"Sher, udah nyampe," kata William seraya menepuk-nepuk tangannya ke pipi Sherren berniat untuk membangunkan Sherren.
"Sher?"
"Ya ampun kebo banget dah. Apa gue gendong aja ya?" Tanya William kepada dirinya sendiri.
"Ah tapi ntar orang liat ntar mereka mikir yang gak bener lagi," katanya.
"Yaudah gak apa-apa deh," ucapnya lagi. Masih dengan monolognya.
William pun keluar dari mobil lalu berjalan menuju pintu penumpang lalu membukanya. William perlahan menggendong Sherren dengan gaya bridal. Sungguh, William sangat berhati-hati. Ia tidak mau membangunkan Sherren, kasihan. Ketika sampai di depan pintu rumah Sherren, William menekan bel rumah Sherren menggunakan dagunya. Tentu ia tidak mungkin memakai tangannya, nanti kalau Sherren jatuh? Siapa yang tanggung jawab?
Beberapa kali menekan bel, akhirnya 3 menit kemudian, pintu terbuka dan muncul seorang laki-laki.
"Ya ampun Sherren, ayo masuk-masuk!" Ucap laki-laki itu memersilahkan William masuk ke dalam rumah Sherren.
William pun membawa Sherren masuk duluan lalu disusul oleh laki-laki itu.
"Bawa aja ke kamarnya, di atas, depan pintunya ada tulisan namanya," suruh lelaki itu.
"Yaudah, makasih kak?" Entah itu pernyataan atau pertanyaan, hanya itulah yang keluat dari mulut William.
"Julio, panggil aja Julio. Tapi jangan manggil bang kayak Sherren, karena gue bukan abang tukang bakso," candanya.
"Hehe oke, gue bawa Sherren ke atas dulu yah kak. Minta izin, jangan pikir yang gak bener hehe," izin William.
Setelah itu William membawa Sherren ke kamarnya di lantai atas. Untungnya letak kamar Sherren tidak jauh dari tangga. Karena sesungguhnya William sudah lelah. Memang, Sherren tidak berat. Namun, ia lelah karena latihan basket tadi sore.
Ni anak kok makin lama makin berat sih elah makan apaan. Batin William.
Setelah sampai di depan pintu kamar Sherren yang tertulis namanya, William membuka pintunya dengan sikunya. Ketika masuk, Ia sangat terheran-heran dengan kamar Sherren. Tidak, bukan berantakan. Tapi, bayangkan saja semua dinding kamarnya tertempel poster band asal Australia, 5 Seconds Of Summer!
William hanya bisa menggelengkan kepalanya heran.
"Cewe sejutek ini ternyata masih bisa fangirling? Cukup mengagetkan," ucap William setelah membaringkan Sherren ke tempat tidur.
Sebelum keluar dari kamar Sherren, William mengeluarkan kalung yang Ia beli tadi dari kantung celananya lalu memakaikannya ke leher jenjang Sherren. Sebenarnya Ia ingin memberikannya kepada Sherren secara langsung nanti, namun entah ada angin apa, William ingin sekali memakaikan kalung itu ke leher Sherren. Tak lupa, entah ada angin apa lagi, William mengelus kepala Sherren secara pelan lalu kemudian keluar dari kamar Sherren.
"Good night, nice dream" ucap William ketika hendak menutup pintu kamar Sherren.
Turun ke bawah, William bertemu dengan Julio.
"Udah?" Tanya Julio.
"Udah kak," jawab William dengan sopan.
"Ngomong-ngomong, nama lu siapa? Pacarnya Sherren kan? Kok Sherren gak cerita sama gue ya?"
"Oh gue William, bukan pacarnya Sherren kok. Tapi restuin gue bisa pacarin Sherren ya?" Candanya.
"Oh tenang, lu keliatan anak baik-baik. Gue restuin, tapi, jaga baik-baik Sherren. Jangan pernah lu sakitin dia, kalo lu sakitin dia sama aja lu sakitin mama lu atau kakak atau adik perempuan lu. Karma juga masih ada. Oh iya, kalau sampe Sherren sakit hati karena lu, sekali tonjok, abis lu sama gue," ujar Julio. Namun dengan muka yang tidak serius sama sekali. Hanya bercanda tentu, tapi Julio tidak segan-segan melakukannya jika William berani-berani menyakiti Sherren.
