Seperti yang telah direncanakan, Sabtu sore Sherren menghabiskan waktu dengan hang out bersama Feta. Tadinya mereka setuju ingin ikut semua, namun beberapa dari mereka punya urusan yang sangat mendadak sehingga hanya Sherren yang bisa menemani Feta. Kata Feta saudara perempuannya akan menikah sehingga ia ingin membeli baju untuk dipakainya nanti. Sherren bertanya mengapa tidak buat baju kembaran saja sekeluarga tapi Feta bilang kalau baju yang akan ia beli saat ini adalah baju yang sudah lama diidam-idamkannya dan baju ini dipakai pada saat after party.
"Fet, abis ini kita mau kemana lagi? Katanya ada sesuatu yang pengen lo omongin?" Tanya Sherren ketika Feta hendak membayar semua barang belanjaannya.
"Makan aja yuk, gue pengen makan sushi nih. Nanti gue ceritain di tempat makan aja, oke?"
Setelah membayar semuanya, Feta dan Sherren bergegas pergi ke tempat makan. Sherren sangat penasaran dengan apa yang akan Feta bicarakan sampai-sampai ia bilang penting. Di tempat makan ternyata Ivan sudah menunggu Feta.
Sherren mengernyit bingung, "Lah, kok ada kak Ivan disini Fet?"
Feta yang mendengar pertanyaan Sherren langsung duduk di sebelah Ivan lalh menjawab, "Iya udah janjian kok"
"Kak Ivan cuma sendirian, kan? Nggak sama yang lain, kan?" Tanya Sherren penuh selidik.
"Kenapa? Cariin gue ya?"
Sherren kaget. Ia sangat mengenal suara orang ini. Suara orang yang akhir-akhir ini masuk ke kehidupannya. "Lah kok malah ada lo sih?" Tanya Sherren.
"Kan tadi gue bilang mau jalan juga sama lo tapi ternyata lo udah punya janji dulu sama Feta,"
"Ya tapi kok-"
Sebelum Sherren lebih ngamuk, Ivan sudah duluan memotong pembicaraannya, "Sher jangan salahin gue ya, emang gue awalnya juga mau jalan sama Feta abis kalian jalan. Eh terus si kucrut satu ini pagi-pagi tadi nelpon gue tanya gue free atau nggak"
"Ih dasar ya lo bela diri sendiri," ujar William.
"Hehe maap bosku, ngeri gue liat calon lo kalo lagi marah. Jadi Sher, mending marah sama William aja. Gue mau makan nih sama Feta udah laper" kata Ivan seraya memasukkan sushi ke mulutnya sekali lahap lalu menyuapkan sushi ke mulut Feta yang langsung dihadiahi tatapan menjijikkan oleh Sherren.
"Kenapa, Sher? Mau juga disuapin?" Goda William.
Sherren mulai merasakan panas di pipinya setelah mendengar perkataan William, "Ih najisun, udah ah gue juga mau makan. Udah laper."
William yang melihat sikap dan rona pipi Sherren yang berbanding terbalik pun tertawa. Sangat lucu dan menggemaskan. Memang cewek yang lain daripada yang lain. Rasanya William sudah jatuh cinta dengan Sherren. Apalagi setiap Sherren melahap sushi pasti pipinya langsung membesar. William sangat menahan diri untuk tidak mencubit pipi Sherren. Ah, sangat lucu.
"Jadi, Fet, apa yang pengen lo bicarain?" Tanya Sherren.
"Nggak penting-penting amat sih, gue cuma mau bilang kalo gue udah jadian sama Ivan" ucap Feta.
"Ih itu penting tauk, Fet!" Protes Ivan.
"HAH? LO UDAH JADIAN SAMA FETA, VAN? KAPAN? ANJIR KOK GUE GAK-" William berteriak sampai banya yang melihat ke arah mereka, sebelum nantinya lebih malu lagi Sherren langsung memasukkan sushi ke dalam mulut William agar cowok itu berhenti.
"Anjir bisa diem nggak sih lo, mampus gue sumpel tu mulut pake sushi," ejek Sherren
William tidak protes. Namun ia memilih diam sebelum Sherren bereaksi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Senior?
Fiksi RemajaSherren Shierra, seorang gadis dengan banyak kepalsuan dalam hidupnya. Bisa saja ia terlihat tersenyum. Namun, tidak ada yang tahu isi hatinya. Terlalu banyak yang telah berhasil ia sembunyikan. Satu kekurangan yang membuat ia seperti ini, yaitu, ke...