#13

1.7K 94 2
                                    

***

LINE.

Alfa: Bayi gede, gue ada dinas ke Singapur. Nanti jangan nyariin kalo gue gak ada. I'll back as soon as possible.

-

Sydney mendengus kesal selesai membaca pesan singkat barusan.

Ia terlihat begitu sibuk untuk membalas

Sydney: oleh2!!!!!!!!!!!!!!

Alfa: Iya. Jangan dugem.

Sydney: Siap, bousque.

Terdengar sebuah ketukkan dari luar kamar tempatnya menginap.

"Syd," suara berat seorang laki-laki disana membuat Sydney mau tak mau bangkit dari posisi tidurnya.

Dengan muka bantal, dan bangun tidur, Sydney membuka pintu kamar.

"Kenapa, Shab?"

"Sarapan."

Di kedua tangan anak laki-laki itu sudah dibawanya sebuah nampan besar berisikan sarapan juga sepiring kulit ayam goreng kesukaan sang gadis.

"Asik."

Ia meraih nampan dari tangah Shabian.

Sesaat sebelum Shabian berbalik badan, Sydney menahannya dengan ucapan. "Shab, temenin gue sarapan."

-

"Jadi, kasih tau gue kenapa lo begitu suka fotografi?" tanya Sydney seraya menghabiskan sarapan kulit ayamnya.

"Hobi."

"Ergh. Gue juga tau. I mean, kenapa bisa jadi hobi?"

"Seni."

Mendapati jawaban yang tidak memuaskan, Sydney mulai geram.

"Selain itu?"

"Hati."

Tiba-tiba, jawaban Shabian barusan membuat Sydney tersedak. Shabian mengambilkan segelas minuman.

"Hati?" tanya Sydney heran. "What do you mean?"

Shabian menampakkan raut wajahnya yang tenang, perlahan ia mendekatkan wajahnya ke arah Sydney yang menantikan jawaban.

"Percuma gue jelasin, otak lo gak akan sampe," ujarnya lirih.

Sydney pun sontak semakin menggeram. Ia memanyunkan bibirnya sebelum akhirnya ia berceloteh panjang lebar.

Dengan sengaja, Shabian memasukkan beberapa potong kulit ayam ke dalam mulut Sydney. Membuat Sydney tidak dapat berbicara. Dan, dengan santainya ia berkata,"Mandi, terus siap-siap. We're going to home."

Shabian pun berlalu.

Sydney memperhatikan anak laki-laki itu lekat-lekat.

"Hurry up, Syd," teriak Shabian.

"Hmm. Cute." Sydney tersipu-sipu sendiri melihat sosok Shabian yang mulai welcome padanya.

Sosok yang selama ini ia sangka tidak dapat 'tersentuh'. Akhirnya bisa ia dapatkan. "I always win. Always."


CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang