#18

1.6K 86 1
                                    

***

Sydney kembali membakar rokok untuk menemani sepinya.

Sesekali membuka berbagai macam notifikasi yang masuk dalam ponselnya. Beberapa kali ia nampak tersenyum membaca berbagai komentar di akun sosial medianya.

Namun, ia harus diam terpaku saat ia melihat videonya pada malam itu tersebar dengan cepat di dunia maya. Bahkan, ada lebih dari dua akun yang mengunggah videonya.

Disana, ada beberapa caption yang membuat matanya terbelalak. Singkat tapi menusuk bagian sensitif dari diri gadis itu.

"Kasian Shabian, pasti malu banget abis dicium cewek murahan kayak Sydney."

Singkat. Tapi, dalam.

"Mahasiswa terbaik kampus Gemilang mengundurkan diri sehabis dipermalukan di depan rektor. Cewek murah."

Sydney terdiam.

Ada bagian dari dirinya yang merasa sakit. Dadanya terasa sesak. Tak menerima apa yang orang ucap tentang dirinya.

"Sehina itu gue dimata orang-orang?" gumamnya.

Sydney memutuskan untuk menutup kembali layar ponselnya. Menarik nafasnya lalu menghelanya pelan.

Belum tuntas ia menghela nafas, pasang matanya menangkap sosok bayangan yang sejak tadi memenuhi pikirannya.

"Shabian."

Anak laki-laki itu terlihat keluar dari ruang rektor. Tanpa pikir panjang, Sydney segera berlari ke arah anak laki-laki yang sudah beraut wajah kusut itu.

"Shab."

Dengan nafas terpengal, Sydney berusaha menahan langkah Shabian. Kali ini, Shabian langsung berhenti. Bahkan, ia menoleh ke arah anak gadis yang menahan lengannya itu.

"Sorry."

Sydney masih berusaha untuk mengatur ritme nafasnya. Setelah dirasa cukup stabil, ia memulai kembali pembicaraannya.

"Maaf buat insiden kemarin. I didnt meant it. I'm drunk."

Shabian masih terdiam. Kali ini, ia tidak menatap Sydney dengan tatapan dinginnya.

"Shab –"

Shabian mengulurkan tangannya, seakan untuk berjabat tangan. Membuat Sydney bingung tak karuan.

Sydney membiarkan tangan Shabian tetap menjulur tanpa ia jabat.

"Selamat, Syd."

"Ha?"

"Selamat karena lo berhasil menambah deretan target operasi lo."

Shabian menunjukkan sebuah postingan Instagram saat Sydney menciumnya dengan caption; congrats, Syd. You did it.

Deg.

Jantung Sydney seolah berhenti sedetik. Ia merasa lutut kakinya mulai melemas.

"Shab."

"Gue tau, dari awal gue adalah target lo selanjutnya. Makanya, lo mati-matian ngejer gue sampe lo bela-belain ikut fotografi."

"Shab, bukan gitu.."

"Sekali lagi, selamat ya Syd. Lo berhasil."

Shabian menarik uluran tangannya, dan menepuk bahu Sydney. Sebelum laki-laki itu pergi, ia melemparkan senyum pada gadis itu.

"Tapi, sorry. Gue gak bisa dipermaluin kayak gitu."

Dirinya benar-benar merasa bersalah sekarang. Ia bahkan tak harus berbuat apa.

Sydney memutar badannya dan menundukkan kepalanya.

Hari ini akan menjadi hari yang panjang untuknya. Benar-benar panjang, sampai ia merasa membutuhkan Alfa berada disampingnya. Saat ini.

CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang