Kedua puluh satu

1.2K 87 20
                                    

Tubuh wanita itu mulai berisi,
bokongnya semakin padat, 
bra yang biasa ia pakai semakin membuat sesak hingga membuat payudaranya terlihat seolah tumpah, apalagi saat malam hari...

Jiyeon kini tak nyaman menggunakan piyama reguler yang panjang.

Ia hanya menggunakan lingerie atau daster pendek yang tipis

Mingyu selalu berusaha berhati hati jika Jiyeon sudah seperti itu,

karena itu selalu berhasil menggoda imannya untuk dapat menyetubuhi sang istri.

Terkadang Jiyeon masih bisa dibujuk untuk bermain sebentar tapi terkadang Mingyu hanya mampu menggigit jari.

"Yah,  panas..." rengek Jiyeon mengipasi dirinya dengan tangan seadanya, meskipun ac telah mencapai 18 derajat.

Mingyu masih memainkan permainan ponselnya dari sejak tadi sore, tak berniat mengalihkan pandangannya. Pria itu belum dinyatakan diterima oleh universitas, pengumuman hasil ujian Ksat akan diumumkan 2 minggu lagi jadi Mingyu habiskan hari harinya dikantor, 

Nyonya Kim telah memberi sebuah kekuasaan untuk putranya menghandle perusahaan developer ramah lingkungan karena beliau tahu Mingyu menyukai arsitektur seperti mendiang sang ayah.

Kembali pada Jiyeon yang merengek dan Mingyu yang asyik bermain ponsel.

"Buka saja." ucap Mingyu datar wajahnya masih terpaku pada ponsel dipangkuannya.

"Buka? Nanti kalau aku masuk angin bagaimana? Kau benar benar tak punya perasaan. Matikan gamenya aku bilang." Mingyu menghela nafas panjang kelelahan.

melihat reaksi itu Jiyeon mulai menggigit bibir bawahnya sendu.

"Kau bosan padaku?  Kau mau mencari wanita lain yang cantik dan tidak gendut seperti aku? Kau lelah kan diganggu oleh keinginanku?" air mata Jiyeon mulai luruh membasahi pipinya,  Mingyu menarik nafasnya menahan stres... Jiyeon kembali menjadi drama queen,  selain libido yang tinggi Jiyeon juga mudah tersinggung semenjak kehamilannya, yah... plus minus ibu hamil.

Sedikit sedikit marah,  kesal,  ngambek lalu menangis tapi tak berapa lama ia akan kembali tertawa dan ceria.

"Oh God, Tidak... Aku minta maaf, maksudku kalau kau memang kepanasan kau bisa buka pakaianmu dan biar aku memelukmu semalaman, biar kau hangat." Jiyeon berpikir sejenak setuju.

"Oke kalau begitu." wanita itu membuka lingerie tipisnya, membiarkan payudaranya terbebas bergoyang indah tanpa halangan.

Mingyu menelan ludahnya berat... berat melihat wanitanya seperti ini tiap malam.

Jiyeon melemparkan satu set lingerie itu asal entah kemana dan Mingyu menahan nafasnya perlahan memeluk sang istri seraya menarik selimut demi menutupi tubuh mereka.

"Kim Mingyu... 'adikmu' menggelitikiku terus. kan geli..." Jiyeon merengek didekapannya terlihat semakin seksi dimata Mingyu.

"Maaf..." bisik Mingyu terdengar parau, mati matian ia menahan gejolak hasrat ingin menghujamkan kejantanannya pada sang istri jika tak mengingat wanitanya kini hamil 7 bulan karenanya.

Jiyeon bukannya diam dan mengabaikan keinginan suaminya yang sangat terlihat itu tapi ia ingin agar Mingyu yang memintanya sendiri.

Wanita itu mendiamkan Mingyu yang mulai gelisah, detak jantung yang tak beraturan dan nafasnya yang  berat, dengan jahilnya Jiyeon kembali merengek pada Mingyunya.

"Sayang, buka bajumu..." Jiyeon mengelus perutnya seolah ini adalah keinginan sang bayi, seolah mengerti maksud Jiyeon, Mingyu mengangguk saja, membuka kausnya dan kembali memeluk Jiyeon rapat.

Give LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang