Author'PoV
"Katakan yang sejujurnya! Dasar wanita licik, main belakang saja bisamu hah!" Rysilla menjambak kasar rambut Erslena tiba tiba. Arnold yang melihat langsung marah dan menyentakkan paksa tangan Rysilla dari rambut Erslena."Apa apaan kau ini Phalosa??" Bentak Arnold sambil memberikan tatapan membunuhnya.
"Apa? Apa ha? Kau tak tahu apa apa!!" Balas Rysilla. Erslena menghampiri Arnold lalu bergelayut manja dilengannya.
"Cih! Persetan dengan kalian berdua.." umpat Rysilla lalu pergi tapi tangannya dicengkal. Tanpa menoleh pun, Rysilla tahu siapa dia! Tangan besar dan kasar, Arnold menghempaskan tangan Rysilla.
"Kau ini apa apaan?" Rysilla berbalik menatap Arnold. Dipastikan matanya sudah berubah warna.
"Katakan! Mengapa kau melakukan hal bodoh kepada Erslena! Dia putri di kerajaanku!" Arnold menunjuk Erslena yang hanya diam.
"Maaf pangeran, aku tak butuh penjelasan tak pentingmu itu!" Balas Rysilla sarkastik. Rysilla menarik gagang pintu dan secepatnya ia berlari keluar.
Rysilla membuka pintu kamarnya lalu membantingnya hingga pintu itu retak.
"Arghhh...PERSETAN DENGAN SEMUA! aku akan mencari tahu siapa Erslena..."
()
"Makan malam sudah siap putri Phalosa...."
Rysilla memandang sebentar pelayan, lalu mengalihkan pandangan.
"Pergilah, aku ingin berburu!"
"Baik tuan..."
Rysilla memandang keluar jendela, lalu menghampiri jendela besar itu. Rysilla membuka jendela itu lalu melompat.
()
"Tuan, kami tak bisa memata matai mereka. Sebaiknya kita lakukan cara yang lain, seperti penyamaran?"
"Hum, suruh saja keluarga Claus yang sudah bergabung dengan kita. Bukankah lebih mudah, dia kan tinggal di sana, dia pasti mengetahui rencana para Vampire itu. DAN KITA? PASTI MENANG!"
Rysilla berbalik hendak pergi, tapi tiba tiba....
"Siapa disana??"
"Gawat...." Batin Rysilla.
Rysilla naik ke atas pohon lalu menengok ke bawah. Vulgar, sedang mencari sambil kepalanya celingukan. Rysilla menghela nafas lega dan segera melompat dari dahan ke dahan yang lain.
"Sebenarnya siapa yang penghianat? Erslena? Mungkin! Dia mencurigakan!"
Rysilla mengetuk jari jarinya dikaca jendela. Bosan!
"HEY JOHN! MAU KEMANA??" Rysilla berteriak sambil menengok kebawah.
John mendongak,
"BERISIK, TANPA KAU BERTERIAK AKU SUDAH DENGAR BODOH.." Rysilla nyengir lalu dengan mudahnya melompat kebawah."Mau kemana? Kau tak pernah menyapaku, apa kau marah? Maafkan aku, aku tak mengerti saat itu..."
John menatap Rysilla dengan kelembutan, tapi entah terbang kemana, kelembutan itu hilang digantikan tatapan tak suka.
"Pergilah! Aku tak butuh permintaan maafmu!" Ujarnya sambil memalingkan muka. Rysilla menggeram, lalu berbalik meninggalkan John.
"Percuma bicara padanya sama saja berbicara pada seekor rusa natal lansia!" Gumam Rysilla.
()
"Aku merindukanmu Arnold, kemana kau yang dulu? Kau bukan Arnold yang kukenal. Kau bukan Arnold yang yang biasa memberikan senyuman manis padaku, kemanakah dirimu yang nyata Arnold? Kau bukan Arnold! Arnold tak pernah kasar padaku, memangnya apa salahku? Kenapa kau marah dan kasar kepadaku? Katakan yang sejujurnya Arnold, Aku membutuhkanmu...."
Rysilla memandang langit langit, hatinya sakit. Ia mengharapkan Arnold datang dan menenangkannya.
Dibalik pintu, wajah sendu memandang pintu. Ingin membukanya dan memeluk Rysilla. Ia masih marah, cemburu. Itulah alasannya.
"Arnold? Kau sedang apa?" Erslena datang tiba tiba dengan tatapan menyelidik. Arnold menggeleng, lalu menarik tangan Erslena pergi.
Rysilla tidak tuli, ia dengar. Dengan segera Rysilla membuka pintu dan menengok kekanan kekiri. Kosong.
"Mungkinkah aku berhalusinasi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Blood
VampireNamanya Avery Zchrysilla Phalosa. Tapi cukup dipanggil Rysilla. Dia tinggal di apartemen kecil bersama ibu yang tidak tahu diri. Rysilla menjalani hari seperti biasa, bersekolah yang menurutnya membosankan. Tapi seseorang masuk kehidupannya, orang i...