Entah mengapa hari ini kelas benar-benar sunyi tanpa ada kericuhan seperti biasanya, membuat Arrash menopang dagunya dengan tangannya yang dilipat diatas meja. "Ehh pas kemaren gue ga masuk, lo ngapain aja di sekolah?!" Memulai pembicaraan dengan lesu.
"Gabut parah. Jadinya gue main sama Kevin." Jawabnya yang melingkarkan tangannya di punggung gadis itu.
"Serius lo?! Gue pengen dhe bisa deket sama Kevin, kayak kedeketan lo berdua." Arrash bangkit dari kelesuan yang mendadak menjadi anak yang sangat semangat "Ayoo dong!! Lo bisa kan lakuin hal itu demi sahabat lo ini?!" Arrash menyatukan kedua tangannya memohon memasang puppy eyes dan menatap wajah Denan.
Tangan Denan pun terlepas dari punggung gadis itu dan sontak saja perkataan Arrash itu membuat jantung Denan berhenti berdetak sejenak. 'Lo minta gue?! Lo salah orang Rash!! Harusnya kita yang udah sedeket ini, bisa lebih deket karena hubungan yang jelas.' Membuang pandangannya dari hadapan Arrash.
"Bisa diatur kok!! Deket doang kan?! Sahabat gue udah mulai kasmaran nih." Mengusap rambut Arrash yang terikat rapih menjadi acak-acakan karena ulah Denan.
"Nggak kasmaran kok?! Jangan bikin gue getar sama prinsip gue selama ini dhe." Arrash menggerai rambutnya lalu menguncir ulang lagi.
"Pada akhirnya lo yang bakal hancurin benteng lo sendiri. Jangan bikin lo terjebak sama prinsip lo sendiri!!"
"Untuk sekarang mungkin udah mulai terkoyak sedikit. Tapi, gue ga tau untuk kedepannya." Arrash menaikan kedua pundaknya.
~~~
Arrash dan Denan sedang asik melangkahkan kaki mereka menuju parkiran sekolah, terlihat dari ujung Denan sudah memandangi Kevin yang sedang memainkan ponsel miliknya. Sekitar jarak 2 meter dari arah Kevin, Denan mendorong Arrash secara tiba-tiba yang membuat Arrash mati gaya saat ia mengenai lengan Kevin dengan kaget. "Esstt!! lo ngapain? Hampir mau jatoh ini motor gue." Kevin menurunkan kakinya dari pijakan motornya.
"Ehh ehh ehh sorry!! Ini nih kerjaannya si Denan!! Mabok apa tau itu anak." Arrash mencairkan suasana dengan mengelus tengkuknya menunduk.
"Dia?! Mabok?! Biasa." Jawab lelaki itu santai.
'Aduhh mati gue!! Jantung gue rasanya pengen gue copot dari organ tubuh gue!! Semoga aja dia ga tau kalo gue keringet dingin gini.' Batinnya dari dalam hati yang menghentakkan kakinya dihamparan aspal hitam.
Ternyata Denan udah ninggalin Arrash di parkiran berduaan doang sama Kevin. "Denan mana yaa?? Kok dia ga ada?! Yahh masa gue ditinggalin?? Nanti gue pulang naik apa? Mana ongkos gue udah abis." Ucap Arrash panik didepan Kevin.
"Ga usah kayak orang susah dhe!! Kan masih ada gue!! Udah sini gue anter pulang. Lo belom pindah rumah kan?!" Lelaki itu menarik lembut tangan Arrash dan berhasil membuat Arrash meleleh saat itu juga. "Peluk gue yaa!! Nanti lo jatoh lagi!! Lo kan masih kurang sehat banget."
Otomatis Arrash shock dengan perkataan Kevin itu. Sontak dia binggung! Apa dia harus memeluknya atau mengabaikan perkataannya?? Mungkin karena Arrash yang kelamaan mikir, jadi Kevin langsung menarik tangan Arrash dan melingkarkan di perutnya. 'Goshhhh!! Really?'
Kevin melajukan motornya pelan, cukup menguras waktu untuk sampai ke rumah Arrash.
"Thanks yaa, udah nganterin gue pulang. Ohh iyaa! Lo mau masuk dulu gak?!" Ucap Arrash dengan mengarahkan ibu jari kearah rumahnya.
"Iyaa santai aja Rash. Ga dhe makasih! Kapan-kapan aja yaa, jadi gue langsung pulang aja yaa." Tolaknya dengan nada lembut.
Dia segera memutar balikan motornya dan dengan cepat dia pergi dari halaman depan rumah Arrash. Mamahnya ternyata ada dibelakangnya dan sukses membuat Arrash kaget mengelus dada.
"Mamah!! Ngagetin aja dhe."
"Itu tadi Kevin? Dia siapa kamu emang?! Tumben kamu ga bareng Denan? Dia kemana emang?!" Tanya mamah sigap.
"Mamah nanyanya biasa aja dong?! Ga usah pake serius gini, aku kayak di introgasi aja."
"Hemm kamu nih, mamah emang lagi introgasi kamu." Gurau mamah.
"Iyaa dhe, mamah mau nanyain si Denan apa Kevin nih??"
"Kevin aja dhe, mamah kan belom deket sama dia, emang Kevin itu siapa kamu Rash?!" Tanya mamah cengengesan.
"Ohh dia?! Dia?!" Jawab Arrash yang mengecup pipi mamahnya dan berjalan pelan meninggalkan mamahnya yang masih ada di halaman depan rumah. "DIA ANAK ORANG MAH!!" Dengan lantangnya Arrash teriak dari dalam rumah.
"Hah?! Kamu nih orang ditanya bener-bener juga?!" Mamah tersenyum manis. "Ckck,dasar ABG!!" Mamah hanya menggelengkan kepalanya.
Arrash sadar kalo lagi ngerasain yang namanya jatuh cinta. And this is my first love! Rasanya itu kalo ketemu dia bikin jantungnya yang awalnya biasa aja seketika berubah jadi berdebar-debar, suka senyum sendiri, apalagi tadi dia nganterin Arrash pulang sampe ke rumah! Kurang bahagia apa?!
Arrash bergegas memasuki kamar kesayangannya. Berniat untuk mandi dan mengambil handuk yang sudah di leherin di tengkuk kepala. Selesainya mandi Arrash dengan semangatnya mengibaskan rambutnya yang tergerai panjang.
"Cermin ajaib!! Tolong katakan! Siapa wanita tercantik di rumah ini?!!" Bodohnya gadis itu yang menanyakan suatu hal didepan kaca dan menunjukan sisir kearah cermin.
"Gilaaaa?! Masa gue saking senengnya bisa bikin gila gini sih?! Bahaya."
~~~
Vommentssssssssss c'mon
Really hope your enjoy guyssss....
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak.
Teen FictionDiamku adalah cara mencintaimu paling sulit. Antara aku. Dia. Sahabatku? Dan perempuan itu. Lalu bagaimana dengan detak dalam hatinya yang selalu mengukir namaku? cover by kacamata graphic