21. Kapan Resmi?

1.6K 73 34
                                    

"Hati-hati di jalan," ucap Sherren dan Julio bersamaan.

William mengantar Sherren pulang, namun sebelumnya ia meminta Sherren untuk menemaninya beli choki-choki di mini market luar kompleks karena yang di dalam kompleks sudah tutup padahal waktu baru menunjukkan pukul 9 kurang sedikit. Ketika sampai di depan rumah mereka berpapasan dengan Julio yang baru saja mengantarkan Putri pulang.

"Iye. Eh bang gue duluan ya! Liatin noh adik kesayangan lo jangan sampe ada yang ngebet kecuali gue,"

"Apaan lo, seterah Sherren lah mau ngebet sama siapa. Emang lo siapa?" tantang Julio.

"Kenalin, William Junior calon adik ipar Julio yang berarti calonnya Sherren Shierra juga," William menyodorkan tangannya ke arah Julio dan berkata seperti itu dengan bangganya.

Sherren dan Julio menatap William heran.

"Udah gih pulang sana lo," ujar Sherren.

William menatap Sherren sekilas lalu tertawa. Dapat terlihat juga pipi Sherren mulai memerah. Julio juga sepertinya melihat.

"Iya-iya. Bang, besok nggak usah capek bangun pagi-pagi ya. Sher, besok pagi gue jemput," ucap William didalam helmnya yang masih dapat terdengar jelas oleh Julio dan Sherren.

"Apaan lo jempat-jemput! Nanti gue telat lagi kayak waktu itu!" Semprot Sherren.

William terkekeh, "Tenang, besok jam 6 pagi gue udah ada didepan rumah lo.."

"Ada untungnya juga lo deket sama Sherren, okede aku dukung kamu naks!" Julio mulai angkat bicara.

Sherren hanya memutar bola matanya kesal melihat Julio membela William. Lagi-lagi William tertawa melihat tingkah laku Sherren. Sudah berapa kali hari ini ia tertawa hanya karena melihat ekspresi marah Sherren.

"Apa lo ketawa-ketawa?! Pulang sana gue mau tidur," semprot Sherren.

William pun melajukan motornya, dan ketika sudah tidak terlihat lagi Julio dan Sherren masuk ke dalam rumah. Sherren mendapat beberapa wejangan dari Julio mengenai hubungannya dengan William. Julio tau semua mengenai William, mulai dari masalahnya dengan Jade sampai PDKT-nya dengan Sherren yang berujung Sherren dikata-katai. Julio berkata agar jangan dulu lebih dekat dengan William karena Julio tidak mau adiknya dibully lagi. Julio memang menyetujui jika Sherren dengan William. Tapi Julio adalah tipikal kakak yang tidak mau adiknya dilukai oleh orang lain. Ya memang semua kakak laki-laki punya naluri seperti itu sih.

🎡🎡🎡

Keesokkan paginya William menepati janjinya semalam. Ia benar-benar menjemput Sherren jam 6 pagi! Sherren bahkan belum bangun pada saat itu. Namun, Sherren telah mengatakan agar William duduk di dalam rumahnya saja untuk menunggunya.

20 menit berkutat dengan dirinya, akhirnya Sherren selesai siap-siap. William bahkan sampai tertidur. Sherren yang melihat William tertidur di sofanya hanya dapat tertawa.

"Bego sih, udah tau gak bisa bangun pagi malah maksain jemput sepagi itu. Will, bangun.." ucap Sherren sambil menepuk-nepuk pipi William.

"Eh, iya.. Udah? Lo sih lama jadi gue ketiduran.."

"Lo-nya aja kerajinan banget jemput gue pagi-pagi banget,"

"Yaudah, ayo jalan. Nanti lo marah lagi kalo telat. Emang sih gue suka liat lo marah, tapi lama-lama juga ngeri gue," goda William.

Sherren hanya menatapnya sinis dan langsung mengambil tasnya lalu keluar rumah. William menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Sherren yang menggemaskan tapi kadang ngeselin.

Pada saat di jalan tidak ada yang memulai percakapan. Baik Sherren maupun William sibuk dengan pikiran masing-masing. Sesaat sampai di sekolah, sama seperti pagi-pagi sebelumnya mereka berdua ditatap oleh banyak orang. Dan tidak sedikit juga yang menatap sinis ke arah Sherren. Mereka tidak tahu saja bagaimana tingkah laku asli mantan William.

Why Senior? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang