[10]

50 4 0
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Seharusnya aku lebih cepat sadar
Bahwa lebah selalu bahagia saat memeluk bunga.
_JP Helden Verleden_

“Biar aku yang gendong!” pikirku anak itu tidak akan seberapa berat tapi ternyata tenagaku terkuras setelah kelaparan di atas kapal berminggu-minggu. Tiba-tiba tangan orang yang kukenal membantuku mengangkat anak itu. Mata terkejut ku berpandangan dengan mata dinginnya. Kasak-kusuk terdengar dari orang sekitar yang memanggil namanya terutama para wanita.

“Helden!”

***

Mata Helden membulat teringat akan kejadian Mart dan ayahnya tujuh tahun lalu. Dia melihat dengan kedua matanya sendiri bahwa Zyzy nama gadis pribumi yang dia tau sedang melakukan hal yang sama namun bertujuan membangunkan anak laki-laki itu. Kebingungan melandanya taat kala dalam pikirannya menduga bahwa Mart juga melakukan hal itu untuk membangunkan ayahnya.

Perempuan itu benar-benar dapat menghidupkan kembali anak tersebut. Saat itu juga Helden tidak dapat berhenti menduga-duga.

"Panggil tim medis pria!"

Dia tau seluruh tim medis pria yang dikerahkan sebagai benteng terdepan kala perang sedang dalam perawatan. Tidak tahan melihat Suzy yang keberatan mengangkat pasien darurat tanpa ragu Helden datang membantu.

Hal yang dia lakukan selama satu minggu sia-sia. Dia tau Suzy berada bersama Lizy tapi dia enggan menemuinya. Alasannya karena banyak perusahaan local dan multinasional mencari kelemahan VOC. Kasus penculikan pekerja, keluarga, dan bahkan budak VOC meningkat setiap harinya. Dia tidak ingin Suzy ikut terlibat dalam perang dagang yang dapat mengambil siapa saja orang VOC dan menyandranya.

Sesampainya di tenda medis Lizy terus mencuri pandang pada Helden yang tenggelam pada praduganya. Tanpa dia sadari Suzy telah tenggelam juga dalam praduganya “Apakah Helden dan Luzy memiliki suatu hubungan?”

“Boleh aku menanyakan sesuatu?” Tanya Helden dan Suzy satu sama lain. Suasana di dalam tenda semakin canggung saja.

“Aku ke kereta medis dulu untuk mengambil peralatan obat.” Kikuk Luzy melihat adegan itu dengan anggun berjalan keluar tenda.

Setibanya diluar tenda dia melihat Bostton yang berdiri diam. Nampak jelas bahwa dia enggan masuk kedalam tenda dengan wajah penuh kebingungan.

“Kamu tidak masuk?” lelaki itu hanya diam. Merasa kesal akan hal itu Luzy menarik paksa tangan Bostton. “Ayo bantu aku bawa alat medis dan obat di kereta!”

Dua orang di dalam tenda itu terus diam setelah melontarkan pertanyaan satu sama lain. Helden bertanya apakah yang Suzy lakukan pada anak ini merupakan tindakan medis.

Suzy terus menimbang bagaimana cara menjawabnya. Jika dia menjelaskan metode CPR sekarang bagaimana nasib penemu yang sebenarnya nanti. Dia tidak ingin membuat efek kupu-kupu dalam kehidupan mimpi yang masih dugannya. Bagaimana jika ini bukan dunia mimpi?

“Benar, aku memberikan napas buatan agar jantungnya berdetak lagi.” dia memilih memberi tahu secukupnya saja.

“Napas buatan?” Helden terhenyak mendengar ucapan Suzy. Dia ingat Mart sempat menceritakan bahwa kakaknya Zyzy merupakan anak pintar yang tertarik pada dunia medis. Salah satunya metode napas buatan yang telah diajarkan pada Mart.

“Aku ingin Bostton berhenti berdetak saat melihatku. Sehingga aku dapat memberi napas buatan padanya.” Teriak anak kecil berumur 8 tahun itu.

NOW AND KNOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang