Chapter 4

3.1K 210 5
                                    

Hari ini hari minggu. Aku pastinya libur sekolah. Dan yang paling penting hari ini hari ulang tahunku yang ke 18 tahun.

"Seharian ini akan aku habiskan dengan tid-"
"Rysilla!!cepat beli gula!gula kita habis..."

Teriak ibu...
Huhhh padahal aku ingin tidur. Diluar panas sekali, aku tidak bisa membayangkan pusingnya kepalaku.

"Rysilla...kau dengar tidak huh?"
Kali ini teriakan ibu lebih menggelora. Aku segera turun kebawah sebelum apartemen ini rubuh.
"Iya iya aku dengar" teriakku sambil menuruni tangga.

Aku menghampiri ibu yang sedang merokok di kursi sofa.

"Huh mana uangnya?" Kataku bersendekap. Ibu memberiku uang 10 dollar kepadaku.
"Kenapa kau tidak suruh saja selingkuhanmu itu!"
Gumamku kecil yang pasti terdengar oleh ibu.

"Hei apa kau bilang dasar tidak tahu diri...enak saja kalau bicara cih...."

Aku tidak mendengarkannya, lagian aku sudah keluar apartement.

"Aduh kepalaku pusing..." rintihku. Aku juga bingung, akhir akhir ini aku tidak menyukai siang, aku lebih suka malam.

Kali ini kepalaku benar benar pusing. Ini jam 12 siang...
Lama lama penglihatanku kabur. Aku mencoba menjernihkan penglihatanku lagi tapi tubuhku malah oleng dan setelah itu gelap.

____________
Aku membuka mataku perlahan lahan. Aku merasakan panas dikulitku. Yang kulihat pertama kali adalah seorang pria tampan dengan kulit pucat. Bibirnya merah sekali. Siapa dia?

"Siapa kamu? Dimana aku? Kenapa aku bisa ada disini? Dan kenapa kamu disini?" Tanyaku. Pria itu hanya tersenyum manis. Lesung pipinya terlihat jelas bahkan, jika dibandingkan dengan harriet masih tampan pria ini.

"Haha...pertanyaanmu banyak sekali...uhm aku mulai dari mana ya?" Katanya.
Tanganku merasa hangat sekali. Kulihat pria itu sedang menggenggam tanganku dengan erat sekali.

"Baiklah...namaku arnold, aku melihatmu pingsan tadi dan aku membawamu kerumahku untuk sementara waktu" jelasnya. Aku hanya menerawang ke langit langit rumahnya.

"Rysilla..." panggilnya, aku terkejut, bagaimana dia tahu namaku...?

"Aku sudah tahu namamu sejak kau lahir"
Aku terperangah
"Hei...apa kau bisa membaca pikiranku? Siapa kamu sebenarnya? Apa kamu menculikku? Jika iya lepaskan aku!! Jika tidak ak-"

Arnold menutup mulutku.
"Rysilla dengar aku baik baik. Aku tidak akan melukaimu, aku bukan penculik. Dengar! Nanti malam pukul 12. Kamu akan berubah menjadi vampire. Aku akan menjemputmu, jika tidak kau akan dimangsa oleh werewolf. Rysilla kau adalah keturunan vampire yang terakhir. Kau mempunyai kekuatan yang luar biasa. Kau akan membantu peperangan dengan werewolf. Werewolf sudah mengintaimu dan dia adalah teman laki lakimu yang bernama harriet. Dia menyamar menjadi manusia yang baik didepanmu. Dia ingin membunuhmu rysilla..."

Arnold melepaskan tangannya.
Aku benar benar kehabisan oksigen.
"Maafkan aku..." katanya.

"Arnold? Apakah kau akan menggigitku? Kumohon lepaskan aku..." aku memohon kepada arnold agar melepaskan aku tapi, ia malah melihat kejendela dengan wajah bimbang.

"Rysillaa....aku tidak akan menggigigitmu...kau adalah keturunan vampire terakhir yang paling kuat. Nanti malam kau akan berubah. Aku akan menjemputmu nanti malam. Dan jangan dekat dekat dengan harriet!"

Aku mengangguk
"Jadi aku ini vampire? Keluargaku tidak ada yang vampire tapi-"

"Ayahmu adalah vampire"
Aku terkejut. Ayah? Apa arnold tahu dimana ayah?

"Arnold dimana ayah?katakan!"
Aku mengguncang guncangkan bahu arnold. Air mataku mulai mengalir deras.
"Ayah mu sudah meninggal karena perang dengan werewolf rysilla...maafkan aku"

Vampire BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang