BAB 9. Kesempatan dalam kesempitan

20.4K 1.7K 158
                                    

Sinar matahari pagi menyeruak masuk. Menambah silau ruangan yang di huni dua manusia. Mino membuka matanya kaget saat sebuah tangan melingkar di pinggangnya

Shit!

Mino meremas kepalanya yang masih pusing dan menyingkirkan tangan jiyeon. Memungut bajunya kembali dan mengutuk kebodohannya

Mino tidak berfikir untuk seperti ini lagi

Sejak kejadian di rumahnya waktu itu, mino seakan menghindar tapi entahlah. Ada apa dengannya hari ini

Irene memang memusingkan

"Kau mau pulang?" Tanya jiyeon ketika mino membuka pintu. Mino hanya mengangguk tersenyum dan meninggalkan apartemen jiyeon

Kenapa ada rasa aneh yang kini bersarang di dadanya. Biasanya dirinya akan senang jika ada jiyeon di sebelahnya ketika membuka mata tapi kenapa sekarang rasanya berbeda?

Bukan rasa senang lagi.

Mino menyesal

Tiba-tiba wajah irene melintas di fikirannya. Kenapa harus wajah itu? Mino memukul stir dan melanjukan mobilnya dengan kecepatan penuh

Seharusnya semalam mino mendengarkan ucapan irene. Bukannya menghempaskan tangannya.

Dirinya terlalu egois. Harga dirinya terlalu tinggi untuk mendengarkan semua itu

Mino tidak ingin irene besar kepala

Dan sekarang apa?

Terbangun di bawah selimut dengan seorang wanita tanpa busana

Fuck!

"Kau sudah pulang?" Dengan cepat irene berdiri ketika mino muncul di depan pintu. Dengan wajah yang berantakan. Bibir irene membentuk garis lurus lalu kakinya melangkah mundur secara perlahan "aku mandi dulu"

"Apa kau menungguku?" Tanya mino ketika melihat tidak ada yang berubah. Makanan yang irene siapan semalam masih utuh tidak tersentuh

"Tidak. Jangan di fikirkan" irene berlalu masuk ke kamarnya

Mino mengganti sepatunya dengan sandal. Tersenyum miring melihat meja dapur lalu segera mandi. Tidak ada yang bisa dirinya ingat tentang kejadian semalam

Semuanya gelap

Setelah menggunakan pakaian dan siap pergi ke kampus. Mino menatap pintu kamar irene yang masih tertutup. Membuka lemari kecil di samping kulkas. Sepatu irene masih di sana

Irene belum pergi

Mino berinisiatif untuk menunggu irene sejenak.

Satu jam

Satu jam setengah

Tidak ada pertanda irene akan keluar. Mino mengetuk pintu kamar irene. Tidak ada jawaban

"Kau baik-baik saja?" Mino membuka lebar pintu ketika melihat irene di balik selimut. Menghampiri irene "gwenchana?"

Irene tidak menjawab. Menyembunyikan wajahnya di dalam selimut. Mino meraih kening irene "kau deman"

Rasa panik langsung menghampiri mino. Ini seperti dirinya takut kehilangan mainan kesayangannya. Mino menarik paksa selimut irene yang akhirnya terbuka "bajumu basah, ganti sekarang. Kau bisa tambah demam"

Mino panik.

Jika dilihat wajahnya sekarang tertawalah. Mino tidak perduli

Mino membuka lemari baju irene mengambil asal dan memberikannya pada irene yang menatapnya bingung

Secret Marriage [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang