Kesepuluh

1.2K 105 20
                                    

Untuk part 9 karena di private, kalian musti follow aku dulu ya...
Terus ceritanya dihapus dulu dari librarynya dan masukin lagi dilibrarynya.. Oke oke tengkyu...

...

"Sayang, ambilkan pakaianku... Aku lupa mengambilnya." ucap Mingyu cukup keras pada sang istri yang sudah memakai pakaiannya,

One piece selutut berwarna navy blue dengan tambahan ikat pinggang berwarna khaki nampak cantik membungkus tubuh Jiyeon.

"Ok."

Tanpa sadar Jiyeon mengambil pakaian senada dengan miliknya, baju polo berwarna navy dan celana berwarna khaki. "Cepatlah... Nanti mereka menunggu kita." lanjut Jiyeon saat Mingyu sudah menerima pakaiannya.

"Baik sayang... keringkan rambutmu jangan lupa." Mingyu melirik gulungan handuk yang masih bertengger dikepala sang istri.

"Aku akan mengeringkannya dimeja riasku." ucap Jiyeon terburu buru keluar kamar mandi, setelah mengambil pakaian kotor mereka kedalam keranjang.

Mingyu akhirnya sudah siap dan keluar dari kamar mandi,

Ia melirik sang istri yang masih sibuk merias wajah.

Tanpa berucap pria dengan gigi taring menawan itu mengambil hair dryer dan membuka handuk dikepala Jiyeon, menyisirnya perlahan kemudian mengeringkannya... Jiyeon menatap keseriusan suaminya dari cermin dihadapannya,

Sebuah senyum lolos dari bibir merona Jiyeon.

"Selesai... Ayoo." Mingyu mengusap rambut hasil blow-annya pada sang istri.

"Makasih..." Jiyeon menarik suaminya menuju meja makan, untunglah dimeja makan masih hanya ada ibu dan ayah mertuanya, dan dibelakang mereka Joonmyun mengekor menuju meja makan.

"Selamat pagi." ujar Joonmyun sambil menguap.

"Selamat pagi Ayah, Ibu, kakak ipar... Mingyu giliranmu." sapa Jiyeon sambil menyikut suaminya.

"Ya.. pagi."

"Kalian sudah mandi?" tanya ibu Mingyu,

"Ya. Jadwal checkupnya pagi Bu." Kilah Jiyeon malu mengingat yang barusan mereka lakukan.

"Benarkah? Setahuku dokter kandungan tak ada yang buka jam 7?" sambar Joonmyun dari belakang.

"Itu..."

"Kami akan mampir jalan jalan ketaman didepan rumah sakit, ada masalah Hyung?" Mingyu mem-backup Jiyeon yang sudah bingung mencari alasan

"Tidak." Joonmyun segera duduk disamping ayahnya berdampingan dengan Mingyu dan Jiyeon.

Jiyeon mengambil sarapan pesanan Mingyu.

"Ini, pesananmu." Jiyeon memberikan telur setengah matang beserta sosis dan bacon juga mash potato yang lembut dipinggirnya.

"Terima kasih... Uhmm... Enaknya..." puji Mingyu membuat Jiyeon dan ibundanya tersenyum.

Rasanya sudah lama tak mendengar pujian Mingyu pada masakanku - Batin Nyonya Kim.

"Apa hanya dia yang mendapat menu istimewa pagi ini?" sindir Joonmyun.

"Apa Presdir... Maksudku kakak ipar mau? Biar aku buat..."

"Kepala pelayan Seo!" teriakan Mingyu membuat Kepala pelayan segera mendekat kaget kearah Mingyu "Buatkan Kakakku sarapan yang sama denganku." ucap Mingyu menunjuk sarapannya sambil menggenggam tangan Jiyeon agar tetap diam dikursinya. "Maaf hyung... Istriku sedang hamil muda, dia tak boleh kelelahan. Kasihan bayiku..." Mingyu mengusap perut Jiyeonnya sembari menatap Joonmyun menyesal.

"Tak apa, Joonmyun pasti mengerti Mingyu~ya.." balas sang ayah tiri menjawab Joonmyun yang terus diam menatap Mingyu tajam.

Mereka makan dalam diam, kecuali ayah dan ibu yang nampak seru menceritakan kemungkinan perusahaan ayahnya melakukan perluasan ke kawasan asia pasifik.

Mingyu nampak tak nyaman dengan keluarganya,

"Kau mau susu?" tanya Jiyeon membuat Mingyu menatap istrinya kaget, pria itu tersenyum menyembulkan taring seksinya.

Jiyeon seolah tahu perasaannya saat ini.

"Mau."

"Biar aku ambilkan." Jiyeon bangkit.

"Aku juga mau." tambah Joonmyun membuat Mingyu semakin geram.

"Baik, tunggu sebentar." Jiyeon bangkit namun sebelum wanita itu bergegas kedapur, Mingyu ikut bangkit menaruh serbetnya dan menarik lengan istrinya penuh kekesalan.

"Kami berangkat sekarang." ucap Mingyu tak peduli.

...

"Kenapa Mingyu?" tanya Jiyeon didalam mobil Land rover Range rover evoque milik Mingyu, keduanya menunggu pelayan mengambilkan tas milik Jiyeon didalam kamar mereka.

"Dengar, jangan pernah melakukan semua keinginan Joonmyun dirumah ini, kau bukan asistennya disini." ucap Mingyu masih mengetatkan rahangnya keras.

"Aku hanya berusaha menjadi adik ipar yang baik Mingyu."

Mingyu menatap sang istri,

Ya, bukan salah Jiyeon... Wanitanya hanya ingin diterima dikeluarganya.

Ini salahnya, ia yang cemburu pada atasan istrinya.

Juga salah atasan Jiyeon, Si Joonmyun yang tidak tahu diri yang terus menerus merongrong istrinya dengan pekerjaan, tak tahu dirumah ataupun di kantor.

"Sampai kapan Joonmyun disini? Aku muak melihatnya." ucap Mingyu memegang setirnya kuat.

"Kakak... Kak Joonmyun... Hei, kau mau jalan jalan dulu disini?" ajak Jiyeon keluar dari mobil,

Menelusuri taman depan rumah yang terawat dengan baik jangan lupakan air mancur yang selalu bersih tanpa lumut sedikitpun.

"Kau masih kesakitan?" tanya Mingyu malu malu,

"Huh?" Jiyeon menoleh sedikit pada Mingyu.

"Itu, yang tadi pagi." tambahnya malu.

"Ah!! sedikit." jawab Jiyeon, ia malu sekali saat memikirkan hal itu,

Pertanyaannya... Apa saat itu? Saat kali pertama mereka melakukannya mereka juga seliar itu? - pikiran Jiyeon mengawang awang.

Tbc

Terimakasih readers

Give LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang