?" Suara Adam membuat Mitha menoleh sejenak kemudian kembali menatap kedepan.

"Pengen disini aja."

"Iya, alasannya apa?" Nada suara Adam mulai meninggi.

"Kamu sedang ada masalah?"

Mitha tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "nggak ada, pa. Cuma berubah pikiran aja."

Adam hendak mengatakan sesuatu namun ia mengurungkan niatnya.

"Kalau papa sih terserah kamu. Yang sekolah kamu. Tapi jangan nyesel ya nanti," Mitha mengangguk yakin.

"Makasih pa udah mau ngerti. Mitha masuk dulu ya."

Mitha berjalan cepat meninggalkan papanya dan Adam masuk ke dalam kamar. Namun, saat hendak menutup pintu, ada sesuatu yang menghalangi. Mitha menoleh dan melihat Adam sedang berdiri di balik pintu.

"Buka dulu sebentar. Aku mau ngomong."

"Mau ngomong apa?"

"Buka dulu. Aku mau masuk."

"Nggak usah. Dari situ aja."

Mitha mencoba mendorong pintunya lebih keras namun Adam juga menahannya lebih kuat.

"Buka atau aku dobrak sekalian."

"Dobrak aja kalo berani!" Suara Mitha meninggi.

"Kamu mulai berani ya ngelawan aku. Aku ini kakakmu."

"Kamu bukan kakakku!"

Tangan Adam melemah dan Mitha menggunakan kesempatan itu untuk membanting pintu kamarnya. Dan lagi Mitha tidak tahu harus berbuat apa selain menangis. Sendirian.

⚫️⚫️⚫️

Sudah satu minggu Mitha tidak berbicara dengan Adam. Dan Adam pun sepertinya tidak berusaha untuk mengajak Mitha bicara karena memang tidak ada yang perlu untuk dibicarakan.

TROUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang