24. Nonton Gajah

1K 27 12
                                    

"Ih serius ah!"

"Gue juga serius tau, Sher. Lo tau nggak, sejak liat lo pas MOS, gue langsung tertarik sama lo. Kayak ada feeling yang bilang kalo lo yang pantes sama gue dengan kekonyolan gue kayak gini," ujar William "Gue pengen banget nanti lo bisa sayang sama gue kayak gue sayang sama Acha gini. Sama yang kayak lo bilang tadi, sayang pake banget." Sambungnya.

"Anjir menjijikkan banget ya gue" sambungnya lagi.

Sherren mengernyit. Jawaban William keluar dari konteks pertanyaam yang diberikan Sherren. Tapi Sherren akhir-akhir ini juga sudah mulai tersentuh dengan sikap William. Meskipun ngeselin, tapi orang seperti William yang tidak terduga-dugalah yang
membuat hati Sherren tersentuh. Namun Sherren pikir jangan terlalu cepat, ia tidak mau kalau nanti William hanya menjadikannya pelampiasan karena baru saja putus dengan Jade.

"Kok lo bisa se-yakin itu?" Lagi-lagi Sherren bertanya.

"Karna otak sama hati gue setuju kalo lo orangnya. Tapi gue tau pasti lo mikirnya gue jadiin lo pelampiasan kan karna gue baru aja putus sama Jade?"

Wah jago juga dia jadi cenayang, batin Sherren.

Sherren diam. Ia tidak tau mau berkata apa lagi.

"Tapi tenang aja, gue bisa pastiin lo kok kalo perasaan gue ke lo itu nggak kaleng-kaleng. Dan for your information aja, gue sama Jade jadian juga bukan karena gue yang mau tapi dianya yang mau trus gue nggak enak buat nolak," jelas William.

"Yaudah, berjuang." Kata Sherren dengan singkat padat dan jelas.

William yang mendengarnya pun sontak kaget dan langsung menatap ke arah Sherren, namun tak dapat dipungkiri bahwa dia sangat senang dan bahagia mendengar ucapan Sherren itu.

"Dari kemarin-kemarin juga gue udah berjuang. Mau sekarang aja boleh nggak?" Goda William yang langsung dihadiahi tatapan sinis Sherren.

"Becanda kali, tapi beneran gue bakal berjuang. Tapi jangan lama-lama ya, Sher" ujar William dan mereka berdua tanpa sadar saling bertatapan.

Sherren mengangguk mengiyakan. Hatinya sudah mulai terbuka. Ia pikir apa salahnya juga mencoba membuka hati. Dari dulu ia tidak pernah merasakan hal seperti ini yaitu pacaran karena Sherren selalu berpikir itu semua tidak penting.

"Kalo ada yang ngancem ato ngomongin lo karena lo deket sama gue, nggak usah sungkan untuk bilang sama gue ya. Gue nggak terima aja kalo nanti lo tersakiti cuma karena gue. Alay banget ya gue, tapi prinsip gue emang ngelindungin apa yang gue sayang. Mau itu Acha, bahkan lo"

Sherren takjub dengan William yang dikenal dengan kegilaannya bisa bicara hal seperti ini. Sherren mungkin merasa bersyukur karena ia bisa mengenal William daripada orang-orang di luar sana. Hati Sherren kembali terbuka sedikit. Dari dulu ia menginginkan cowok yang sangat penyayang, dan care. Ia tidak ingin menjadikan hubungan percintaannya hanya untuk main-main saja. Memang terlalu tabu untuk memikirkan hal seperti itu oleh orang-orang seumuran Sherren, tapi Sherren yakin pola pikirnya itu akan berguna bagi dirinya sendiri maupun di masa depannya.

"By the way, tolong bangunin Acha karena udah mau nyampe. Terus kasiin dia itu tissue basah ada di tas kecilnya. Banyak iler, iw" kata William.

Sherren menggelengkan kepalanya, William yang konyol sudah kembali lagi setelah menjadi orang yang melankolis untuk beberapa menit yang lalu.

Sherren pun membangunkan Acha yang masih terlelap dalam tidurnya. Sebenarnya Sherren tidak tega untuk membangunkan Acha, tapi mau tidak mau harus karena memang sudah mau sampai.

"Kakak kenapa bangunin Acha? Udah sampe?" Tanya Acha.

"Iya, kamu tidurnya enak banget ya? Itu katanya ada tissue basah di tas kamu, ambilin sini nanti kakak yang ngelap muka kamu supaya seger," kata Sherren.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why Senior? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang