Everybody say it is over but I can't stop this
I can't tell whether it is sweat or tears
My bare-love and tough typhoon and wind
Can only make me run more with my heart
"Oke, kita sudah selesai. Terima kasih atas kerja samanya."
Sang PD mengakhiri sesi tanya jawab untuk ketiga anggota BTS. Satu persatu dari mereka mulai meninggalkan set namun para kru BTS tetap tinggal di tempat mereka. Mereka saling melempar pandang seakan sedang berbicara lewat telepati. Yoongi dan Jungkook mencoba memberikan keberanian untuk Namjoon berbicara.
"Apa saya boleh menambahkan satu hal lagi?" Akhirnya Namjoon pun memberanikan diri.
Semua orang menatap ke arahnya. PD memberikan kode bahwa mereka tidak punya waktu lagi untuk berbicara namun para kru memaksa. Akhirnya PD pun menyerah.
"Selagi kita masih di topik ini, ini bukan untuk kompetisi tapi saya harus mengatakannya. Kami akan sangat berterima kasih jika Anda menayangkan bagian ini pula. Ini ditujukan kepada teman-teman kami yang saat ini sedang berada pada waktu terburuk dalam kehidupan mereka dan untuk semua orang yang saat ini merasa terluka."
Namjoon menatap ke arah kamera untuk waktu yang lama. Mencoba merangkai kata-kata yang yang tepat untuk diucapkan. Selagi dia memikirkan mengenai hal tersebut, pemikiran singkat mengenai hal yang akhir-akhir ini terjadi memasuki benaknya. Mulai dari Hoseok, Jimin, kemudian Taehyung. Rasanya semua telah runtuh. Masing-masing orang mendapatkan luka yang besar dari pengalaman tersebut.
☆☆☆☆☆☆☆
Di mana aku saat ini?
"Baik, Omunim. Tidak usah khawatir. Kami akan menjaganya selagi Anda berbicara dengan dokter. Tidak masalah. Apa dia sudah sadar?"
Jimin dapat mendengar seseorang sedang berbicara di luar. Sebelum dia bisa memahami situasi yang berlangsung, dia mendengar pintu dibuka.
"Kau sudah sadar."
Itu adalah suara Jin. Para anggota kru memasuki ruangan tepat beberapa saat setelah Jimin membuka mata. Ada Namjoon, Yoongi, dan Jin di sana. Jimin mengedarkan pandangan mata ke sekelilingnya. Ini bukan kamarnya. Hal terakhir yang dia ingat hanyalah dia hendak mandi untuk mendinginkan kepala. Dia ingat kalau dia mendapatkan sebuah pesan sebelum pergi ke kamar mandi. Apa yang terjadi?
"Min Yoongi! Jin! Bisa-bisanya kalian meninggalkanku?" Seorang lagi memasuki ruangan. Itu adalah Sohee dengan sebuah pot bunga di dalam tangannya.
"Itu karena kamu selambat siput." Yoongi mengejek gadis tersebut.
"Aku lambat? Siapa yang kau bicarakan, Min Dalpaengi (Siput Min)! Aku kan sedang memperhatikan bunga untuk Jimin."
"Tidak ada yang menyuruhmu bawa bunga."
Pasangan teman masa kecil itu sepertinya telah kembali berbaikan seakan mereka tidak pernah berkelahi sebelumnya. Sekarang setelah menyadarinya Jin dapat melihat betapa Yoongi menikmati saat-saat menggoda Sohee meskipun dia sering kali terlihat tidak acuh pada gadis tersebut. Yoongi pun peduli pada Sohee. Jin mengetahui hal tersebut kemarin ketika dia melihat Yoongi di jalan sebelum sebuah panggilan dari Namjoon datang. Namun, jika dia pikirkan lagi, tidak ada sesuatu yang patut diributkan sejak awal. Dia bahkan tidak ingat mengapa dia merasa kesal sebelumnya. Apa dia merasa kesal karena melihat cara Yoongi memperlakukan Sohee? Atau karena tatapan Yoongi pada Sohee hari itu terlihat beda dari apa yang biasa Jin lihat darinya? Tidak seharusnya satu pun dari hal ini mengusiknya sesungguhnya, terlebih lagi setelah dia mengetahui apa yang terjadi ketika dia tidak ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Youth Of Lily
FanfictionTW: Cerita ini mengandung banyak isu sensitif yang dapat memicu. Harap bijak dalam membacanya. Orang-orang berkata bahwa masa muda adalah momen terindah dalam kehidupan. Kita tertawa. Kita menangis. Kita bertengkar dan jatuh cinta tanpa ada alasan...