William hanya diam. Ia tidak berniat menjawab. Karena ia tidak bisa menepatinya. Bukan, ia tidak berniat menyakiti Sherren. Namun, banyak kekhawatiran didalam dirinya.
"Kok diem?"
"Gue cuma takut gak bisa ngejaga Sherren," ucap William.
"Gue percaya sama lu kok,"
"Yaudah makasih ya kak, gue balik dulu," ujar William.
William pun pulang ke rumahnya. Namun sebelum itu, Ia mampir ke minimarket di kompleks rumahnya. Hanya untuk membeli Choki-choki. Karena sudah hampir seminggu masuk sekolah, ia tidak makan choki-choki
"Mending gue emut choki-choki daripada gue harus ngerokok. Mending gue sakit perut karna choki-choki daripada gue harus ngerasain kanker paru-paru karna ngerokok," itu jawaban William ketika Ivan bertanya kepadanya mengapa William sangat gemar makan choki-choki.
Lucu memang. Cowok most wanted sekolah sekaligus kapten tim basket sekolah hobinya emut choki-choki. Makanan favorit anak TK sama anak SD. Sementara William sendiri sudah SMA kelas 11. Umur yang tidak lama lagi akan menginjak kepala dua.
Tak lupa ia membelikan 5 susu kotak rasa strawberry untuk adiknya. Titipan sebenarnya.
Sesampainya di rumah, William langsung masuk ke kamar adiknya.
Belum pulang lagi mereka? Emang ya, rumah kadang bukan rumah. Batin William.
William mengira adiknya belum tidur, tetapi ternyata masih terdengar suara kartun dari dalam kamar adiknya.
William pun masuk ke dalam kamar adiknya.
"Hai Aca!" Sapanya ketika melihat adiknya masih serius nonton kartun di TV.
"Eh kak Will!" Jawab adik William sambil menyengir.
"Kok kamu belum tidur? Ini udah mau jam 10 loh.. Tidur gih.." ucap William kepada Aca, panggilan untuk adiknya. Dan hanya William lah yang memanggil adiknya dengan "Aca". William tidak mengizinkan orang lain memanggil adiknya dengan sebutan "Aca".
"Kan tungguin kakak pulang bawain susu strawberry pesenan aku. Kakak sih lama banget pulangnya," ujar adik William dengan mulut yang monyong, terlihat sangat lucu.
"Maaf deh, tadi kakak beliin kado buat ulang tahun kamu trus kakak bareng temen kakak. Dia titip salam juga buat kamu," jawab William.
"Wah kado apa kak?" Tanyanya antusias.
"Ada deh pokoknya, pasti kamu suka. Itu temen kakak yang pilihin loh," jawabnya.
"Wah cewek pasti ya? Bukan kak Jade itu kan? Aku kesel sama dia ih suer deh kak," ujar Aca.
"Iya, cewek. Cantik, kayak kamu."
"Bisa aja sih kak, nanti undang dia ke ulang tahun aku ya Kak?" Ucapnya.
"Ngomong-ngomong mana susunya? Kakak beli 5 kan?" Tanya Aca.
"Udah kakak taruh di kulkas. Kakak beli 5 kok, kamu minum besok aja ya. Nanti sakit loh minum minuman dingin malam-malam. Sekarang kamu tidur gih,"
"Yaudah, tapi kakak temenin aku sampai aku tidur ya?"
"Iya" jawab William
"Mama sama papa kapan pulang?" Tanya Aca ketika sudah berbaring di atas tempat tidur.
"Bentar lagi pulang, mungkin." jawab William.
"Yaudah, aku tidur dulu ya kak. Good night! Salam balik sama kakak yang itu ya hehe,"
"Iya"
"Kak, aku kangen mama papa," ucap Aca.
"Udah tidur gih, udah malem," potong William. Ia tidak mau terlarut dalam masalah ini.
🎡🎡🎡
Yo wassap! Chey balik lagi, hehe sorry yah baru update lagi. Writers Block menyerang gue selama beberapa minggu berjalan ini pft..
Yaudah, semoga suka dengan part ini! Jangan lupa vomments ya!
Sorry kalau ada banyak typo yang bertebaran : )
-Chey💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Senior?
Teen FictionSherren Shierra, seorang gadis dengan banyak kepalsuan dalam hidupnya. Bisa saja ia terlihat tersenyum. Namun, tidak ada yang tahu isi hatinya. Terlalu banyak yang telah berhasil ia sembunyikan. Satu kekurangan yang membuat ia seperti ini, yaitu, ke...