Chapter 3

3.6K 206 4
                                        

Aku berjalan keluar pagar sekolah hendak pulang. Hari ini terik matahari menyengat kulitku. Tiba tiba seseorang memanggilku, suara itu sangat kukukenal. Harriet.

"Hai Rysilla...kita pulang bareng ya..."
Aku tidak mengerti kalimat yang dimaksud harriet. Kalimat itu tidak seperti pertanyaan, ajakan mungkin.
"Uhm..tentu..."

Sepanjang perjalanan kami hanya diam. Membosankan.
Aku memberanikan diri untuk bicara padanya.
"Harriet..."
"Rysilla..."

Kami terdiam. Kami bersamaan memanggil.
"Kau dulu saja"katanya.
"Tidak, kau saja"
Harriet terdiam sejenak.

"Umur berapa kamu sekarang?"
"Uhm...17..tepatnya 18"
Harriet menatapku. "Maksudmu?"

"2 hari lagi aku 18..."
"Ohh....bagaimana denganmu?"
Tanyanya menatapku yang saat itu memperhatikannya. Aku langsung membuang muka. Malu.
"Bagaimana denganku?"
Tanyaku masih membuang muka.
"Yahh maksudku apa yang akan kamu bicarakan kepadaku tadi?"

"Ohh sudahlah lupakan saja..."
Bodoh rysilla dia pasti kecewa dengan jawabanku.....
"Baiklah"
Harriet menunduk. Aku sangat menyesal dengan ucapanku. Maafkan aku Harriet.

______________esoknya

kurang satu hari lagi aku berulang tahun. Jika saat saat seperti ini aku teringat ulang tahunku bersama ayah.
Tapi kali ini siapa yang akan merayakannya?

"Huh....". Aku merebahkan diriku dikasur dan membuka handphoneku. Ada pesan masuk tak dikenal. Aku membukanya dan membacanya.

"Rysilla...ini aku Harriet. Boleh aku ajak kamu ke kedai ice cream nanti jam 1 siang? Aku jemput jika kamu mau..."

"Harriet...? Dari mana dia dapat nomor teleponku?"
Panggilan masuk dari hp ku berdering.
"Siapa sih..."
"Halo...siapa sih...ngganggu aja!!"

"Maaf kalau gitu Ry...yasudah aku tutup ya"

Tunggu_ itu suara harriet kan?
"Tunggu harriet!". Teriak ku. Pasti saat ini dia nyengir karena gendang telinganya mau pecah.

"Iya Ry?"
"Maaf, aku kira siapa..."
"Jadi kamu bisa kan kekedai sama aku nanti?"
"Uhm...ya...aku tunggu di-"
"Aku jemput saja Ry!" Teriaknya memotong kalimatku.
"Baiklah"

________________
Tin...tin...
Aku melogok kejendela kamarku. Kulihat harriet melambaikan tangannya.

"Keren sekaliiii..." aku melonjak kegirangan.
"Apakah ia akan mengatakan cinta kepadaku sekarang?uhh aku canggung"

Aku keluar kamar dan turun kelantai bawah. Aku menyempatkan diri di cermin. Aku hanya memakai kaos yang bergambar taylor momsen dan celana jeans ukuran 3/4. Simple kan? Rambutku aku urai dan aku jepit. Make up ku juga natural.

Aku bergegas membuka pintu apartemenku. Aku melihat tetanggaku menyiram bunga.
"Mau berkencan? Pacarmu sudah menunggumu dibawah nak"
Pacar?
Aku hanya mengangguk saja dan bergegas.

"Hari ini panas sekali ya ry?" Tanya Harriet basa basi. Sudah tahu panas masih tanya. Aku hanya mengangguk. Akhir akhir ini aku sering pusing jika terkena panas matahari. Aku tidak tahu kenapa, padahal dulu baik baik saja.

Akhirnya kami sampai dikedai ice cream yang dimaksud harriet.

Aku dan harriet keluar mobil dan berjalan menuju kedai yang cukup jauh dari parkiran.

"Harriet jauh sekali" keluhku.
"Haha...."
Harriet hanya tertawa. Huh cuma itu? Kupikir ia akan menggendongku sampai kedai.

Kami bercakap cakap dikedai dengan ice cream yang lezat. Uhmm...kupikir harriet akan mengatakan cinta ternyata hanya pendekatan sebagai teman.

Vampire BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang