Kesembilan

839 98 29
                                    


"Jiyeon?"

Gadis itu menaruh kue cokelat dan segelas susu yang sedari tadi ia nikmati ke atas meja pantry.

"Ah, Selamat pagi... Presdir."
Jiyeon kaget luar biasa, untunglah gelas yang dipegangnya tak jatuh.

"Apa yang kau lakukan malam malam begini?" tanya Joonmyun lembut, ini kali pertamanya pria itu bicara tanpa nada ketus padanya dan itu membuat Jiyeon kaget.

"Hehehe, saya lapar... Mingyu tak bangun untuk mengantar saya, jadi saya mencari makanan sendiri. Jadi... Apa yang Presdir lakukan malam malam begini?" Jiyeon balas bertanya.

"Aku mencari minum."

"Oh, silakan." Jiyeon berpindah dari tempatnya berdiri.

Joonmyun mengambil air dingin botolan dan melirik kue dan susu yang terhampar dimeja.

"Ah, Presdir mau? Saya akan mengambil gelas lainnya." Joonmyun terdiam berarti setuju, itu yang Jiyeon pelajari sejak awal dirinya bekerja dengan Joonmyun.

Jiyeon mengambil gelas dan piring kecil dengan terburu buru.

"Nah.. Ini. Selamat menikmati Pak Presdir..." Jiyeon menghabiskan susu digelasnya kemudian mencuci gelas itu. "Saya harus kembali sebelum suami saya mencari, permisi Presdir." ucap Jiyeon berpamitan.

Joonmyun menatap kepergian Jiyeon, setelah wanita itu pergi Joonmyun mulai menikmati kue dan susu yang sudah disiapkan Jiyeon.

Kalau saja kau bisa menemaniku - batin Joonmyun sedih.

Dikamar Pengantin baru.

Jiyeon masuk kembali kedalam selimutnya.

Kembali meneruskan tidurnya.

Keesokan harinya, pagi sekali Mingyu telah bangun, seperti sebuah kebiasaan.

pria itu menahan kepalanya dengan sebelah tangan dan memperhatikan wajah tidur istrinya dipagi hari.

"Jam berapa ini?" tanya Jiyeon sambil merenggangkan tubuhnya.

"Jam 6."

"Oh..." Jiyeon bangun mengikat rambutnya kebelakang dan turun dari tempat tidurnya.

"Mau kemana?"

"Membantu ibumu membuat sarapan." Jiyeon masuk ke kamar mandi mencuci muka dan menggosok giginya.

"Oke. Jangan lupa... Buatkan telur goreng, jangan terlalu matang."

"Siap." ucap Jiyeon keluar dari kamar mandi langsung keluar kamar menuju dapur keluarga Kim yang sepi.

"Selamat pagi Bu... Ada yang bisa aku bantu? Juga... Mingyu titip pesan minta dibuatkan telur setengah matang."

"Dia inginkan itu? Baiklah, Akan aku buatkan...  ah, Jiyeon~ah...Jika dia bertanya, bilang kau saja yang buat ya... Jika ia tahu aku yang buat, aku ragu dia akan memakannya." wajah bersemangat Nyonya Kim berangsur angsur berubah ragu,

"Tak perlu dipikirkan Bu, aku akan berusaha membuat Mingyu dekat lagi denganmu."

"Terimakasih Jiyeon." Nyonya Kim memeluk erat anak menantunya, 

Sejak awal ia yakin wanita ini bisa ia percaya.

Setelah selesai membuat sarapan Jiyeon kembali ke kamarnya untuk membangunkan Mingyu.

"Woy... Bangun...." Jiyeon berucap dikepala yang ia yakini Mingyu ditempat tidur dan menggulung tubuhnya dengan selimut layaknya burrito raksasa,

Ia mengambil pakaian gantinya dan masuk kedalam kamar mandi tanpa menyadari orang yang Jiyeon bangunkan sebenarnya ada di kamar mandi.

"Kim Mingyu, jika kau tidak bangun kau akan kehabisan telur setengah matangmu." 

Give LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang