Chapter 12

2.2K 138 0
                                    

Avery'PoV
Aku terbangun dari tidurku. Entah berapa lama aku tertidur. Aku mencoba mengingat memory sebelum aku pingsan.
Ohh...ya harriet mencoba membunuhku. Tapi, kenapa ia tidak membunuhku langsung saja? Kenapa dia melepasakan cekikkannya dari leherku?

Kepalaku pusing sekali
"Aku haus"
Aku mencoba turun mengambil segelas darah dari dapur. Sudah 3 hari aku tidak minum.

"Rysilla kau sudah sadar? Syukurlah...aku membawakanmu segelas darah. Minumlah!" Arnold datang membawakan segelas darah segar.

Aku segera menyerbu gelas itu, tanpa basa basi...habis sudah.
"Siapa yang mencoba membunuhmu Rysilla?"

Arnold mendekatkan wajahnya ke wajahku.

"Em..Harriet-"
"Sudah kuduga! Akan kuhabisi dia!" Arnold membanting gelas bekasku tadi. Aku ketakutan melihatnya marah.
"Rysilla...kau kenapa? Wajahmu...ketakutan."

Aku menggeleng lemah.
"Baiklah" Arnold pergi masih dengan kekesalannya.
Aku mencoba mencegahnya "tunggu-"
Langkah Arnold terhenti, ia membalikkan badan menatapku
"Ya?"
"Arnold...apapun yang harriet lakukan kepadaku tadi maafkanlah-"

"Aku tidak memaafkannya! Dia hampir saja membuatmu meregang nyawa!"

Aku tersentak kaget karena Arnold berbicara kepadaku dengan berteriak marah. Namun setelah itu wajahnya terlihat menyesal.
"Baiklah kau boleh pergi"
"Maafkan aku Rysilla...aku tidak ber-"
"Sudahlah..."

John'PoV
Aku berjalan menuju kamar Rysilla. Aku ingin tahu keadaannya. Kulihat Arnold baru keluar dari kamar Rysilla dengan Wajah sebal, kesal, menyesal, ah...aku tidak bisa menggambarkannya. Ada apa sebenarnya?

"Hai Rysilla apa kabar? Sudah bangun..."
Aku mendekati tempat tidurnya. Rysilla diam tidak merespon.

"Rysilla siapa yang mencoba membunuhmu?" Tanyaku.
"Hanya aku dan Arnold yang tahu. Jadi, jika kau ingin tahu tanya saja kepada Arnold karena, aku tidak ingin membahas ini lagi..."

Aku mendengus. Ternyata susah mendekati Rysilla, dia keras kepala sekali. Selamat untuk Arnold!

"Baiklah...apa kau mau minum?"
"Arnold sudah membawakan aku segelas darah segar tadi."

Aku mendengus kesal. Setelah ini aku akan bergulung gulung di kasur, dan memukuli kepalaku dengan cebok (kebiasaan Author kalo lagi marah^ 3^)

Rysilla bahkan tidak melirikku sama sekali. Susahnya tiada ampun.

"John..."
Panggilnya, aku bergegas menoleh dan dia menatapku sekarang.

"Ceritakan tentang keluargaku..."
Aku menegang. Aku sudah berjanji pada kakak untuk tidak mengatakan ini sekarang.
Tapi dengan begini Rysilla lebih banyak menatapku dan mendengarkanku.

"Baiklah...."
"Jadi begini ceritanya, ayahmu adalah seorang vampire yang dipercaya oleh Ayah ratu griselda. Ayahmu adalah tangan kanan Raja. Ayahmu cerdik, pintar, dan kuat. Ia mempelajari banyak tentang tak tik bahkan menciptakan taktik yang luar biasa. Dan taktik itu berhasil membuat perang ke 2 werewolf kalah dan kami menang"

Aku menghembuskan napas
"Lalu ayahmu menikah dengan ibumu seorang manusia. Dan itu bukan ibu yang kau maksud di apartement itu. Itu adalah ibu tirimu. Ibu tirimu mempertahankanmu hanya karena warisan. Ibu kandungmu menikah dengan ayahmu dan mempunyai anak pertama. Itu bukan kau, melainkan laki laki tampan. Aku tidak tahu namanya. Saat kakakmu berumur 9 tahun, ibumu melahirkan anak kedua, dan itu kamu."

"Kakakmu sangat senang dengan kelahiranmu. Ia selalu menjagamu bahkan menyanyikan lagu ciptaannya untukmu. Kau tumbuh cepat. Saat kau berumur 3 tahun, kakakmu semakin sayang kepadamu. Hingga perang ke tiga werewolf dimulai mendadak. Ayahmu belum menyiapkan taktik apapun. Ibumu terbunuh oleh Raja werewolf yang ke 8. Ayahmu melarikan diri bersama kau dan kakakmu. Ia hidup didunia dan menikah asal asalan dengan ibu tirimu.sampai kau berumur 9 tahun, ayahmu kembali ke kerajaan dan berperang. Perang vampire bukan berhari hari. Tapi bertahun tahun. Kakakmu pergi melarikan diri dan tidak mau tinggal dengan ibu tiri. Tapi ia meninggalkanmu dengan alasan agar kau menjadi gadis cantik dan berpendidikan"

"Setelah itu ayahmu gugur dan kakakmu hilang entah kemana..."

Aku mendengus, Rysilla menitikkan air mata. Aku tidak tega melihatnya. Lalu tiba tiba-

Rysilla memelukku dan menangis didekapanku. Aku terkejut bukan main. Serasa dipeluk oleh malaikat surga. Aku membalas pelukannya.
"Sudah...suatu saat nanti kau akan bertemu dengan kakakmu"
Isakkannya semakin keras. Aku mengelus rambutnya panjangnya.

Vampire BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang