Chapter 19

1.6K 109 0
                                        

Author'PoV
"Arnold cepat waktunya kurang 4 menit lagi..." dokter menarik Morgan dan mengambil darah Morgan cukup banyak.

Tak apa tak menemukan kakaknya, cukup Rysilla sembuh. Tapi aku akan berjanji menemukan kakakmu.

Lalu perlahan lahan mata Rysilla terbuka. Bola mata Rysilla bertemu dengan bertemu dengan bola mata Arnold.

Avery'PoV
Aku menyesuaikan mataku dengan cahaya disini. Bau obat obatan menyeruak masuk kedalam hidungku.

Aku menatap atap ruangan ini, lalu menatap keluarga kerajaan mengelilingiku. Eh? Ada apa?

"Kenapa aku? Apa aku selesai menyelesaikan lomba memanjat pohon cemara?"

Aku menatap Arnold, John dan lainnya bergantian. Tiba tiba mereka tawa mereka meledak.

Ada apa sih?

"Apa kau lupa Rysilla, kau ditikam oleh werewolf busuk!" Ucap John.

Oh ya. Aku lupa.

"Sipu jelek!" Panggilku kepada Arnold dan wajah Arnold berubah kesal.

"Disaat seperti ini masih bercanda!" Balasnya sambil menggenggam tanganku.

"Sipu?" Tanya kedua orang tua Arnold.

Aku tersenyum, "sipu itu..."

"Jangan dibahas lagi Rysilla, ayah ibu ja-"

"Singkatan dari..."

"Ngan dengarkan perkataan Rysilla konyol itu..."

"Si...Pu..."

"Rysilla...hentikan"

"Cat...haha SiPucat!"

Semua orang tertawa semua mendengar perkataanku, kecuali John. Ada apa dengannya?

Kami tertawa dan John hanya tersenyum. Maksudku senyum dipaksakan.

"Kakak, Arnold, ibu, ayah...tinggalkan aku dengan John" ucapku membuat suasana hening. John dan Arnold saling menatap dan alisnya saling berkerut. Apa mereka bertengkar?

Setelah semua pergi dan menyisakanku dengan John, aku menghela napas pelan.

"Kau kenapa John?" Tanyaku. Dia hanya melirikku sekilas.

"Apa pedulimu!" Jawabnya ketus. John tidak mungkin cuek dan dingin seperti ini kepadaku. Ada apa dengannya?

"Kau bertengkar dengan Arnold?"

"Uhm..."jawabnya singkat.

"Kau marah kepadaku?"

"Sepertinya" aku mendengus kesal. John sama sekali tidak menatapku dan hanya menatap jendela.

"Kenapa kau-"

"Cukup Rysilla!!" Aku terperangah menatapnya. Dia tidak pernah membentakku sekalipun dan dia tiba tiba membentakku?

John hendak pergi dan aku...

Akh...argh...
John kembali menghadapku dengan wajah khawatir.

"Rysilla kau tidak apa apa?" Tanyanya sambil menatapku khawatir.

"Haha sudah ku duga kau tidak akan marah kepadaku..."

Aku tertawa dan dia mendengus kesal. Aku hanya pura pura sakit agar dia tidak marah kepadaku.

"Kau ini nakal!" Ucapnya sambil mencubit hidungku. Aku dan John tertawa cekikikan bersama.

Sesekali John membuatku kesal.

"Rysilla..." panggilnya.

"Hm?"

Aku melihat John tiba tiba menggeleng. Aku mencoba membaca pikirannya tapi dia seperti memblokirnya. Apa yang sedang ia pikirkan?

"Tidak" john menatap ke jendela, menerawang jauh, tatapannya kosong.

"Hey hey heyyy...aku disini" teriakku membuatnya terkejut.

"Kau ini sudah tahu sakit masih saja bisa membuat orang jengkel"
John menatapku bersungut sungut.

"Aku sudah sembuh, lukaku sudah menutup kok wlekkk"

John memandangku mengejek,
"Dasar sombong, kalau kau manusia, pasti kau sudah is dead"

Vampire BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang