KRING KRING KRING!!!
Bel istirahat berbunyi dengan kencang dari loud speaker di kelas. Guru fisika yang super duper galaknya pun enyah dari kelas.
Denan langsung cepat ngerapin buku yang berserakan diatas meja.
"Aduh gue laper banget, nih perut ga bisa banget nurut sama majikan!!" Omelnya sendiri sambil mengelus perut.
Seketika pun Denan langsung menarik tangan Arrash untuk bergegas pergi ke kantin.
"Ayooo ayoo ke kantin Rash! Gue laper banget sumpah."
"Iyaaa sabar bisa kali!"
Sangat cepat Denan berjalan menarik Arrash hingga ke kantin. "Sampe juga dhe di kantin! Ini kantin pindah kali yaa? Kok gue ngerasa jalan jauh banget dari kelas ke sini yaa?" Ujar Denan dengan keringat yang sedikit menetas di keningnya.
"Alay dhe lo. Kantin masih tetep disini juga ishhh." Dosa apa Arrash punya sahabat kayak Denan.
"Udah ahh, ayoo cari tempat! Nanti keburu ini kantin rame diserbu anak satu sekolah lagi." Menarik tangan Arrash untuk mencari meja yang masih kosong.
Pas Arrash sama Denan lagi mesen makanan, Denan memanggil nama seseorang. Yaa, itu nama Kevin. Kevin sudah berada tepat dibelakang kursi Arrash! Betapa bodohnya gadis itu yaa ampun! Ia blusshing ditambah jantung yang deg degan kenceng banget! Dan rasanya dia butuh stetoskop buat meriksa jantungnya yang lagi bermasalah ini.
"Ehh, Nan."
"Lo mau kemana?! Gabung sini sama kita!" Ajak Denan santai.
"Boleh juga, gue duduk samping lo yaa Rash." Arrash ga pernah tau kalo Kevin tau namanya.
"Si-- lahkan." Suara Arrash terdengar getar.
Arrash ga tau apa yang dirasakannya selama ini kalo ketemu Kevin? Ia suka deg degan, suka senyum senyum sendiri, suka sakau sendiri, bahkan jantungnya rasanya pengen meledak kalo Kevin lagi senyumin Arrash. AWW!!!
~~~
Deraian air hujan itu mengguyur membasahi setiap atap rumah.
Denan membuka gorden jendela kamarnya dan melamunkan sesuatu.
THROW BACK!!
Dari sd, Denan dan Arrash suka sekali main hujan hujanan. Bahkan hampir setiap ada hujan mereka akan saling menyampar ke rumah salah satunya. Mereka lari larian, saling teriak, dan saling mengejar, bahkan salah satu dari mereka sering terjatuh karena licinnya jalan yang sedang diguyur hujan. Menikmati hujan itu sungguh membuat beban hilang sementara.
BACK AGAIN!!
Dan hal itu akan terulang sekarang, ia keluar dari kamarnya dan pergi ke rumah Arrash.
"Arrash!! Rash.." Dengan keadaan basah kuyup dia mengetuk pintu rumah Arrash.
"Iyaaa iyaa, sebentar." Sahut mamah dari dalam rumah.
"Ehh kamu Nan, nyari Arrash kan." Mamah memastikan.
"Hehe, tau aja tante." Jawabnya cengengesan sambil mengelus tengkuknya.
"Yaudah tunggu! Tante panggilin Arrashnya dulu, soalnya dia lagi main laptop di kamar." Mamahnya menghampiri Arrash ke dalam kamar.
Arrash ga engeh kalo sekarang itu lagi hujan. Mungkin karena terlalu asik baca wattpad di laptop kali yaa.
"Sayang, ada Denan di luar. Dia basah kuyup gitu di depan."
"Denan? Iyaa Arrash keluar." Arrash bergegas keluar kamar.
"Apaan Nan? Lo basah kuyup gini. Ohh ujan! Bagus lo nyamper gue. Ayoooooo." Sahutnya bawel, sumringah, dan langsung menarik kencang tangan Denan yang masih bengong ngeliat hebohnya Arrash pas ngomong.
Huhuhu~~
Suara nyanyian Arrash yang menarik hati Denan, dengan asiknya Arrash dan Denan saling membentangkan kedua tangannya ke arah air hujan yang mengguyur seluruh tubuh mereka.
"Adem banget suara lo Rash, bikin gue lebih nyaman sama lo. Elo itu--!!" Gumam Denan dalam hatinya yang sedang menatap Arrash dengan mata yang tidak terlalu terbuka karena perih terkena air hujan.
Sudah lama...............?
*dimulai dari kelas 6 SD
Ga ada inspirasi yang bagus, jadinya pendek banget partnya.
Tapi gue tetep ngobral vomments dari kalian.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak.
Teen FictionDiamku adalah cara mencintaimu paling sulit. Antara aku. Dia. Sahabatku? Dan perempuan itu. Lalu bagaimana dengan detak dalam hatinya yang selalu mengukir namaku? cover by kacamata graphic