Hari ini hari sabtu, waktunya weekend dimulai. Pagi yang cerah ini Arrash berjalan menuju meja makan untuk sarapan bareng bonyoknya. Arrash meletakkan ponselnya di samping piring makan, selang beberapa lama ia duduk. Ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk.
Kevin: Rash? Lo hari ini ada acara ga?
Arrash: Nggak kok. Emang kenapa, Vin?
Kevin Dirmaga: Gue mau ngajak lo jalan. Gue bosen weekend cuma di rumah Rash!
Arrash: Ngajak gue jalan??
Kevin: Iyaa. Pokoknya lo harus mau. Gue bakal jemput lo jam 3 sore.
Mamah papahnya heran melihat Arrash senyum senyum sendiri sampai roti yang sudah di olesin selai pun ga kemakan sama sekali karena saking asiknya ngebales pesan dari Kevin.
"Arrash. Makan dulu rotinya." Suruh papah Arrash.
"Iyaa pah, iyaa! Ini ada hal penting dari temen." Jawab Arrash dengan menggigit bibir bawahnya.
"Serius temen? Kok kamu kayaknya lagi seneng banget. Mamah sama papah tuh ga bisa diboongin. Kita juga pernah muda kok." Sahut mamahnya yang curiga dengan perubahan sikap Arrash akhir akhir ini.
"Kamu punya pacar? Kenalin dong, jangan dirahasiain gitu aja. Papah sama mamah kan juga mau kenalan sama cowo kamu." Desak papah.
"Nggak pah."
Dari luar rumah terdengar teriakan. "Arrash! Om Erwin! Tante Anggun! Ada orang di rumah." Itu teriakan Denan yang memasuki rumah Arrash tanpa izin dan mencari kami bertiga di ruang makan. Sudah biasa.
"Ehh semuanya lagi pada sarapan yaa?! Aku boleh ikut numpang sarapan ga nih? Soalnya rumah kosong om! Tante!" Omongnya yang memakai kaos hitam, celana jeans pendek, dan rambut yang sudah tertata rapih apalagi jambulnya.
"Yaudah sini lo gabung makan." Lancangnya cowo itu, dia langsung menyambar roti yang belum sempat Arrash makan.
"Makan ini aja dhe. Sorry Rash gue ambil." Dengan mulut yang penuh terisi makanan dia baru meminta maaf karena melihat Arrash yang menggerutu sendiri.
"Nan! Kamu tau nama pacarnya Arrash? Dia udah berani coba coba pacaran tuh!" Tanya mamah yang masih saja meledek Arrash.
"Pacar, tan? Mana punya pacar si Arrash? Ngerti suka sukaan aja nggak, tan."
Semua itu sudah terabaikan saat bonyok Arrash sudah berangkat kerja, Arrash dan Denan juga tertidur pulas di sofa ruang keluarga.
14.12 WIB
Denan yang terbangun duluan pun dengan santai membangunkan Arrash. Saat Arrash membuka matanya, matanya langsung menjurus ke arah jarum jam yang menunjukkan bahwa setengah jam lagi Kevin akan menjemputnya.
Arrash mengerutkan dahinya dan memasang wajah kaget. "What time is it?! 14.20? Mati gue!"
"Lo kenapa panik gitu sih?! Biasa aja kali!" Tanya Denan yang melihat Arrash panik entah mengapa.
"Lo ga tau sih?! Gua udah telat nih!" Arrash mengerucutkan bibir.
"Yaudah kalo lo udah telat! Yaa cepet siap siap! Bukannya malah duduk bawel gini!" Tegas Denan menarik lembut tangan Arrash dan menyuruhnya mandi.
"Mandi udah, sekarang gue harus milih baju yang pas buat gue pake! Aduh make baju apa gue? Baju gue banyak sih, tapi ga ada yang cocok ahh." Gumam Arrash yang sibuk mencari pakaian yang cocok di dalam lemari pakaian.
Pertama kali Arrash seribet itu hanya untuk bertemu pria yang seringi temuinya di sekolah. Dia memang sedang merasakan first love yang benar benar bisa membuat semua tingkah lakunya berubah drastis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak.
Teen FictionDiamku adalah cara mencintaimu paling sulit. Antara aku. Dia. Sahabatku? Dan perempuan itu. Lalu bagaimana dengan detak dalam hatinya yang selalu mengukir namaku? cover by kacamata graphic