Keduabelas

955 98 23
                                    

"Kau tak ingat? Saat ulang tahun perusahaan tempatmu Bekerja tahun kemarin?"

"Kenapa?" Jiyeon menarik alisnya sebelah,  memandang Mingyu dengan tatapan curiga.

"Malam itu kau tampak formal dengan gaun hitam, kau bahkan lebih cantik dari kekasih Joonmyun tapi kau terlihat tak percaya diri dibelakangnya, wanita secantikmu hanya berdiri dipintu depan.

Dan membantu seorang anak sekolah masuk kedalam pesta tanpa undangan. Kau ingat? Itu pertama aku melihatmu... Ah,  kurasa itu sekitar setahun yang lalu." desah Mingyu masih menatap lurus kolam air mancur didepan sana.

"... Apa... Itu kau?" Jiyeon mengingat ingat,  ia ingat pernah menyuruh seorang bocah SMA masuk kedalam pesta perusahaannya.

Ia tahu mungkin bocah ini berupaya makan gratis di pesta perusahaannya namun ia tak peduli, dan membiarkan bocah itu masuk dan menemaninya dipesta.

"Ya, pria dengan keringat deras, mengaku anak tiri pemilik perusahaan." Mingyu menatap Jiyeon yang terkaget mengingat pertemuan pertama mereka.

Flashback on

Saat itu tahun 2015 dimusim panas sekitar bulan Juli, pesta ulang tahun perusahaannya yang sungguh mewah dilaksanakan,

Victory merupakan nama korporasi yang bergerak dibidang perhotelan, resort dan lainnya, dalam beberapa dekade telah mengalami pertumbuhan pesat, Jiyeon merupakan asisten dari Presiden Direktur atau anak dari pemilik Victory corp.

Saat ini Jiyeon ditugaskan menunggu para tamu undangan, selain mengingatkan Joonmyun akan tamu penting yang harus ia sambut juga ia bertugas memantau tamu yang hadir jangan sampai ada tamu tak diundang atau malah rival mereka,

hal itu sungguh membuat Jiyeon kewalahan,

Tapi anehnya, Joonmyun memberikan gaun cantik untuk malam ini untuk Jiyeon, kemarin tepatnya sebelum mereka pulang Joonmyun tiba tiba berdiri didepan meja Jiyeon dan mengulurkan tas kertas. Joonmyun bilang itu adalah gaun bekas kekasihnya yang tak mungkin kembali lagi.

Cih, aku terlalu berharap presdir baik padaku, dasar kekanakan... Tak mungkin ada cinderellla didunia nyata Jiyeon sadarlah! - Rutuk Jiyeon sambil mengetok kepalanya sendiri dengan antena handytalkie digenggamannya, hingga suara ribut menghentikan aktivitasnya.

"Ijinkan aku masuk." ucap seorang pria dengan pakaian sekolah, keringat yang membanjiri seragamnya tampak bahwa ia benar benar terburu buru untuk datang kemari.

"Tidak bisa tuan,  anda tak memiliki undangan. " ucap sang penerima tamu kekeuh.

"Ada apa?" Tanya Jiyeon mendekat.

"Sekretaris Park,  ini...  Anak ini ingin masuk tapi tak memiliki undangan,  ia mengaku anak tiri Presdir Kim. Aku ragu...  Penampilannya tak memperlihatkan bahwa ia seorang kaya." dalih sang penerima tamu mulai tak sopan.

Bocah dihadapannya mulai bingung,  ia terus melirik ponselnya yang mati,

"Ah... dia adikku... Ini rahasia, Sebenarnya... Presdir menyuruhku mencarikan seorang pria untuk dijadikan teman bicara sebagai seorang adik. 

Acting, kau tahu...  Akhir akhir ini bosku kesepian,  kekasih kekasihnya tak cukup memberinya waktu berbicara.  Kau tahu sendiri orang kaya selalu aneh. "
Bisik Jiyeon tak terlalu pelan hingga Mingyu (pria berseragam itu tersenyum lebar mendengar alasan tak masuk akal Jiyeon)

"Ah.. Benarkah? Maafkan atas ucapanku tadi sekretaris Park, Hei..  Kau sangat keren tadi,  kau bisa menjadi aktor suatu saat nanti. Masuklah. " ucap sang penerima tamu pada Mingyu dan mulai percaya pada ucapan Jiyeon padanya.

Setelah masuk, Mingyu bersiap berlari menuju hall tempat pesta dilaksanakan.

Namun Jiyeon segera menghentikannya, tangan Jiyeon sudah menahan lengan Mingyu erat.

