#11

106 18 0
                                    

Hari ini kita ngabisin waktu main basket di lapangan basket sekolah yang seharusnya sekolah hari ini free.

"Ehh kan ada bazar tahunan sekolah, gue tadi bilang ke ketos kalo besok lo ngambil 1 stand" Omongan Kevin membuat Arrash tersedak air yang sedang diminumnya.

"Ahh gila lo?! Bazarnya seminggu lagi kan?!! Lo kok ga bilang dulu sih sama gue?! Gila gue mau jual apaan? Belom ada planning gue Vin." Gue membulatkan mata gue ke Kevin dan kayaknya dia tau kalo gue sekarang lagi kesel sama dia.

"Udah tenang aja sayang. Kan ada gue sama Denan yang bakal bantuin lo!!" Dia mendekatkan dirinya dan mengelus punggung gue beberapa kali yang sedang banjir keringat. Denan hanya bisa terdiam dengan apa yang dilakukan Kevin, dia lagi lagi menahan rasa cemburunya dengan pura-pura tidak melihat apa yang terjadi.

"Tap. Tap. Tapi..?" 'ohh no god! Dia manggil gue sayang.'

"Shuttt!!! Nurut aja sama gue deh!!" Sambarnya enteng. Gue terpaksa nurut sama dia.

~~~

"Yess gue udah siap!! Tapi kok dari tadi ga ada yang dateng ke stand gue yaa?? Itu anak berdua juga kemana lagi? Ahh ga nepatin janji, katanya mau bantuin gue." Gue meletakan kedua tangan dipinggang sambil celingak celinguk.

"Im here." Teriak Denan yang entah dari mana asalnya.

"Im here too now." Kevin juga ikut-ikutan teriak. Mereka berdua make kaos basic hologram yang gue jual di bazar. Promosi dadakan.

Denan dan Kevin sedari tadi sudah teriak-teriak pake toa, tapi ga ada satu pun anak yang dateng ke stand gue padahal saat itu suasananya rame banget. Akhirnya gue memutuskan ambil alih toa yang di pegang Denan dan mengucapkan satu kali kalimat. "Ayooo dateng ke stand Arrash, bonus foto bareng sama Denan and Kevin!! Dijamin dijamin dijamin!!" Gue langsung memberikan toa itu kembali ke tangan Denan dan kembali lagi ke tenda.

Sekali aja gue ngomong langsung aja para cewe-cewe sekolah gue langsung nyerbu stand gue dan ngeborong kaos abis-abisan. Tapi konsekuensinya di tanggung sama dua pria tampan itu, gue cuma bisa ketawa ngakak pas mereka dikerubutin cewe segitu banyaknya. Lagian kalo jadi cowo tuh jangan ganteng-ganteng banget. Sampai saja barang gue abis dan gue melihat mereka berdua yang penuh keringat di sekujur tubuhnya.

"Gimana rasanya?? Jadi artis sekejap mata?!" Gue tertawa puas kemenangan melihat mereka yg bercucuran keringat.

"Sarab lo Rash, hampir aja tadi kita ga bisa napas dikerubuin orang segitu banyaknya." Denan menjitak kepala gue kencang.

"Sorry sorry deh, lagi gue sebel tadi stand gue sepi banget." Gue meminta ampun ke mereka berdua dengan ekspresi jahil gue.

"Sekarang lo harus layanin kita sebagai upah ini semua!!" Tambah Kevin.

"What do you say??"

"Ambilin sapu tangan sini." Suruh Kevin dengan cepat dan langsung saja gue turutin.

"Nihh, puas lo pada?!" Gue menyerahkan sapu tangan ke mereka.

"Sekarang lo elapin muka kita nih!!" Mendegar suruhan Kevin, gue memutar bola mata gue kesal.

"Yaa masa gue ngelapin muka lo berdua?! Emang gue babu apa?!"

"Kevin aja, gue ga usah Rash." Denan memandang Arrash dengan tatapan mengalah.

"Nah berarti gue dapet double plus!!" Jawab Kevin semangat.

Gue dengan segera duduk disamping Kevin dan memulai mengelap keningnya yang berkeringat. Tatapan mata kevin yang kecoklatan membuat jantung gue berdegup kencang, dan senyuman manisnya yang juga sukses bikin gue rasanya mau terbang, apalagi dengan jarak sedekat ini.

'Tuhan.. ini mimpi?!' Gumam hati Arrash tersenyum bahagia.

Melihat kejadian itu semua, Denan langsung pergi dari duduknya dengan langkah yang agak cepat untuk menghindari rasa cemburu yang membara di lintasan hatinya. Tapi Kevin dan Arrash tidak peduli karena mereka merasa tidak boleh ada satu orang pun yang mengganggu moment ini.

Tidak sengaja saja Denan menabrak seorang gadis yang sedang berjalan menggunakan earphone di telinganya. DUG!! Tanpa peduli Denan meninggalkan gadis yang ditabraknya itu.

"Ihh kalo punya mata dipake!! Buta lo hah?!" Mirella melantangkan suaranya ke arah Denan yang sudah pergi jauh meninggalkan langkahnya. "Dihh udah buta! Tuli pula!" Gerutunya semakin kesal yang juga mulai meninggalkan tempat itu.

Tempat yang dituju Denan adalah lapangan basket, Denan melemparkan sapu tangannya kesembarang tempat. Dia melampiaskan kekesalannya dengan memainkan asal bola basket sendiri. Untung aja lapangan basket lagi sepi.

"Arrgghhhh Shittt!!" Teriaknya kencang sambil melempar bola basket kearah yang asal.

Denan terduduk memegang kepalanya frustasi "Sumpah gue cape nahan perasaan gue terus-terusan ke lo, gue rela ngapain aja asalkan lo seneng, tapi lo malah nganggep gue seakan-akan gue ga ada. Kurang apa Rash?!" Keluhannya membuat Denan benar-benar jenuh akan mengahadapi sikap Arrash untuk kedepannya. Memang beberapa waktu ini Arrash sedang gencar-gencarnya deket sama Kevin.


~~~


"Aku ingin berjalan mundur, tapi kamu tak mau membantu bahkan mendukung.

Karena kamu tak sadar kalau darah ini sudah habis terkuak waktu."


Vommenttsss guyyysss...

Detak.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang