Pagi ini aku berangkat ke sekolah dengan mood yang bagus. Bagaimana tidak, yang biasanya aku naik taksi atau nebeng Kak Julio untuk ke sekolah, hari ini aku diantar papaku. Aku tidak tau kenapa bisanya mama dan papa akur dan hari ini aku diantar papa ke sekolah. Kak Julio yang mendengarkan ucapan papa saat ingin mengantarku pun terheran-heran sambil menyiku tanganku ketika berada di meja makan.
"Pa, kok tumben anter aku ke sekolah? Biasanya juga kan aku naik taksi atau gak bareng Juljul," tanyaku.
"Julio kan sekolah siang hari ini," ucap papa dengan tidak mengalihkan pandangannya ke jalan.
Sekolah kakakku memang hari ini jadwalnya sekolah siang. Sekolahnya dengan sekolahku bisa dibilang cukup dekat jaraknya. Dan alasannya masuk sekolah itu ya karena ada jadwal sekolah siangnya.
Sesampainya di depan sekolah, aku langsung pamit kepada Papa karena ia juga harus buru-buru ke kantor jika tidak mau terlambat karena padatnya kota Jakarta walaupun di pagi hari. Apalagi ini hari Senin dan sekolah-sekolah lain juga sudah mulai masuk setelah libur panjang kenaikan kelas.
"Kamu pulang sekolah langsung pulang yah, jangan berkeliaran kemana-mana kalo mau jalan-jalan, telpon papa atau mama dulu atau setidaknya telpon Julio," ucapnya memberi nasehat kepadaku.
Aku mengangguk tanda mengerti lalu setelah itu salim kepadanga karena sebentar lagi bel sudah mau berbunyi.
Aku masuk sekolah bersamaan dengan beberapa murid lainnya yang bisa dibilang tergesa-gesa. Hari ini memang hari pertama kegiatan belajar mengajar di sekolahku dimulai. Sekolah yang minggu lalu hanya didatangi oleh OSIS sebagai panitia MOS dan murid kelas 10 sekarang sudah penuh dengan murid-murid kelas 11 maupun kelas 12. Dengan santai aku berjalan ke arah lapangan untuk mengikuti upacara bendera yang umumnya dilakukan oleh sekolah-sekolah lain pada hari Senin.
Sesampainya di lapangan, aku berbaris dengan kelompokku saat MOS, aku melihat Feta yang berbaris paling depan bersama dengan salah satu perempuan yang bisa dibilang pendiam tapi cukup dekat dengan ku dan Feta ketika MOS. Namanya, Leona.
=Author's POV=
Upacara dimulai. Selama kurang lebih hampir setengah jam dijemur di lapangan, akhirnya para murid disuruh masuk kelas setelah mendengar pembagian kelas. Betapa senangnya Sherren ketika mengetahui ia sekelas dengan Feta, juga Leona. Kelas mereka berada di lantai 3 dan bisa dibilang sudah hampir ujung, yaitu kelas X-B.
Mereka berjalan beriringan menuju kelas itu. Dan bisa dibilang Feta lah yang paling cerewet. Ia bercerita tentang liburannya ke Australia hanya untuk menonton dan mencari alamat rumah Band favoritnya.
"Emang siapa sih?" Tanya Leona.
"Ye masa lu gak tau? Itu loh.. 5 Seconds Of Summer!" Jawabnya antusias.
"Oh gua kirain apaan. Gua juga suka dengerin lagu-lagu mereka. Gua paling suka Broken Home entah mengapa," ucap Leona yang membuat Feta lebih antusias lagi. Dia bersyukur karena ada juga temannya yang suka 5SOS walaupun hanya lagu mereka saja. Feta sendiri merupakan multifandom. Dan dia akan sangat berantusias jika mengetahui idolanya akan konser di Indonesia.
"Gua sih suka semuanya, trus gua paling ngefans sama Ashton!"
"Ashton yang megang bass ya?" Tanya Sherren asal.
Mereka yang mendengar pertanyaan Sherren pun tertawa, apalagi Feta yang sampai-sampai mengeluarkan air matanya. Sedangkan Leona hanya tertawa sekilas saja.
"Apa yang lucu sih?" Tanya Sherren dengan polosnya.
"Anjir Sher, Ashton itu yang main drum. Kalau yang bass itu si Calum," jelas Feta setelah berhasil memberhentikan tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Senior?
Teen FictionSherren Shierra, seorang gadis dengan banyak kepalsuan dalam hidupnya. Bisa saja ia terlihat tersenyum. Namun, tidak ada yang tahu isi hatinya. Terlalu banyak yang telah berhasil ia sembunyikan. Satu kekurangan yang membuat ia seperti ini, yaitu, ke...