Vampire Blood

Chapter 23

Rysilla'PoV
"Morgan?" Panggilku ragu kepada seorang pria yang berdiri membelakangiku. Ia menoleh dan tersenyum saat melihatku.

"Hai Rusilla apa kabarmu? Apa kubilang, kita akan bertemukan?" Aku berjalan kearahnya sambil tersenyum.

"Uhm, begitu..."
Morgan tertawa kecil, ia menatapku sejenak. Tatapannya, aku pernah melihatnya, tapi entahlah. Aku merasa sudah mengenal Morgan lama.

"Kau tahu, kau mirip adikku." Katanya tiba tiba, ia menungguku merespon.

"Lalu?" Aku menatapnya yang sedang menatap jauh kedepan.

"Aku merindukannya. Senyumnya, tawanya, cara bertingkahnya. Aku merindukannya, kau mirip dengannya..." lanjutnya, ia menatapku sambil tersenyum tulus.

"Lalu dimana adikmu?"

"Entahlah, aku tak tahu." Aku terkejut mendengarnya, bagaimana seorang kakak tidak tahu keberadaan adiknya sendiri?

"Bagaimana bisa?" Tanyaku.

"Ini salahku, aku meninggalkannya waktu berumur 10 tahun. Aku pergi diam diam." Sambungnya. Aku merasa ada yang janggal dengan ceritanya, tapi...ah sudahlah.

"Mengapa kau pergi diam diam? Bukankah kau menyanyangi adikmu?"

"Karena aku seorang vampire, sedangkan dia manusia. Ayahku seorang vampire sedangkan ibuku seorang manusia. Ayahku raja vampire dulu, tapi ia kalah dalam medan perang. Sebelumnya ia menikah dengan wanita lain, aku tak-"

"Astagaaaa...."
Pekikku membuat Morgan menoleh heran.

"Ada apa?" Tanyanya.

"Aku akan berlatih, aku lupa. Baiklah Morgan aku pergi dulu ya, lanjutkan cerita sesi 2 nya nanti. Jika kita bertemu...dahhh"

Aku melambaikan tangan pada Morgan, ia tersenyum dan membalasnya. Aku mengenl senyuman itu tapi siapa ya pemiliknya?
●●●

Authour'PoV
"Katakan kau bertemu siapa??!!" Rysilla terperangah mendengar bentakan penuh penekanan dari Arnold. Rysilla menoleh marah,

"Memangnya kenapa hah?terserah aku!! Ini kehidupanku!" Rysilla hendak pergi tapi tangannya dicengkal oleh Arnold.

"Katakan atau aku membunuhnya!?"

Rysilla menggerang marah, mata merahnya menatap Arnold tajam.

"Memangnya kenapa? Kenapa kau ingin tahu se-"

"Katakan atau aku akan membunuhnya!?" Potong Arnold.

"Arghhh Arnold! Aku bertemu Morgan! Pendonor darahku dulu! Kenapa hah?" Rysilla maju selangkah mendekati Arnold yang terdiam. Tangan Rysilla mengepal kuat.

Rysilla melayangkan tangannya ke rahang Arnold tapi ada yang mencengkal pergelangan tangan Rysilla. Rysilla menoleh, menatap tajam siapa yang berani mencegahnya.

"Erslena?!grr." Geram Rysilla.

Erslena menatap Rysilla datar lalu tersenyum mengejek.

"Kenapa ha?" Erslena melempar Rysilla sampai menghantam kaca sampai pecah berkeping keping. Rysilla bangun seketika, tak ada rasa sakit, dia vampire kuat.

"K.a.u...."
Rysilla menatap marah Erslena yang hanya tersenyum mengejek.

"HENTIKAN INI SEMUA!!!" Arnold menarik tangan Erslena dan memeluknya. Melindunginya. Rysilla menatap nanar, ia berbalik dan pergi meninggalkan pasangan itu.

"Urusanku dengannya belum selesai...." Gumam Rysilla sambil tersenyum.

Rysilla'poV
"Dasar tidak tahu diri, memangnya siapa dia? Mengatur hidupku seenaknya sendiri, dasar vam-JOHN!!"

Aku memanggil John yang berjalan tergesa gesa. Ia tidak berbalik sedikitpun, tetap melanjutkan perjalannya. Aneh sekali, kenapa dia buru buru? Memangnya mau kemana?

"Apa John masih marah padaku? Huah aku rindu dunia manusia, aku akan bertanya bagaimana cara membuka portal. Bahkan beratus ratus tahun aku disini tapi tidak tahu cara membuka portal..."

Aku berjalan keluar, ingin berburu rusa. Meskipun ada banyak persediaan darah disini, aku tetap berburu, aku rindu. Sudah lama sekali aku tidak berburu.

Aku berjalan keluar gerbang dan bersiap berlari dengan kecepatan vampireku.

"Mau kemana?" Suara Arnold menghentikanku. Aku memutar bola mata malas.

"Berguling guling, memanjat lalu terjun, menyelam, mencuci mulut lalu membunuhmu...."
Aku kembali lari cepat tak memperdulikan Arnold yang mungkin kesal.