#13

96 17 0
                                    


Sore ini, gue lagi akrab sama kakak gue. Kita duduk berdua di ayunan belakang rumah, kakak gue memainkan gitarnya dan gue menyanyi sesenang hati.

Dipertengahan lagu. "Sebentar, ada telpon masuk." Gue menjauh dari kak Elvo, supaya si anak satu itu nggak nguping.

"Iyaa Vin."

"..."

"..."

"..."

"Otw."

Gue langsung touch up dan mengganti baju yang lebih rapih. Gue memilih menggerai rambut gue, soalnya katanya Kevin lebih suka kalo rambut gue digerai lepas.

"Mau kemana lo dek? Rapih banget?!"

"Gue mau pergi sebentar, nanti bilangin mamah sama papah kalo gue keluar oke!" Gue mencium pipi kanan Kak Elvo.

"Jangan lupa bawa makanan dek!!" Gue membulatkan jari menandakan "okay"

~~~

"Rash!! Arrash." Kevin melambaikan tangannya ke gue.

"Ada apaan Vin?" Gue mengambil tempat disamping Kevin.

"Hai." Gue terkejut melihat seorang gadis cantik yang sudah berada disamping gue sacara tiba-tiba. Dan sialnya, rambut gadis itu juga digerai panjang seperti gue.

"Sorry, ini siapa?" Gue bertanya kebingungan.

"Gue Mirella. Anak baru, temen sekelasnya Kevin." Senyumannya manis sekali.

"Ohh gitu, soalnya Kevin ga pernah cerita kalo punya temen cewe cantik kayak gini."

"Biasa aja Rash."

"Btw, kalian dateng bareng??"

"Iyaa kita bareng, soalnya tadi kita juga abis dari toko buku." Mirella menjawab pertanyaan gue kemudian duduk di sebelah kevin.

"Yap, betul sekali." Kevin menyambarnya dengan cepat.

"Terus maksud kalian ngundang gue kesini itu apa yaa?"

"Nothing." Kevin menjawab enteng.

Tak ada maksud terselubung, tapi entah mengpa itu sangat mengiris hati.

Arrash teramat sangat kesal dengan perlakuan dua manusia yang berada didepannya yang saat ini sedang asik bercanda gurau. Apalagi gue juga melihat mereka saling melemparkan tatapan matanya.

'Gue disini lho guys? Apa gue gak terlihat sama sekali? Apa lo berdua gak ngehargai kedatangan gue? Gue tepat didepan kalian!!'

"Gue pulang aja." Gue merangkulkan tas gue dan sedikit membanting bangku yang gue duduk dan tak peduli dengan respond mereka saat itu.

"Arrash." Kevin memanggil gue yang sudah menjauh dari mereka. "Arrash!!" Kevin terbangun dan menyingkirkan bangkunya, tapi Mirella tiba-tiba menyangkal tangan Kevin dan menyuruhnya duduk kembali.

"Jangan!! Mood dia lagi jelek, jangan diganggu dulu Vin." Dia mengelus punggung tangan Kevin. Tapi kenapa Kevin nurut aja sama Mirella sih?!

Gue keluar dari starbuck dengan wajah murung, gue juga jalan tergesa-gesa. Air mata gue rasanya mau mengalir deras di pipi, tetapi gue menahan air mata ini dalam-dalam sampai saja gue menggigit bibir bawah gue dan memejamkan mata gue menahan rasa sakit.

Gue melirik ke dalam jendela starbuck dari sebrang jalan, gue melihat mereka yang semakin seru dengan topik pembicaraan yang beragam, mereka kayak ga ngerasa bersalah banget. Selang berapa waktu ada taxi lewat, gue memutuskan untuk pulang dengan taxi. Untuk terakhir kalinya gue melirik jendela itu lagi sebelum gue pergi dan beruntungnya Kevin membalas lirikan gue dari dalam. Dia melihat gue dengan wajah prihatin ke gue, karena dia lihat gue mengusap air mata dari daerah pipi yang sudah tidak dapat dibendung lagi.

"Jerk!" Gue mencabik-cabik tas gue dengan air mata yang semakin deras. 'Lo sama sekali gak ngehargai gue yang udah susah payah dateng buat lo.' Gerutu gue sambil menguncir rambut yang tergerai

"Kenapa neng? Baru putus atau gimana?" Supir taxi itu bertanya penasaran. "Sabar neng, mungkin bukan jodohnya."

"Putus? Jodoh? Php! Itu baru bener!!" Gue menarik napas dalam-dalam dan menjawab pertanyaannya.

Keluguan supir taxi itu membuat tangis gue sedikit berubah menjadi senyum. "Makasih yaa pak! Semoga bisa ketemu lagi yaa pak." Gue berharap bisa ketemu bapak itu lagi.

Gue memasuki rumah, kayaknya bonyok gue belum pulang dikarenakan suasananya sepi. "Dek makannya mana?" Kak Elvo merangkul gue tiba-tiba dari belakang . Gue hanya menaikan kedua pundak gue sebagai jawaban. "Ehh ini mata lo sembab? Abis nangis lo?" Kakak gue memegang dagu gue dan memalingkannya ke wajahnya.

Gue melepaskan tangan kakak gue dari pundak secara kasar dan meninggalkannya. "Lha gue malah dikacangin gitu! Heh!."


~~~


Vommentsss guys, hope you enjoy

Detak.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang