Seperti biasa, Sabtu pagi Sherren berencana bangun jam 12 siang karena malamnya ia hanyut dalam dunia oranye sampai jam 4 subuh. Salahkan semuanya pada author yang ceritanya sampai ada sequelnya dan super duper buat baper.
Namun sepertinya rencana Sherren untuk sayang-sayangan sama bantalnya itu harus ia buang jauh-jauh khusus hari ini karena Julio yang mengajaknya ke pasar. Ya bisa diulang lagi, pasar.
Dengan baju tidur dan rambut yang dicepol asal Sherren masuk kamar mandi sekedar sekedar cuci muka dan gosok gigi.
Sesampainya di mobil, Sherren hanya diam sesekali menghadap ke luar jendela. Masih ngantuk. Pasar yang bisa dibilang tidak terlalu jauh menjadi jauh karena hari ini sudah pasti CFD dan jalan utama ditutup padahal jalan ke pasar harus melewati jalan tersebut sehingga mau tidak mau Julio harus melewati jalan tikus yang jauh.
"Ngapain sih bang pagi-pagi udah ngajak ke pasar? Ngajak orang lagi," pertanyaan yang akhirnya muncul dari mulut Sherren hanya ditanggapi dengan tiga kata dari Julio, "Liat aja udah,". Singkat, padat dan jelas kayak kalimat di pelajaran bahasa Indonesia. Ingin rasanya Sherren menampol Julio. Tapi, daripada membuang tenaga dan waktu lebih baik Sherren melanjutkan tidurnya saja.
"Dasar kebo kutub bisa-bisanya nemplik tidur dimana aja," ucap Julio yang samar-samar masih bisa didengar Sherren. Sherren tidak mau menanggapi kakak tercintanya itu.
Setengah jam perjalanan dari rumah ke pasar. Cukup lama dari yang biasanya. Julio pun membangunkan Sherren. "Turun yuk, dek" kata Julio.
"Males ah, abang aja yang turun. Aku mau tidur di mobil aja, masih ngantuk," ucap Sherren dengan mata yang masih tertutup.
"Turun nggak? Abang batalin tiket konsernya," goda Julio.
"Iya batalin aja udah tiketnya. Gakpa- EH TIKET KONSER APA BANG?"
Julio tersenyum meremehkan. "Dasar emang fangirl kelas pro, denger kata tiket konser aja langsung bangun,"
Sherren hanya cemberut menanggapi ucapan Julio. Ia ingin tidur lagi tapi dengan cekatan Julio menarik tangannya. "Ini beneran kamu mau tiket konsernya hangus begitu aja? Abang udah pre-order loh buat konser Harry Styles di Singapur tahun depan."
"Eh eh iya deh jangan. Abang ganteng nggak boleh marah. Ini aku mau turun kok,"
Mereka berdua pun masuk ke dalam pasar. Pasar ini bisa dibilang cukup bersih. Pasar yang cukup komplit. Dari sembako sampai tanaman pun dijual.
"Bang kita ngapain sih disini? Mau beli apa?"
Dengan antusias Julio pun menjawab "Diem aja udah, besok kan mama ulang tahun nah terus karena kita nggak punya mbak buat masak jadi hari ini kita ke pasar buat beli bahan-bahan trus kita masak deh!"
"Lah aku nggak bisa masak trus ntar sore kayaknya seinget aku, aku mau ke acara di blok sebelah deh,"
"Hah? Siapa?"
"Ada lah pokoknya. Eh tapi emang abang juga bisa masak?" Tanya Sherren.
"Kan ada temen kamu si Putri. Kan kata kamu si Putri jago masak. Sekalian-" ucapan Julio terhenti, "-lupain".
Sherren yang mengerti dengan gerak gerik Julio rasanya ingin meledeknya. Namun ia masih ingin tiket konsernya.
"Aku nggak ikut ya, ada acara temen" ucap Sherren.
Mereka pun membeli bahan-bahan makanan kesukaan mama mereka. Tak lupa sebelum pulang mereka mampir ke toko kue ulang tahun untuk memesan kue buat besok hari.
Sampai di rumah sekitar jam 11 siang dan Sherren segera bergegas ke kamar mengecek telepon genggamnya yang lupa ia bawa tadi.
Ketika ia ingin membuka aplikasi LINE, muncul panggilan masuk dari kontak bernama William.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Senior?
Teen FictionSherren Shierra, seorang gadis dengan banyak kepalsuan dalam hidupnya. Bisa saja ia terlihat tersenyum. Namun, tidak ada yang tahu isi hatinya. Terlalu banyak yang telah berhasil ia sembunyikan. Satu kekurangan yang membuat ia seperti ini, yaitu, ke...