Sosok pria yang dulu penuh kharisma,ketampanan, dan senyuman kini berubah menjadi kemurungan yang tak berarti.Dia menjadi sosok yang pendiam dan urak-urakan.
Tepat di saat mentari pagi mulai menyinari bumi semuanya terlihat terang benderang, tapi itu semua bagiakan gelap yang menyelimuti hati.
Aroma pemakaman yang penuh bunga mulai mengeruak di penciumannya. Denan menyusuri satu persatu makam dan mencari letak nisan bernama ARRASH SYAMILLA ALBAINIR.
Itu nama yang indah untuk diukir, tapi bukan di batu nisan tempat ia tidur terlelap sekarang.
Matanya bengkak sebab menangis yang tak pernah usai. Pakaian hitam yang melekat pada tubuhnya dalah suasana hatinya sekarang.
"Arrash, apa kabar?? Udah seminggu yang lalu lo ninggalin gue. Gue kangen sama lo. Ada bunga Lily buat lo." Senyum itu bagaikan paksaan untuknya, air mata itu mulai mengalir lagi dari matanya.
"Kayaknya baru kemaren kita lari-larian, bercanda bareng, tapi sekarang buktinya gue ga bisa senyum buat ngehibur lo lagi. Setiap hari lo tidur ga buka mata, Telinga lo juga udah ga bisa denger candaan gue lagi, gimana gue mau senyum kayak dulu. Lo jahat Rash ninggalin gue. Gue sayang sama lo sejak 6 tahun yang lalu sampe sekarang juga ga pudar. Tapi sekarang pasangan impian gue udah tenang disana."
"Gue selalu berdoa buat lo, dalam keadaan gue terpuruk sekali pun. Makasih banget buat persahabatan ini, gue bahagia, walaupun perasaan gue masih terpendam sampe mati sekali pun, gue bakal tetep jadi sahabat lo kan?? Btw, gue besok mau pindah ke US Rash, gue mau lanjutin sekolah disana aja biar dapet suasana baru, tapi gue ga bakal lupain lo kok." Ia mengusap air matanya dari pipi, kemudian menaburkan bunga diatas tanah merah pusara kuburan Arrash.
Ia membuka kedua telapak tangannya menghadap langit, ia mendoakan Arrash dengan penuh arti yang mendalam.
Tuhan..
Berikan dia tempat terindah disisimu
Jagalah dia dengan kasih sayangmu
Jangan hukum dia atas kesalahannya, aku mohon.
Selamatkan dia dari bara api nerakamu.
"Satu lagi Rash, lo hebat pernah nyoba jatuh cinta. Walaupun cinta lo jatuh buat Kevin." Tanpa disadari Kevin dan Mirella berada tepat dibelakang Denan.
"Almh. Arrash suka sama gue?!" Denan terkejut karena ada suara sambaran dari belakang tubuhnya.
"Iyaa, dan secara ga sengaja lo selalu nyakitin dia yang selalu dia pendem. Bagi dia cinta pertmanya itu kayak petaka besar." Denan memilih untuk pergi dan meninggalkan mereka berdua dengan mata sembab. Mirella hanya dapat terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Jadi lo pernah suka sama Kevin, Rash? Kenapa lo ga pernah cerita ke gue?! Kalo lo cerita ke gue, gue bakal ngejauhin Kevin dari dulu. Gue nyesel." Mirella menangis dan merasa menyesal atas kenyataan yang ada.
"Ini bukan kesalahan Mirella, jalan takdirnya emang udah direncanain kayak gini, tugas kita cuma untuk menjalaninya. Dan sekarang kamu sama aku bisa menjalain hubungan karena wanita cantik ini yang sekarang udah ditimpa tanah merah." Kevin menjelaskan lisannya dengan mata yang berkaca-kaca.
Tuhan...
Ini yang dinamakan cinta
Walaupun beda dunia sekalipun, aku tetap mencintainya.
Aku ingin kembali pada masa laluku yang musthail dapat terulang
Atas nama berlian, aku merindukannya.
~~~
Sedikit mulai sedikit sudah kembali seperti semula,
Bonyok Arrash menjadikan kamar Arrash sebagai kenang-kenangan paling berharga. Kamarnya selalu terkunci rapat.
Kak Elvo yang stay di Indonesia demi bonyoknya dan ngambil cuti kuliah.
Kevin dan Mirella juga yang sudah hidup bahagia dengan perasaan mereka.
Denan??
Ia sudah berpetualang mencari kehidupan baru dengan bersusah payah.
US adalah pilihannya untuk memulai hidup baru.
~~~
Happiness stays with him, even though the memories haunt him.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak.
Teen FictionDiamku adalah cara mencintaimu paling sulit. Antara aku. Dia. Sahabatku? Dan perempuan itu. Lalu bagaimana dengan detak dalam hatinya yang selalu mengukir namaku? cover by kacamata graphic