-
Dengan sembunyi-sembunyi, Sydney menenggak sebotol beer yang ia sembunyikan dalam lokernya.
Ia merasa bimbang, harus berbuat apa.
Memang benar adanya kalo ia ingin memenangkan segala dare untuk menaklukan laki-laki. Tapi, kali ini, ia merasa berat untuk melakukannya.
Demi gengsi, Sydney akan melakukannya. Ia bahkan tidak ingin jika label 'sang-penakluk-laki-laki' itu hilang dari dirinya.
Dengan kesadaran yang nyaris goyah, ia berjalan. Menempatkan diri dikeramaian.
Ia melihat sosok Shabian yang berdiri di tengah kerumunan orang. Dengan pasti, Sydney melangkahkan kakinya. Mendekati Shabian yang tersenyum ke arahnya.
Sekarang, ia sudah berdiri tepat di hadapan Shabian.
Tanpa ragu, Sydney mencium Shabian di depan umum. Tepat dibibir.
1 detik.
3 detik.
5 detik.
10 detik.
Shabian melepaskan diri dari Sydney. Ia terkejut. Tidak menyangka kalau gadis yang ada didepannya bisa senekat itu melakukan hal yang tidak ia bayangkan.
Sydney mempermalukannya di hadapan banyak orang, serta rektor dan petinggi-petingginya.
Merasa kecewa, Shabian menghentakkan dengan keras tangan Sydney yang menggantung di bahunya. Lalu, pergi.
Semua pasang mata masih merekam jelas insiden barusan yang terjadi dengan begitu cepat. Bahkan, ada beberapa orang yang mengabadikan melalui ponsel kameranya. Dan, naasnya, ada tangan-tangan jahil yang dengan sengaja mengunggahnya.
Sydney masih bersuka ria. Menandakan kemenangan atas tantangan yang ia terima.
"Kiss Shabian? Check."
Gadis itu melenggang jauh meninggalkan keramaian. Mengurai senyum indahnya atas keberhasilannya.
Group Biatch;
Sydney: im done, and i won.
Sydney: thankyou for playing : )