#20

1.7K 93 1
                                    

***

Sydney berdiri di tengah lapangan, mencari sosok yang sejak tadi ia cari. Matanya berputar menyapu halaman lapangan. Menyaksikan setiap orang yang berlalu-lalang dusekitar.

Perasaannya resah dan gundah.

Sudah satu jam lamanya, ia tidak juga dapat menemukan Shabian.

Sydney menggigit bibir bawahnya. Menutupi risaunya.

"Eh, lo liat Shabian gak?" tanya Sydney pada salah seorang anak yang pernah ia lihat dekat dengan Shabian.

Anak laki-laki itu anya menggeleng, dan berlalu.

"Shit."

Sydney berlari ke ruang fotografi, tempat dimana ia menghabiskan waktu bersama Shabian beberapa waktu lalu.

Namun, apa yang ia temukan di ruangan itu membuatnya tercengang.

Jejeran gambar fotonya sudah terpampang rapi dalam frame berjudul "S".

Tidak hanya itu, ada tulisan caption dibawahnya.

"Beautiful like a ghost. Cant touch her." -S

Deg.

De javu.

Entah mengapa, ia merasakan dadanya penat dan sesak. Seakan tidak dapat bernafas. Seolah mendapatkan tamparan akibat ulahnya selama ini.

Ada bermacam pikiran yang memenuhi otaknya.

Apa beneran dia suka sama gue? Kalo dia beneran sayang sama gue gimana? Kalo ternyata dia bener pake perasaan gimana? Gue udah nyakitin anak orang. Gue udah jahat sama orang.

"Itu Shabian yang buat."

Mendengar suara yang datang tiba-tiba, Sydney menghapus airmatanya dan menoleh ke belakang.

"Andra?"

Andra berjalan dan berdiri di samping Sydney. Di hadapan frame yang Shabian buat lebih tepatnya.

Andra adalah salah seorang teman fotografi Shabian. Beberapa kali terlihat dekat dengan anak laki-laki itu.

"Kali ini lo salah target, Syd," ujar Andra. "Shabian bener-bener ada perasaan sama lo. Bahkan, jauh sebelum lo deket sama dia."

Sydney terdiam.

"Dia rela mendem perasaannya ke elo, karena gak mau nyakitin sahabatnya yang lebih dulu sayang sama lo."

Kedua alis Sydney bertautan. Heran.

"Kalo lo berfikir semua cowok sama aja, itu salah. Nyatanya, Shabian gak seperti cowok kebanyakan. Dia bener-bener punya perasaan tulus sama lo."

Sydney masih terdiam.

"Entah udah berapa lama dia selalu memendam perasaannya. Sampe akhirnya, permainan bodoh lo dan temen-temen lo mengantarkan lo ke Shabian."

Sydney menghela nafasnya panjang.

"Dia dimana?"


CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang