[22]

57 3 2
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Aku bukan tidak memiliki isting romantis.
Dan kamu tidak suka menjelaskan
Bagaimana aku tau cara untuk bertindak?

-JP Helden Verleden-

Jendral itu terdiam tidak dapat melanjutkan ucapannya. Sebenarnya dia sudah tau nama wanita dihadapannya, tapi bukankah akan sangat aneh jika dia tau sebelum berkenalan. Baru kali ini berkenalan dengan seorang wanita serasa sangat menyulitkan.

"Baiklah, namaku Phillips Jordan. Untuk namamu, nanti juga aku akan mengetahuinya."

***

Phillips Jordan merupakan bangsawan yang berasal dari rakyat biasa. Menjadi orang sisaan perang membuatnya harus hidup terlunta-lunta penuh ketakutan diumur 5 tahun. Entah bagaimana dia bisa berada di wilayah Inggris dan juga melupakan dari mana asalnya. Tapi sepertinya tuhan sangat menyayanginya dengan memberikan bakat luar biasa kepadanya ditambah rupa bak malaikat.

Saat itu para bangswan mengadakan lomba berburu dengan tujuan mencari bakat-bakat tersembunyi diantara rakyat biasa. Karena tidak membutuhkan biaya dan memiliki hadiah yang cukup tinggi Phillips mencobanya. Tidak disangka keahlian menembaknya membuat dia diangkat sebagai pengawal bangsawan ternama Inggris Jordan Argoniel.

Jordan Argoniel merupakan sosok bangsawan yang menjadi rebutan politik karena sifat netralnya. Dia sosok lelaki yang terkenal setia. Meski istrinya mandul dan memiliki cacat tidak pernah terpikirkan olehnya untuk berpaling.

Bukannya mengawal mereka lebih terlihat merawat Phillips seperti anak sendiri. Dari sana Phillips belajar kasih sayang dan kehangatan. Seperti itulah dia tumbuh dan mendapatkan nama keluarga. Dia tumbuh menjadi seorang Jendral atas bakatnya dibidang tempur terutama menembak.

Seorang anak yang lahir dengan penuh ketakutan kini tumbuh dengan tidak memliki ketakutan sedikitpun. Sedangkan disuatu tempat seorang anak yang lahir tanpa ketakutan kini hidup penuh ketakutan.

Pagi di Kartasura tidak dapat dibenci siapapun. Karena hujan semalam kabut enggan pergi hingga pukul 10 siang. Berbeda dengan tim medis yang sudah harus berjalan menuju bukit. Mereka mendapatkan perintah inspeksi mendadak di bukit tempat karantina koloni Inggris.

Helden yang mendengar kabar itu tidak dapat diam. Dia menghadang kelompok koloni yang diperintahkan ayahnya itu. Kekhawatiran yang memuncak membuatnya tidak dapat mengontrol emosi. Hingga dia harus memarahi Suzy yang gegabah dan tidak mendengarkan nasihatnya.

"Sudah ku bilang jangan menyentuh apapun cukup memperhatikan!" Bentak Helden tepat didepan mata Suzy. Menahan malu Suzy terus menundukan kepalanya.

"Sudah kubilang juga ikuti protokol penanggulangan wabah yang sudah kita sepakati! Kenapa kamu begitu bodoh! Apakah kamu sapi bajak pribumi? Diperintahkan A kamu lakukan A, diperintahkan B kamu lakukan B!". Helden memarahi tanpa tau lawan mainnya sedang bergetar hebat. Suzy menahan malu, takut, kecewa, dan marah dalam dirinya.

"Kenapa diam saja hah?" Helden menatap Suzy dan baru menyadari bahwa wanita itu sedang bergetar. Emosinya seketika menurun rasa bersalah langsung meliputinya. Dia merasa bodoh karena emosinya selalu menjadi boomerang dalam hubungan cintanya dengan Suzy. Dilihatnya pundak Suzy yang terbuka dan dress yang sudah sobek bagian bawahnya karena terkena ranting sepanjang perjalanan. Helden melepas jubah kebesarannya berniat untuk memakaikan kepada Suzy.

"Ak-" Belum sempat Helden meminta maaf bahu Suzy sudah tertutup selimut medis. Seorang laki-laki yang sedari tadi memperhatiakan pertengkaran itu tidak dapat menahannya. Dia terus meragukan apakah benar isu bahwa Helden jatuh cinta kepada Suzy itu benar?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NOW AND KNOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang