***
"Sydney, inget dare-nya." Qisha menepuk bahu Sydney, membuyarkan lamunannya.
Membuat anak gadis yang tengah menghabiskan rokok ditangannya itu menggeram.
"Lo gak inget apa? Gue kan udah ditolak sama dia kemarin," ujar Sydney kesal, dagunya diarahkan pada Shabian yang masih asik dengan kameranya.
Zahra menggeleng,"Gak ada alesan, Syd."
"Lo rela kalo Shabian akhirnya mecahin rekor tak-terkalahkan lo itu?"
Sydney membuang putung rokoknya. Menenggak botol coca-cola yang sejak tadi ia pesan. Bola matanya berputar malas.
"Oke." Ia membenahi posisi duduknya. "Jadi, apa yang harus gue lakuin?"
-
Disana, sudah berkumpul Shabian dan beberapa teman fotografinya. Seperti biasa, para pengikut kegiatan fotografi kampus berkumpul.
Berbagi cerita, informasi, dan hal lainnya seputar fotografi.
Tapi, sontak seluruh anak laki-laki yang ada di tempat itu dikagetkan oleh kedatangan Sydney yang muncul dengan tiba-tiba.
"Hai, semua. Kenalin gue Sydney, anak baru di komunitas fotografi. Yeay."
Tanpa aba-aba, Sydney langsung duduk menuju bangku kosong di sebelah Shabian.
Hening.
Semua mata memandang ke arahnya.
Tak ada satu pun anak yang berbicara.
Sampai akhirnya Sydney kembali berbicara. "Kalian semua mau hunting foto atau Cuma mau ngeliatin gue?"
Baru mereka semua tersadar dari lamunannya.
Shabian menoleh ke arah Sydney yang sudah memperhatikannya lebih dulu. Gadis itu tersenyum, namun tidak dengan Shabian.
Laki-laki itu bangkit dari duduknya, dan meninggalkan Sydney tanpa perduli.
Sydney tidak berhenti menyerah untuk mendapatkan perhatian Shabian. "Inget Sydney, demi kemenangan dare lo."
Sydney melenggang, berjalan berdampingan disamping Shabian. Dengan memegang kamera miliknya, Sydney mengambil berbagai macam pose foto Shabian. Dari mulai samping, depan, hingga belakang tubuh anak laki-laki itu.
Shabian yang mulai risih dengan Sydney akhirnya menyerah. Ia mulai angkat bicara. "Lo mau apa sih? Gangguin gue terus."
"Ajarin gue fotografi, Shabian."
"Nggak."
"Iya."
"Nggak."
"Ih, iyaaaa."
"Ng...yaudah iya."
"Yeay."
Sydney bersorak gembira setelah dengan usaha kerasanya, akhirnya Shabian mau mengajarinya.
Satu hal penting yang harus digarisbawahi, bahwa Sydney berhasil membuka pintu untuk memenangkan dare-nya.
Ini akan menjadi dare yang melelahkan selama kekonyolan ini berlangsung.