Kedelapan

1.2K 122 54
                                    

ATTENTION!!

Jadi gini... Ibu ane udah merambah dunia wattpad, sekarang lagi demen baca dan eh, liat nama ane katanya ini teteh ya? Ane bilang i iya, terus ibu ane nyerocos apa yang doi gak suka dan suka di cerita ane, ya syudah yah itu gremet banget... Jadi intinya ibu ane gak suka banyak bahasa korea yang ada kek, Annyeong... Kajja, bla bla bla gitu...
Jadi ane turutin, biar gak dikutuk jadi undur undur anenya.
Ya udah itu aja, sekian dan terima kasih.
#Halo ibu...
.....................................................

Diperjalanan menuju rumah Mingyu, Jiyeon kembali tertidur dibahu sang suami...

Hari liburnya yang berharga akan Jiyeon manfaatkan sebaiknya.

"Sayang... Bangunlah, sudah sampai." ucap Mingyu.

"Benarkah?" Jiyeon mengusak mata mengantuknya dengan cara yang imut.

"Uhm..." Mingyu mengangguk sesaat kemudian Mingyu mengecup kening Jiyeon.

Bocah ini tak bosan mengecupi istrinya.

Manis sekali.

Keduanya akhirnya keluar dari mobil yang bertugas menjemput mereka dari hotel,

"Selamat datang sayang... Bagaimana bulan madunya?" tanya Nyonya Kim pada keduanya.

Jiyeon tersenyum lebar sedangkan Mingyu hanya menatap ibunya datar.

"Pemandangannya indah bukan Mingyu?" Jiyeon menunggu respon suaminya begitupula ibunya namun Mingyu hanya mengangguk setuju.

Sikap Mingyu didepannya dan didepan ibunya sungguh berbeda.

Dihadapannya Mingyu bagaikan anak anjing manis yang menyenangkan sedangkan ia kan berubah menjadi anjing liar yang buas saat berada dihadapan ibunya.

"Ya, ayo masuk... Makan siang sudah siap, sudah ada kakak dan ayah yang menunggu kalian."

"Mereka tak kerja bu?" tanya Jiyeon lagi.

"Tidak, mereka sengaja menunggu kalian." balas sang ibu berusaha tersenyum pada anak dan menantunya. "Ayo masuk." tambah ibunya menggamit tangan Jiyeon, Mingyu ditarik tangannya oleh Jiyeon.

"Ayo..." ajak Jiyeon pada suaminya.

Benar saja dimeja makan sudah tersaji banyak makanan dengan dua pria yang menunggu mereka.

Ayah tiri Mingyu menyambut kedatangan Mingyu dan Jiyeon dengan tangan terbuka,

Jiyeon membalas pelukan ayah tirinya begitupula Mingyu membalas seadanya.

"Selamat Jiyeon, bagaimana bulan madunya, tapi kudengar kau sudah mengandung... Kau gerak cepat Jiyeon. Bagus..." sindir Joomnyun.

"Kenapa kak, jangan bilang kau iri pada kami? Kalau kau iri maka hentikan ke playboy-anmu terlebih dahulu, dan segera kenalkan ayah calonmu yang sesungguhnya, kami menantinya." Mingyu menyindir kakak tirinya dengan senyuman, sontak saja senyum Joonmyun terhenti dengan sindiran tajam adik tirinya.

Mingyu memang manis tapi ia akan berubah buas saat sesuatu yang ia miliki disepelekan.

"Sudah sudah... Ayo makan kau sudah tak mual lagi bukan Ji?" tanya ibunda Mingyu.

"Tidak, tadi sarapan juga sudah biasakan Mingyu?" tanya Jiyeon meminta persetujuan Mingyu.

"Mingyu-Mingyu kau lupa aku ayah, Bunda." ralat Mingyu.

"Iya, aku sudah makan sarapan dengan biasa bukan, ayah bayiku?" tanya Jiyeon malu dengan embel embel belakangnya...

Seperti anak alay yang baru mengenal cinta mereka saling memanggil ayah bunda diawal hubungan.

Give LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang