Hari ini Arrash ga masuk sekolah, kata nyokapnya dia sakit gara-gara hujan-hujanan kemarin. Denan jadi duduk sendirian, ga ada cewe bawel disamping kursinya. Boring kuadrat.
Ditengah kegabutannya, Miss Lifa si guru BK cantik memasuki ruang kelas.
"Pay attention, please!!" Miss Lifa memasuki kelas dengan suara lantangnya, sekaligus meletakkan buku konseling diatas meja guru. "Saya untuk beberapa hari kedepan mengambil alih tugas kesiswaan dari Mr.Gevin." Lugasnya. "Karena sekarang tahun ajaran baru, saya butuh data kalian untuk memilih salah satu ekskul yang sudah disanggupi pihak sekolah! Dan Dika! Tolong bagikan selembaran ini kesemua murid kelasmu!!"
"Siap laksanakan Miss Lifa yang cantik." Godanya di depan anak-anak kelas, maklum dia itu playboy akut di kelas, sampai guru BK aja kena gombalannya.
"Ck, kamu ini!! Yasudah saya tinggal kalian yaa!! Jangan lupa lembaran ini harus dikumpulin saat jam terakhir KBM!! See you."
"Iyaaaa Miss!! See you!!" Sahut murid sekelas yang seketika langsung ricuh kembali saat Miss Lifa enyah dari kelas.
Saat Denan memegang lembaran di tangan. "Rash!! Lo mau ngambil ekskul apa? Kalo gue sih rencananya mau masuk seni musik sama basket!! Karena gue tau kalo lo bakal milih ekskul vokal. Jadi kita bisa barengan lagi!!" Tanyanya dengan sumringah. Dia lupa bahwa Arrash tidak masuk sekolah karena masih sakit. "Ahh bodohnya gue!! Lo kan ga ada sekarang! Gue jadi ngoceh sendiri gini."
Saat free class di kelas Kevin, ia memutuskan untuk keluar kelas dan mengintip ke kelas Denan dari jendela kelas. Ternyata kelas Denan juga free class. Kevin pun selenge masuk kedalam kelas Denan dengan keadaan rambutnya yang sedikit berantakan dengan seragam yang dikeluarkan dari dalam celana.
"Denan."
"Hemmm?"
"Cabut yuk, boring nih." Ajak Kevin yang berada di depan meja Denan.
"Kantin?"
"Yap." Tanpa pikir panjang mereka langsung pergi ke kantin.
Di sepanjang koridor sekolah yang masih sepi, Kevin memulai pembicaraan dengan Denan. "Nan, si Arrash mana?"
"Ohh dia, dia sakit jadinya ga masuk."
"Sakit apaan dia?" Kevin penasaran.
"Kemaren gue sama dia main ujan-ujanan, jadi dia sakit gitu Vin."
Tanpa terasa mereka sudah sampai di kantin, ibu penjaga kantin tidak heran kalau ada mereka disaat jam pelajaran seperti ini. Yaa karena mereka sudah jadi langganan murid yang suka kabur saat free class.
"Bu!! Es teh manis dong 2!!" Ujar Denan yang teriak dari tempat duduknya.
Selang beberapa menit, pesanan meraka pun sudah tersedia dihadapan mereka.
"Lo tau rumah Arrash kan??"
"Tau lha pasti, dia tetangga gue. Kenapa emang?" Denan meyakinkan.
"Pulang sekolah kita jenguk dia."
Bel pulang yang sangat ditunggu tunggu akhirnya sudah terdengar disetiap penjuru kelas.
"Nan!! Ayoo ke rumah Arrash!! Gue udah ga sabar nih!!" Kevin yang mendesak Denan agar cepat mengajaknya ke rumah Arrash.
"Sabar kang cendol.. Lo kangen sama Arrash atau gimana dhe?!" Jawab Denan dengan menaikan sebelah alisnya dan menggunakan nada yang agak heran.
"Yaa gitu dhe Nan." Segeralah mereka berangkat pergi ke rumah Arrash menggunakan moge mereka masing-masing. Kalian bisa bayangin kan gimana kecenya mereka bedua??
Decitan suara sepatu mengarah ke kamar Arrash, dia pun mengira bahwa itu adalah mamahnya. "Mamah??"
Pintu kamarnya yang tidak terkunci, tiba-tiba terbuka secara perlahan--mengetahui ternyata yang datang adalah dua makhluk tampan yang tersenyum saat melihat Arrash yang sedang berbaring di ranjangnya.
"Rash??" Suara Kevin membuat Arrash memilu.
"Lo berdua ngapain kesini?"
"Mau numpang mandi Rash." Sahut Denan yang mencairkan suasana.
"Sono, tuh kamar mandi kamar gue kosong." Gue membalas ledekan Denan.
"Apa cobaaaa, lo gimana? Sakit apa Rash?" Sifat care Kevin sukses membuat darah gue berdesir cepat.
"Demam tinggi dari tadi pagi, tapi sekarang gue udah agak mendingan sii Vin." Bibir pucat itu mengucapkan kalimat.
"Ohh yaa Rash?! Tadi Miss Lifa bagiin selembaran data ekskul nih. Gue sisain satu buat lo! Lo mau ikut ekskul apaan?"
"Uuuu, baik banget lo Nan." Pujian tipuan. "Gue kayak tahun lalu aja dhe. Gue ambil vokal aja."
"Lo milih vokal? Serius?! Gue ambil seni musik! Berarti nanti kita bakal barengan dong kalo latihan." Kevin yang terkejut dengan jawaban Arrash barusan.
"Wihhh asik dong." Arrash mengumbar senyum.
Denan juga ingin menyambar perkataan Kevin, walaupun dia tahu bahwa dirinya akan memilih ekskul seni musik juga. 'Gue tau ini sedikit menyakitkan, tapi gue mau lo bahagia. Dan gue mau lo tuh bisa mengenal arti kata cinta. Mungkin perantaranya lewat Kevin.' Batinnya berbisik.
"Lo ga tau aja si Vin!! Suara Arrash tuh kayak kaleng rombeng!! Gue aja sering pergi ke THT gara-gara denger dia nyanyi mulu." Denan menepuk pundak kevin dengan ledekan mengarah ke Arrash.
"Jahat lo yaa ngecehin gue." Arrash mengerucutan mulutnya.
*hahaha
*hahaha
"Balik yuk Nan, udah sore nih."
"Oke. Rash gue balik dulu yaaa, besok harus masuk! Bodo!" Paksa Denan.
Akhirnya mereka pergi dari kamar Arrash dan berpamitan dengan mamahnya Arrash yang berada di luar kamar.
~~~
Maafkan atas kegajelasan dari author ini. Emang gini orangnya.
Obral vommentsssss kaliaannnnnnnn
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak.
Teen FictionDiamku adalah cara mencintaimu paling sulit. Antara aku. Dia. Sahabatku? Dan perempuan itu. Lalu bagaimana dengan detak dalam hatinya yang selalu mengukir namaku? cover by kacamata graphic