Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Sebuah obsessi
Dapat membangkitkan karakter asli
Iblis kembali saat semua tidak teraih._JP Helden Verleden_
"Pukul saja, bahkan aku ingin kau membunuhku. Agar aku segera bertemu dengan Mart dan meminta maaf padanya." Kaki Bostton lemas dan jatuh duduk dilantai dengan lutut yang menjadi tumpuan. Kepalanya menunduk sedangkan tangannya lemas terjatuh di kedua sisinya. "Bunuh aku Helden!" teriak boston.
"Ada apa ini?" Tanya Luzy yang datang dengan Suzy.
***
Dengan pelan Luzy menekan kompres air dingin pada pipi Bostton. Sesuai kesepakatannya dengan Suzy, kini dia sedang menenangkan Bostton, sedangkan Suzy sedang menenangkan Helden.
Akan tetapi setibanya di ruang medis Bostton tenang dengan sendirinya. Hanya saja ketenangannya seperti bom waktu. Dia hanya diam, bahkan wajahnya datar. Tidak ada perasaan yang terlihat dari wajahnya. Luzy takut saat perasaan itu terus dipendam akan meledak seperti kejadian tadi.
Luzy merasa Bostton pada dasarnya hampir mirip dengan Helden. Hanya saja dia pandai menyembunyikan perasaannya terutama dihadapan Helden. Tapi apa yang membuatnya dapat dengan gamblang meluapkan perasaan pada Helden tadi? Luzy ingin menanyakannya tapi dia ragu karena takut akan mengganggu perasaan Bostton. Toh, mereka tidak sedekat itu untuk ikut campur urusan satu sama lain.
"Aku tidak ingin kalian yang tersisa meninggalkanku lagi." Bostton membuka suara setelah diam begitu lama. "Aku tidak ingin kalian meninggalkanku seperti Martini. Aku hanya ingin kalian tidak menyesal satu sama lain dan saling meninggalkan."Bibir Bostton kembali bergetar. Dia tidak tau kenapa saat bersama Luzy perasaannya tidak mampu disembunyikan dan meluap begitu saja.
Luzy menepuk pelan bahu Bostton tanpa berkata apapun. Dia berpikir, sepertinya saat ini Bostton hanya butuh didengar.
"Aku percaya pada Helden karena dia pernah memenangkan pertempuran. Tapi aku tidak dapat percaya pada orang lain. Tangan dan kakiku terus bergetar saat memikirkan orang lain yang akan memimpin pertempuran. Rasa takut akan bayangan kekalahan dan kehilangan kalian semua terus melintas. Jika aku masih hidup.. Aku tidak bisa hidup dengan kehilangan seseorang satupun. Bahkan jika ada sosok gelandangan yang menyusup ke kapal ini pun. Aku tidak ingin kehilangan itu." Bostton semakin bergetar hebat saat kata demi kata keluar dari mulutnya. Rahangnya yang tajam juga ikut mengeras.
"Setiap manusia akan terus kehilangan sesuatu. Umur, uang, kesehatan, kedudukan, jabatan, teman, wanita, seseorang yang tidak berarti atau yang berarti. Tapi yang jadi masalah adalah rasatakut ini Bostton." Tunjuk Luzy pada dada Bostton. "Rasa takut yang timbul karena kehilanganan. Rasa takut yang ada pada dirimu adalah rasa takut ditinggalkan."
"Baiklah aku akan menjadi pemimpin pertempuran!" Helden berjalan dari pintu masuk ruang medis. "Takan ku biarkan kekalahan terjadi dalam pertempuran itu!" lirik Helden pada Suzy yang baru saja masuk. Begitupun Luzy yang terus bertanya pada Suzy apa yang telah terjadi tanpa suara."Khm... Ya ampun... Kenapa ruangan medis sekotor ini. Bagaimana jika tikus penyebab wabah hitam masuk sini." Suzy mengalihkan situasi tadi dengan ucapannya yang asal.
"Benar, beberapa dari mereka di abad 14 pasti sedang berkelana diam-diam. Mari kita bersihkan ruangan ini! Tidak ada yang menjamin kapal ini tidak akan menjadi sarang tikus-tikus itu." Balas Luzy membantu, agar pembahasan tadi selesai. Tentu saja karena dia penasaran dengan apa yang dilakukan Suzy pada Helden.
![](https://img.wattpad.com/cover/90463765-288-k7212.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NOW AND KNOW
RomansaHIATUS nb.Kecuali ada kendala lain Sebuah kisah mengenai seorang gadis di tahun 2017 yang kembali pada abad ke-17 dimana jiwanya masuk kedalam raga dikehidupan sebelumnya. Kehidupan rumit yang sama sekali tidak diketahui Stela. Masa-masa kelam negar...