***
LINE.
Sydney; Did you miss me? Come home early. : (
-
"Woi..." Sydney memeluk kedua sahabatnya dari belakang.
Qisha dan Zahra hanya menoleh pelan.
Terlihat kebingungan di raut wajah keduanya. Sydney menatap keduanya heran.
"Hei, kalian gak mau ngerayain keberhasilan gue? Gue berhasil ngejalanin dare dari kalian," ujar Sydney bahagia. "Hari ini, kalian bebas mau makan apa aja. Gue traktir."
Qisha menelan ludah kering. Dan, Zahra menghela nafasnya.
Keadaan ini benar-benar membuat Sydney semakin heran. Kedua alisnya bertautan antara satu dengan yang lainnya.
"S-Shabian, Syd.."
Zahra kembali menghela nafas sebelum melanjutkan perkataannya kembali.
"Shabian ngundurin diri dari kampus."
"Karena insiden kemarin.."
Betapa terkejutnya Sydney mendengar kabar barusan.
Sepintas, ia merasa bersalah jika hal itu sampai terjadi. Namun, tidak mungkin ia harus mengakui bahwa itu kesalahannya. Itu akan menjatuhkan harga dirinya.
"Terus?" tanyanya dengan sangat hati-hati.
"Lo harus minta maaf."
"Iya, bener. Lo harus minta maaf sama Shabian."
"No.. I wont."
"Syd, harus. Ini soal masa depan anak orang."
"Tapi, kan ini udah jadi resiko darenya kita. Kenapa sekarang harus –"
"Syd, come on. Say sorry."
"Argh. Yaudah iya. Ntar gue minta maaf sama dia."
Seketika, pikirannya terasa amat penuh dan penat. Ia bahkan tak tahu harus memulai permintaa maafnya darimana.
Ia bahkan terlalu gengsi untuk meminta maaf. Setinggi itulah gengsi dimata seorang Sydney. Namun, ia juga merasa amat bersalah disaat yang bersamaan.