Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Jika hanya terpisah waktu dan jarak
Semua orang pernah merasakannya
Tapi aku dan kamu terpisah takdir
Kamu yang sekarang dan aku yang dimasa depan.
_Stella de Suzy_“Makanlah, sudah kutaruh roti di atas meja samping ranjang. Aku tau kau tidak akan bisa melarikan diri dari kapal ini.” Secara tiba-tiba di mendekatkan kepalanya ketelingaku.
“Jangan coba-coba menyiksa dan melukai diri sendiri, karena hanya aku yang berhak.” Bisiknya yang membuatku tidak berkata-kata, sambil ia berlalu.
Diantara kebingunganku, tiba-tiba dia berhenti melangkah dan berteriak “Matipun, kau tidak diperbolehkan!”
***
Memalukan!
Bagaimana tidak? Bisikan dia tadi membuat jantungku berdetak sangat cepat. Kulitnya yang putih bersih, hingga membuatku bingung apakah betulan jendral perang?Lebih parah lagi, bibir itu menyentuh telingaku. Gila-gila kenapa sekarang yang ada dipikiranku suara desahanya.“Stop Stela dasar mahasiswi cabul. Dia berbisik bukan mendesah!” Malam itu, membuatku terjaga memikirkan semua ucapannya yang seakan menjadi kata-kata yang sangat romatis ditelingaku. “Dia menyiapkan roti ini.” Kutatap lekat roti itu yang sangat sayang untuk dimakan.
Kruwuk!“Sial perutku kelaparan!” akhirnya kumakan roti itu dengan sangat rakus disusul penyesalan setelah roti itu dilenyapkan mulut ini.
“Selamat berproses kenangan!” ucapku kepada kepada roti yang sudah ada di dalam perut sambil mengelus-elus. Aku pun langsung berbaring, dan kucoba memejamkan mata.
“Jangan coba-coba menyiksa dan melukai diri sendiri, karena hanya aku yang berhak.” Kata-kata itu tiba-tiba berputar di kepalaku.
“Bukankah itu ucapan tokoh-tokoh utama pria didalam novel ataupun komik?” Seketika kuringkukan badan dan bersemu merah menahan rasa gemas.
“Bahkan dia tidak memperbolehkan aku mati. Ayolah... Bukankah itu mulai tumbuhnya bibit-bibit cinta dalam love scenario.” Dasar Jendral tampan yang membuatku susah tidur runtuku.
Sejak malam itu aku terus mencari keberadaan Helden. Menunggu wajah datarnya dan kata-kata kasarnya yang padahal dia malu-malu padaku. Ku pukul-pukul kepalaku, bosan sekali terus dikapal ini. Andai ini kapal pesiar masa depan pasti menyenangkan.
"Tolong aku laut biru.. Kenapa tidak ada handphone dan Wi-Fi. Anak jamanku tidak bisa hidup tanpa kalian. " Teriakku di ujung kapal. Saat pagi tiba.
"Hey kau!"
"Astaga! " mengagetkanku saja. Siapa dia?
"Kau sedang apa teriak-teriak? Ini baju Sukma?." Sukma siapa dia?
"Tuan Verleden, kau sedang apa di sini?"
"Ah..Bostton anakku. Kapal yang ayah tumpangi kehabisan bahan bakar dan ayah harus segera kembali ke kerajaan. Raja menunggu laporan dari Hindia."
"Baiklah, jangan berlama-lama di dekatku, terutama Helden." Apakah dia ayahnya Helden? Pantas saja wajahnya hampir mirip sama-sama tampan tatapku kagum. Tapi kenapa Bostton kasar sekali dengan ayah Helden?
"Um.. " Kekaguman itu seketika lenyap berubah menjadu perasaan risih melihat pria tua dan berkarisma ini karena tidak henti dia melihatku dari atas hingga ujung kaki.
"Kau budak Helden bukan? " What? Budak?
"Siapa nama mu? Kau cantik. " tanyanya dengan mengangkat daguku. Seketika kakiku bergetar takut karena perlakuannya. Apa ini? Apa yang harus aku lakukan. Mataku tertutup rapat karena ketakutan.
![](https://img.wattpad.com/cover/90463765-288-k7212.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOW AND KNOW
RomanceHIATUS nb.Kecuali ada kendala lain Sebuah kisah mengenai seorang gadis di tahun 2017 yang kembali pada abad ke-17 dimana jiwanya masuk kedalam raga dikehidupan sebelumnya. Kehidupan rumit yang sama sekali tidak diketahui Stela. Masa-masa kelam negar...