Setelah selesai makan di salah satu kedai makanan di mall itu, William langsung menarik Sherren masuk ke dalam toko pernak-pernik anak-anak yang tidak jauh dari kedai itu.
"Hmm.. sejujurnya, gue gak tau mau beliin apa buat adik gue," ujar William sambil menggaruk tengkuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
"Adik lu cewe apa cowo?" Tanya Sherren dengan mata yang menatap salah satu kalung yang terpampang disana, bukan menatap William.
Dasar, kalo ngomong sama orang tuh harusnya natap matanya. Untung cantik. Batin William.
"Cewe, 7 tahun. Cantik, kayak lo," ucap William.
Sherren memutar bola matanya kesal, "Ga lucu,".
"Siapa juga yang lagi ngelawak,"
"Yaudah, tunggu sini bentar ntar gue cariin yang sekiranya bisa jadi hadiah buat adik lo, duduk aja dulu gih," ucap Sherren lalu meninggalkan William yang langsung duduk di sofa berbentuk anjing yang terdapat di depan pintu masuk toko itu.
Sungguh, William tidak tau apa yang disukai adiknya. Dia tidak tau mau beli apa.
Sherren mengitari toko itu. Dari lorong pertama sampai lorong kelima, tidak ada yang cocok menurutnya. Sampai di lorong terakhir, ia melihat boneka yang besarnya tiga-per-empat dari besar badannya. Tepatnya, tinggi sih. Boneka itu bukan Teddy Bear seperti biasanya, tetapi boneka Baymax dari animasi Big Hero 6. Sherren berpikir adik William pasti menyukainya. Karena Baymax sendiri sangatlah care dengan Hiro. Oke, tidak jelas memang. Tapi, feeling seorang jones alias Sherren selalu benar. Tidak pernah salah! Harga boneka itu pun tidak terlalu mahal. Tidak seperti boneka-boneka raksasa lainnya. Sherren pun berniat menghampiri William.
Sampai di tempat yang diduduki William, Sherren ingin tertawa. Bagaimana tidak? William tidur di sofa itu. Kelelahan mungkin karna habis ekskul? Tapi apakah ia tidak malu? Ini di toko pernak pernik anak-anak dan ia tertidur di sofa berbentuk anjing ini?
Lucu.
"Will?" ucap Sherren sambil menepuk pelan pipi William.
"Eh iya? Kenapa?" Tanyanya.
"Gue kelamaan ya? Itu udah dapet. Rada aneh sih, tapi coba lo liat dulu deh," ujar Sherren.
"Gak kok, kecapean mungkin karena kan ekskul pertama trus langsung latihan buat event minggu depan,"
"Coba mana gue liat maksud lo yang mana," sambungnya.
William terlihat lucu dengan rambut yang acak-acakkan khas orang baru bangun tidur. Apalagi raut kelelahannya terlihat jelas di wajahnya.
William mengikuti Sherren dari belakang. Dan Sherren pun menunjukkan boneka Baymax yang menurutnya bagus untuk dijadikan hadiah bagi adik William.
"Ini?" Tanya William.
"Kenapa? Jelek ya? Tapi itu didepan di rak ada juga kok kalung bagus juga menurut gue. Cuma ini sama kalung itu yang menurut gue bagus, tapi menurut gue bagusan ini karena kalo kasih kalung ntar gak dipake, kan kebanyakan sekolah gak dibolehin make kalung dan kawan-kawannya,"
"Gak kok, lucu malahan. Lo tau ga? Gue nangis anjir pas nonton Big Hero 6 sama temen-temen gue di bioskop. Bukan cuma gue sih, itu loh si Ivan yang ngejer-ngejer Feta juga nangis, pas keluar dari bioskop mereka malah ngetawain kita trus akhirnya gue sama Ivan malu karna orang-orang disitu juga udah kek mau ketawain kita," ujar William panjang lebar.
Sherren ternganga tidak percaya.
"Yaudah,"
"Cuma gitu tanggepannya?" Tanya William.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Senior?
Teen FictionSherren Shierra, seorang gadis dengan banyak kepalsuan dalam hidupnya. Bisa saja ia terlihat tersenyum. Namun, tidak ada yang tahu isi hatinya. Terlalu banyak yang telah berhasil ia sembunyikan. Satu kekurangan yang membuat ia seperti ini, yaitu, ke...