"Charge dulu handphonemu dan beritahu keluargamu kau didalam,  setelah itu selfie sebanyak mungkin..  Perlihatkan pada teman temanmu kalau kau berhasil memenangkan taruhan mereka." ucap Jiyeon sekenanya.

"Aku bukan... " ucapan Mingyu terpotong oleh karangan Jiyeon lagi.

"Aku mengerti,  aku pernah bertaruh seperti itu saat sekolah. Disini kau bisa mengisi baterai ponselmu.  Aku masuk duluan... Jangan membuat keributan. Oke? " Jiyeon masuk kedalam hall seorang diri dan mulai berdiri dibelakang sang bos kembali menjadi asisten sekaligus sekretaris Kim Joonmyun yang terhormat.

Mingyu akhirnya mengangguk dan mengisi baterai ponselnya tak lama ia mulai bisa menghidupkan ponselnya dan menelpon sang ibu.

Seorang wanita paruh baya berpakaian pesta mewah yerlihat tergesa mendekat kearah pria berpakaian seragam sekolah iyu dengan tatapan menyesal,

"Maafkan ibu,  aku sampai lupa kau kuajak kemari. Ayo ganti pakaianmu." ucap wanita itu dengan anggun.

Meskipun tergesa, ucapan dan cara berjalannya tetap sopan dan berwibawa.

Mingyu berjalan mengikuti sang ibu ke ruang rias yang ia siapkan sedari tadi.

Anak lelaki itu masuk mengganti pakaiannya dengan jas dan kemeja mahal tak lupa riasan wajah natural khas pria yang tampak keren, kini ia tak lagi terlihat seperti bocah sma yang tadi banjir keringat.

Dialah anak orang kaya dari perusahaan Guk Il,

Kim Mingyu yang terhormat.

Mingyu memasuki hall dengan santai ia tak memperdulikan pandangan wanita wanita padanya, ia hanya mencari satu wanita yang tercantik.

Sekretaris Park.

Matanya tak juga mendapatkan gadis itu,  ia mulai tak mempedulikan pestanya.

Pria tinggi diatas rata rata itu keluar ballroom menuju balkon, udara diluar pasti lebih menyegarkan daripada didalam sini.

"Hei...  Kau mendapatkan pakaian itu dari mana? Kau sudah bertemu orangtuamu? Atau kau meminjam kepada kenalanmu didalam sini? Ah...  Senangnya, kau hanya perlu jalan jalan menikmati pesta tanpa tekanan."

"Apa maksudmu? " tanya Mingyu ragu.

"Kau, anggaplah datang sebagai tamu sedangkan aku...  Aku bekerja disini,  aku yakin sipendek itu pasti mulai mengataiku jika tak sampai 20 menit aku istirahat.  Kau tahu?  Aku tak mungkin mendapatkan jodoh orang kaya jika dia terus mempermalukanku didepan para pria tampan dan kaya didalam sana... Ugh...  Apa kau pikir aku jelek? Aku cantik kan? Aku yakin kau akan menjawab bahwa aku cantik... Ah...  Aku cantik tapi tak seorang pun pria menyadari hal itu... Yak...  Jika kau sudah dewasa dan mendapatkan banyak uang datanglah padaku,  ayo kita menikah!  Ahhh...  Aku sudah terlalu banyak minum champagne, omonganku mulai melantur,  maaf ya...  Aku mabuk kau jangan dengarkan perkataan Noona... Apa champagne membuat mabuk?  Hahahha... Aku bodoh." Jiyeon kembali mengetuk kepalanya dengan antena handytalkienya.

"Mingyu...  Itu namaku." bisik Mingyu ragu.

"Aku..." belum sampai Jiyeon mengucapkan namanya seseorang telah memanggilnya bagai ibu tiri yang jahat.

"Jiyeon!! Aku tak membayarmu untuk mengobrol dan menikmati angin disini.  Kemari dan bantu aku menyalami tamu,  aku tak tahu topik apa yang mereka sukai. Agh...  Menyebalkan sekali." ucap Joonmyun kesal.

"Itu namaku,  sipendek penggerutu menyebalkan, Bye... Ming." Jiyeon melambai pada Mingyu mengikuti langkah Joonmyun.

"Kenapa lama sekali."

"Maafkan aku,  tadi dia menanyakan toilet,  maaf. " Jiyeon berkali kali membungkuk demi meminta maaf pria berstatus Presiden Direkturnya itu.

Mingyu tersenyum menatap wanita yang bertingkah kikuk bagai robot dibelakang sang bossnya yang pemarah.

"Sekretaris Park ... Jiyeon." bisik Mingyu.

Flashback off.

Tbc.

Give LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang