#11

1.8K 92 4
                                    

***

Seperti biasa, setiap malam minggu datang, Sydney dan kedua temannya nongkrong di sebuah pub malam.

Menghabiskan berbatang-batang rokok. Menenggak beer.

Sydney seolah tidak lagi memperdulikan tentang bagaimana dirinya sekarang. Merokok, minum, mabuk, club malam, semua itu seolah sudah menjadi hal yang tak bisa dipisahkan dari bagian hidup Sydney.

"Gimana? Udah stalk Shabian?"

Sydney mengangguk.

"Then?"

Sydney berdecih pelan,"Cuma cowok kayak Shabian doang. Bisa gue dapetin mah," katanya dengan menyombongkan diri.

Lalu, ia kembali tenggelam dalam keramaian. Berjoget di lantai dansa. Menari seakan tidak ada orang lain disekitarnya.

Menghabiskan malamnya dengan segelas redler dan sebungkus MLD, diiringi dengan alunan music yang begitu menderu.

-

"Harus berapa kali sih dibilang kalo lu gak boleh ke club malam lagi? Dugem terus," gertak Alfa, saat mendapati sang adik harus pulang pagi.

"Iya, 'kan –"

"Gak ada alesan. Gue melarang lu buat pergi ke club lagi. Untuk alasan apapun."

"Alfa..."

"Club atau kulit ayam goreng?"

"Kulit ayam," jawab Sydney lirih.

"Yaudah. No more club. Got it?"

"Okay..."

Akhirnya, Sydney harus berberat hati menuruti perintah Kakaknya.

"Ini buat kebaikan lo. Lo harus bisa jaga diri. Kalo gak ada gue, siapa yang jagain lo? Lo harus bisa ngurus diri lo sendiri, Syd. Care sama diri lo."

"Lah, kan ada lo yang ngurusin gue."

"Ya emang lo gak mau nikah? Mau selamanya sama gue kayak gini?"

Sydney terdiam.

"Yaudah iya. Tapi, peluk dulu."

Alfa memeluk Sydney yang duduk bersebelahan dengannya.

"Gue sayang sama lo, Syd. Jadi, gak usah macem-macem. Lo satu-satunya ade yang gue punya."

"Iya iya, Alfa."

Tak lama kemudian, ponsel Sydney berbunyi. Sebuah notifikasi.

Sydney melepaskan pelukkannya, lalu beralih ke layar ponsel miliknya.

INSTAGRAM.

ShabianHasbi started following you.

"Ha?"

CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang