[21]

31 1 0
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Saat kau sudah menemukan yang tepat
Kamu akan terus mebandingkannya untuk berpaling
Tapi sialnya dia tetap jadi pemenang
Dan kamu lagi-lagi gagal melupakan

-Stella de Suzy_

"Ck! Baguslah nak! Patuhi Raja Kartasura Yang Mulia yang telah kita angkat ini!"

Helden terdiam dan berdecak. Lalu Pergi meninggalkan aula.

"Dia selalu seperti itu!" Gumam Helden.

***

Kasak kusuk memenuhi tempat perhentian koloni kapal yang dipimpin Helden. Hampir semua rombongan mempertanyakan akan berhentinya mereka di tengah jalan menuju keraton Kartasura. Begitu pula Suzy yang terus mendongakan kepalanya. Menengok ke kanan dan kiri mencari keberadaan pemimpin koloni.

"Ini sudah hampir satu jam. Apakah kita diboikot seperti koloni sebelumnya di Banten?"

"Mana mungkin? Kecuali mereka menginginkan pertempuran."

Bostton terus menunggu kedatangan Helden yang tidak terlihat sama sekali.

"Sepertnya kita harus bertolak." Leshion merasa waktu istirahat mereka sudah cukup lama. Yang dia khawatirkan adalah jika tidak segera bertolak pasukan Kartasura dapat segera mengepung mereka apabila negosiasi Helden gagal.

Seperti pimpinan srigala Helden kembali muncul diantara ilalang dan padang rumput sembari mengacungkan pedang memberi isyarat untuk melanjutkan perjalanan. Segera seluruh koloni bergerak menuju keraton Kartasura. Mereka membelah padang ilalang lalu memasuki hutan pinus.

Setibanya disana seluruh koloni langsung berpencar menuju tempatnya yang sudah ditetapkan masing-masing. Tim medis, prajurit, pedagang, bangsawan, dan gubernur jendral masing-masing memiliki tempat yang berbeda.

Tim medis memiliki tempat yang cukup jauh dari gerbang utam, aula, atau pun tempat yang sering dipadati orang. Mereka ditempatkan di suatu bangunan yang terpisah, cukup luas bahkan sangat luas. Akan tetapi bangunan itu seperti lapangan, tidak ada sekat satupun hanya jamban saja yang terpisah.

"Jadi tim medis perempuan dan laki-laki bersama?" Jessi tersenyum sumringah berbisik pada Suzy.

Jika dilihat-lihat hampir seluruh tim medis pria memiliki rupa yang cukup rupawan. Wajah yang memberikan kesan kelembutan dan kebersihan, meskipun tidak terlalu berotot seperti para prajurit. Namun tetap saja sejuh ini wajah-wajah rupawan itu tidak dapat ditandingkan dengan Bostton apalagi Helden.

"Rupanya selama ini aku tinggal dengan titisan surga." gumam Suzy.

Jessi yang mendengar gumaman Suzy tersenyum salah arti. Menyadari bahwa akhirnya dia memiliki teman yang sama-sama peduli dengan wajah anggota tim medis.

"Kita beruntung, wajah surga itu berpihak pada tim medis. Tidak ada tim lainnya yang serupawan ini."

"Ckckck! Kenapa kamu tidak segera memilih diantara mereka?" Sergah Luzy.

"Hey! Jika aku memilih satu aku tidak dapat melirik yang lainnya."

"Benar juga! Hahaha..." mereka bertiga tertawa.

Seluruh tenaga medis menggelar tikar dilantai. Menderetkan sebanyak mungkin kapasitas yang dapat ditampung diruang medis. Bukan untuk mereka tidur prioritasnya melainkan untuk keadaan darurat yang mungkin tidak mereka pahami.

NOW AND KNOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang