[1]

1.3K 38 7
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Takdir ku adalah bertemu dengan mu
Meski aku tau jalan itu begitu sulit
Sangat jauh dengan mata yang terpejam
Aku tetap menemukan mu yang tidak terlihat
_Stella de Suzy_

Suara aneh seakan memecahkan gendang telingaku terus berseru hingga membuatku terbangun dalam tidurku. Memangnya ada apa di kostanku yang nyaman ini. Kipas angin pun tidak seperti ini biasanya. Apa aku salah dengar atau telingaku yang rusak.

"Tun....tun...." tiba-tiba suara aneh yang begitu kencang membangunkanku seutuhnya hingga aku terlonjak dan membuka mata. Alangkah terkejutnya aku pagi hari ini, tidak-tidak sore hari ini, entahlah aku tidak tau.

Bagaimana aku tidak terkejut? Bayangkan ketika kamu terbangun kamu berada di sebuah kapal besar dengan tangan terikat. Ya! Sebuah kapal. Aku berdiri dan masih terpesona dengan apa yang terjadi sekarang. Hamparan laut yang begitu luas hingga tak terlihat daratan dimana pun, dan yang terlihat hanya kapal-kapal besar yang mengeluarkan asap begitu banyak dan pekat.

Kapal itu jika dilihat-lihat hampir sama dengan kapal yang aku tumpangi. Warnanya layar yang berkibar besar ukiran kayu pada kapal alat penembak meriam perang yang pernah aku lihat dan banyak alat lainnya di kapal yang ku tumpaki ini. Apakah ini kapal perang jaman dulu? Seketika aku sadar dari keterpesonaanku.

Apa itu berarti aku ada di kapal perang? Aku baru sadar bahwa pakaian yang ku gunakan pun sudah sangat acak-acakan, dan kotor.
Apa sekarang aku sedang diculik?
Bagaimana keadaan di tempat tinggal ku?
Universitas ku?
Kost ku?
Apakah media menyiarkan tentang hilangnya aku?
Seorang mahasiswi Ilmu Hukum Semester tujuh diculik dikamar kostnya. Ini tidak masuk akal.
"Tidak...!"

------------------

Kini gadis itu sudah tidak dapat berteriak lagi. Bagaimana dia dapat berteriak mulutnya kini sudah tertutup oleh kain yang diikat ke belakang kepalanya. Teriakan terkejut dan takut akan pendapat dirinya sendiri bahwa dia diculik, sehingga mengundang salah satu awak kapal terbangun dan menutup mulutnya dengan kain.

"Tidak kah kamu bisa diam. Suaramu bisa membuatku tuli. Sejak kemarin kau diam saja tidak memberontak. Atau kau ingin adik mu yang ada di posisismu sekarang?" Bentak awak kapal tersebut.
Gadis itu terus berontak dalam keadaannya sekarang. Ia sangat ingin menjawab pertanyaan sang awak kapal tersebut.
"Oh... Kau ingin menjawab pertanyaan ku. Baiklah akan ku buka penutup mulut mu itu"

"Tidak, aku tidak ingin adiku Elen ada di sini. Di tempat kotor ini." Jawab gadis itu sesaat, setelah kain penutup mulutnya dilepas.

"Ho,ho,ho... Kau pikir adik mu akan selamat setelah apa yang dia laku kan terhadap Ibu Jendral J.P. van Helden. Dia akan segera di tendang ke rumah bordir. Yah! Mungkin sekarang dia sudah bukan perawan, jika dia masih hidup."

"Apa kamu bilang? Jendral? Tunggu dulu, apa kah Indonesia sedang di jajah lagi?" Tanya gadis itu dengan polosnya.

"Kau sedang main-main ya! Indonesia? Apa itu Indonesia?" Tanya awak kapal itu.

"Indonesia. Negaraku. Tempat asalku" Awak kapal semakin geram dengan ucapan yang keluar dari mulut gadis itu.

"Kau! Sejak kapan tempat asalmu menjadi sebuah negara?" Bentak awak kapal tersebut.

"Sejak 17 Agustus 1945." Jawab gadis itu dengan wajah ketakutannya.

"Hah! Bhahahahaha.... Kau sedang bercanda. Jelas-jelas ini masih abad ke-17 dan kau tadi bilang adik mu siapa? Elen? Hahah.. Mana ada gadis pribumi seperti kalian diberi nama Elen. Nama adikmu itu Martini dan sudah jelas dia menjadi terkenal di kalangan bangsawan Nederland maupun pribumi karena kepiawaiannya meladeni para lelaki di rumah bordir. Hah? Benarkan? Kalian berdua itu sama saja, jalang!"

NOW AND KNOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang