***
Sydney duduk di samping nisan bertuliskan nama Alfa. Ia menaruh selembar foto dirinya dengan Alfa.
"Alfa, makasih," ujarnya seraya terbata.
"Mungkin satu kenyataan pahit yang harus gue terima adalah, lo sebegitu sayang sama gue. Sampe-sampe lo berusaha untuk jadi Kakak yang baik buat gue selama ini. But, you are not."
Shabian berdiri beberapa meter dari kejauhan. Hanya mengawasi Sydney dari belakang.
"Sekarang gue percaya kalo cinta sejati itu benar ada. Cukup menemukannya pada orang yang tepat dan waktu yang tepat."
"Makasih, untuk cinta yang segitu besarnya lo kasih ke gue. Bahkan ditengah lo yang melawan sakit, lo masih terus ngejagain gue."
"Alfa, kalo aja gue dikasih kesempatan buat nanya sama lo, gue akan nanya kenapa? Kenapa lo segitu besarnya cinta sama gue? Kenapa lo ngelakuin hal berjasa yang gak bisa gue bales?"
Sydney kembali mengurai airmatanya.
"Tapi, lo tenang aja. Gue bakal selalu jadi ade lo. Sampe kapanpun."