kedua puluh lima

1.1K 86 26
                                    

"Iya bunda. Tapi, cium dulu." Jiyeon terkekeh dan mengecup bibir Mingyu sebentar.

"Oke energiku sudah dicharge, aku siap bekerja." Mingyu segera merapikan tatakan piring, sendok, sumpit dan hal prentel lainnya.

"Kami pulang..." ucap sang ibu mertua menggandeng ayah mertua Jiyeon menuju kearah anak dan menantunya diruang tengah.

"Ibu, ayah... Selamat datang." sapa Jiyeon .

"Selamat datang. Eomma... Paman Kim." ucapan salam Mingyu sontak membuat keduanya kaget, ralat bukan keduanya tapi ketiga atau empat Jiyeon dan anaknya juga kaget.

...

Ini pertama kalinya sejak Jiyeon menikahi Mingyu, suaminya secara sadar tanpa dipaksa menyapa terlebih dahulu ibu dan ayah tirinya.

"Sudah siap makan malamnya?" tanya ibunda Mingyu canggung.

Sohye mendekati Jiyeon menginformasikan makan malam telah siap, Jiyeon pun membalas untuk segera di sajikan saja.

Selagi menunggu makan malam disajikan, mereka berkumpul diruang tengah.

"Aku sebaiknya memanggil Joonmyun juga kemari tunggulah yeobo." ucap Tuan Kim.

"Ahjushi biar aku saja." tawar Mingyu pada sang ayah tiri.

"Wah, terima kasih Mingyu."

"KIM JOONMYUN KAU MAU MAKAN TIDAK?!!!!?!" teriak mingyu dari lantai bawah.

"Yak! kau pikir aku tuli! beraninya meneriakiku!" teriak Joonmyun yang kalah keras suaranya dari Mingyu barusan.

Pertengkaran keduanya tak membuat kedua orang tua itu marah malah kaget luar biasa.
Ini seperti sebuah peristiwa yang aneh dihadapan para orang tua.

"Makan malam sudah siap, selamat menikmati." ucap kepala pelayan mempersilakan para anggota keluarga memasuki ruang makan yang telah tertata rapi.

"Bu, bisa ambilkan ayamnya? Terima kasih." ucapan minta tolong Mingyu terasa manis ditelinga sang ibu, sudah lama ia tak mendengar permintaan kecil seperti itu dari bibir sang putra.

Ayah tirinya tersenyum lembut menatap ibunya yang terharu.

"Lalu, apa yang kalian lakukan sampai berwajah mengenaskan seperti ini? " tanya ayah Joonmyun membuka obrolan. Semuanya mulai tegang ingin mendengar alasan keduanya, terlebih Jiyeon yang cemas.

"Hanya main main.. Mingyu memukulku lalu aku membalasnya... Tak ada yang serius percayalah." jawab Joonmyun santai.

"main main katamu? Kau membuat adikmu seperti itu Joonmyun anak nakal. Kau tak boleh seperti itu sebagai seorang kakak yang..."

"Ahjusshi, tak apa... Ini juga salahku... Aku bicara tak sopan pada hyung, aku pantas dipukul dan dia pun pantas kupukul."

"Anak brengsek." desis Joonmyun pada Mingyu.

"Kau yang brengsek." balas ayahnya pada Joonmyun.

"Sudahlah yeobo... Mereka pasti memiliki alasan yang tidak harus kita ketahui, yang penting mereka kembali akrab... Bukankah itu yang terpenting? Oh iya, Mingyu bagaimana pekerjaan dikantor?" tanya ibunya.

"Baik bu, tapi mungkin aku akan mengajukan sebuah proposal pelebaran jalan untuk apartemen suite di Incheon... Aku akan memberikannya pada ibu besok pagi untuk dipertimbangkan. pelebaran jalan itu pasti akan mengenai ladang warga dan aku ingin pembayaran sesuai dengan harga tanah disana, sebagai penggantian tempat mereka bekerja yang tereambil oleh kita."

"Oke... bagus, aku menunggunya dan Joonmyun... Bagaimana perusahaanmu?" giliran ibu tirinya bertanya pada Joonmyun.

"Jangan tanyakan dia..." Ibunda Mingyu memukul ringan punggung tangan
Suaminya.

Give LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang