Sabtu pagi kali ini ada yang tidak biasa. Tepat jam setengah 6 Sherren sudah bangun dan tidak merasa ngantuk sama sekali. Padahal biasanya hari Sabtu waktu paling cepat ia bangun adalah jam 11 siang. Keajaiban! Apalagi, pagi ini ia berniat untuk menyiram tanaman dan memandikan anak kaki 4 nya dan juga membuat sarapan untuk Julio dikarenakan orang tua mereka masih di luar kota.
Dengan memakai baju oblong kebesaran dan celana pendek yang sudah tertutup dengan baju kebesarannya, Sherren bergegas menyalakan air. Ia mulai menyiram tanaman miliknya maupun tanaman milik omanya yang dihibahkan kepada mamanya. Ketika sedang asyik menyiram tanaman, suara klakson mobil masuk ke sistem pendengaran Sherren. Suara klakson mobil yang sudah sangat familiar di telinganya. Itu William.
Dia lagi, dia lagi. Rajin amat. batin Sherrem
"Selamat morning, Sherren! Rajin banget yah calon masa depanku jam begini udah nyiram tanaman"
"Ngapain lo kesini pagi-pagi? Gabut banget tiba-tiba kesini,"
"Bukannya dijawab sapaan gue tapi malah disemprot kaya gitu. Sabar, Will.. Cewek cantik mah bebas"
"Gue nggak semprot lo perasaan. Oh, jadi lo kesini mau minta disemprot. Nih mau?" kata Sherren sambil mengarahkan selang air dan mulai menyemprot air dari selang ke badan William.
William berhasil menghindar dan bersembunyi dibalik mobilnya, "Eittsss bukan gitu dong mbak bro! Haduh kamu cantik-cantik kok rada-rada miring ya?"
"Yaudah, jadi tujuan lo dateng sini pagi-pagi tuh buat apa?"
"Ngajak sarapan bareng. Kata Julio, lo suka makan lontong sayur kan? Nah gue punya rekomendasi lontong sayur yang enak banget tapi doski cuma buka pagi aja terus kalo telat dikit langsung abis"
"Lah, Julio bilang ke lo kapan?" tanya Sherren.
"Kapan-kapan. Ayo buru matiin itu air. Nggak usah ganti baju, gitu udah cantik banget kok. Buruan deh. Eh ganti celana aja deh nanti lo jadi pusat perhatian lagi pake celana pendek gitu"
"Awas ya lo apa-apain gue nanti!" ujar Sherren.
Sherren dengan tidak yakin pergi mematikan air dan masuk ke dalam rumah untuk mengganti celana. Sebelum ia keluar rumah, tak lupa ia mengirimkan pesan kepada Julio kalau ia sedang pergi sarapan dengan William.
"Lo beneran cuma mau ngajak sarapan kan? Lo nggak berniat mau jual gue ke penculik kan?" Sherren bertanya untuk memastikan.
"Tenang aja. Siapa juga yang mau cewek model kayak lo? Nggak ada lah! Eh, ada sih. Tapi gue, jadi cuma gue yang bisa culik lo" jawab William seadanya.
"Gila ya lo" ucap Sherren sambil menabok kepala William.
William hanya menanggapinya dengan kekehannya. Setelah itu mobil William menembus jalan yang cukup macet. Tempat makan yang William maksud tidak terlalu jauh dari kompleks rumah mereka.
"Emm, Sherr.. Lo nggak apa-apa kan makan di pinggir jalan gitu?" tanya William untuk memastikan.
"Ya nggak-lah. Malahan makanan di gerobak-gerobakan gitu jauh lebih mantul daripada makanan di mall"
"Bagus deh!"
Sherren tidak menjawab William lagi. Sekarang ia sibuk men-scroll timeline Instagramnya lalu beralih ke Instagran Stories. Gabut. Pagi ini cukup ramai dan macet karena ada event di dekat kompleks rumah mereka.
"Bentar lagi nyampe kok, lo keliatannya gabut banget. Pasang lagu aja"
"Nggak usah, nggak apa-apa"
Setelah lima belas menit perjalanan, mereka pun sampai di tempat tujuan. Karena ramai dan tempat duduk penuh akhirnya William memutuskan agar mereka makan di mobil saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Senior?
Teen FictionSherren Shierra, seorang gadis dengan banyak kepalsuan dalam hidupnya. Bisa saja ia terlihat tersenyum. Namun, tidak ada yang tahu isi hatinya. Terlalu banyak yang telah berhasil ia sembunyikan. Satu kekurangan yang membuat ia seperti ini, yaitu, ke...