18. Sayang?

3.3K 114 21
                                    

"Aca sendirian di rumah?" Tanya Sherren.

"Ada mbak yang jagain kok. Tenang aja,"

William menjalankan mobilnya, "Kita mau kemana?" tanya Sherren.

"Ke pelaminan mau nggak?"

Sherren langsung menatap sinis ke arah William. William pun hanya tertawa melihat ekspresi Sherren. Menurutnya, sifat Sherren yang selalu marah dan cuek adalah suatu hal yang lucu.

"Kita makan yuk. Gue ngidam makan nasi goreng abang-abang nih," ujar William.

Sherren hanya diam. Sudah malas menanggapi.

Hening. Tidak ada lagi yang bersuara. Keduanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Sher" panggil William.

"Hm?"

"Sher"

"Hm?"

"Sher"

"Kenapa sih?"

Sekali lagi William tertawa dengan sikap Sherren.

"Kenapa marah-marah mulu sih?" tanya William.

"Suka-suka gue lah. Kok lo yang sewot?" jawab Sherren.

"Jangan marah-marah dong. Nanti aku sedih," ucap William dengan nada manja yang membuat Sherren ingin muntah.

William yang menyadari kebodohannya sendiri pun tertawa, "HAHAHAHA, gue goblok banget ya? Maafin gue ya Sher. Efek baper nih,"

"Baper?"

"Eh typo. Maksudnya laper,"

"Gaje banget deh lo,"

Ya, hening lagi. Penuh keheningan sampai akhirnya bunyi oseng-oseng terdengar. Nasi goreng Bang Rehan favorit William. Dan Sherren.

"Eh mas Willy dateng lagi! Eh itu sama siapa? Punya pacar kok nggak bilang-bilang?" Ucap abang nasi goreng tersebut.

"Oh itu? Calon bang. Doain aja," jawab William.

Sherren pun turun dari mobil setelah tadi ia mengatakan William turun terlebih dahulu.

"Lah mbak Sherren toh?"

William bingung, "Abang kenal sama Sherren?"

"Lah Sherren sama Julio mah pelanggan saya dari mereka masih kecil. Abang inget deh dulu Sherren pernah kesini sama Julio pake baju tidur terus rambut acak-acakkan tapi pas makan langsung diem menikmati,"

"Bang jangan buka kartu dong!"

William tertawa lagi. Sudah tidak dapat terhitung lagi berapa kali ia tertawa hari ini hanya karena melihat Sherren marah. Sangat lucu.

Sherren memutar matanya sebal. Ingin rasanya melempar William ke rawa-rawa, "Jangan ketawa," ucapnya.

"Lo sih lucu kalo udah marah-marah. Makin cinta deh," goda William.

"Bacot."

Mereka pun duduk di tempat duduk yang telah disediakan dan memesan 2 nasi goreng. Sherren masih aja diam. Sementara William sudah tidak bisa tahan lagi. Dirinya tidak bisa diam. Dari joget sampai sekarang nyanyi pun tetap masih Sherren abaikan. Kasihan.

William menatap Sherren serius. "Sher, ngomong dong,"

Sherren yang merasa ditatap pun menatap balik William, "Ngomong apa lagi?"

"Yah apa kek? Masa depan kita mungkin," jawab William asal.

"Gue tabok lo ya,"

"Nggak deh, canda kok. Jangan marah-marah nape sih ah. Tapi nggak apa-apa deh, lo lucu banget kalo lagi ketawa,"

Why Senior? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang