Kaki mino lemas. Tubuhnya berbalik secara perlahan
Jiyeon berdiri tidak jauh darinya. Menggunakan baju berwarna hitam dan hendak menghampirinya tapi orang yang mengawal mino menghalangi jiyeon sehingga membuat wanita itu memberontak kesal
"Tuan muda mengenalnya?"
"Jam berapa keberangkatan?"
"Setengah jam lagi"
"Berikan aku waktu sepuluh menit"
Kini mino dan jiyeon berada di dalam mobil. Di awasi oleh pengawal mino yang berjaga di luar. Mino membuka hoddie jaketnya dan menatap jiyeon "aku belum bisa melakukan apa-apa"
"Aku turut berduka cita untuk kepergian ayahmu"
"Jiyeon-ah" panggil mino parau "sekarang aku tidak bisa berfikir. Aku akan bertanggung jawab"
Jiyeon tersenyum senang hendak memeluk mino tapi pria itu menjauh "tapi tidak dengan menikahimu" bibir jiyeon membentuk garis lurus "kita tidak bisa menikah"
"Kenapa? Bukankah kau menyukaiku? Kita sudah berteman sejak SMA mino. Lagi pula kau tidak memiliki kekasih dan aku pun sama"
"Aku akan memberikanmu uang untuk merawat bayi itu"
"Aku tidak mau"
Masalah kepergian tae ho belum selesai dan sekarang dirinya harus berfikir sekali lagi. Mino memijat pangkal hidungnya "berapa bulan?"
"Tiga minggu" jiyeon berbohong. Usia kandungnya berjalan dua bulan "semua orang akan tahu nantinya dan mereka akan bertanya anak siapa ini"
"Tolong jangan katakan apapun pada media. Keluargaku lagi dalam masa berduka, aku tidak ingin dengan kau mengatakan hal ini membuat ibuku bertambah shock"
"Baiklah tapi berjanjilah satu hal padaku"
"Apa"
"Kau akan menikahiku"
Mino terdiam. Mana bisa dirinya berjanji seperti itu. Lalu irene? Apa yang harus dirinya lakukan pada irene?
Irene sudah banyak menderita sejak kedua orang tuanya meninggal.
"Aku akan pergi ke jerman. Haenim Grup lagi butuh kepastian, aku tidak bisa berjanji apa-apa. Kita akan bicarakan tentang pernikahan setelah aku pulang"
"Janji?"
"Aku janji"
"Berapa lama kau di jerman"
"Aku tidak bisa memberi kepastian"
"Baiklah jaga kesehatanmu Dear"
Cobaan yang mino hadapi bertubi-tubi menghampirinya. Seakan mino adalah dinding kokoh untuk menahan genangan air.
Dirinya bukan terbuat dari dinding beton yang kuat
Bermula saat jiyeon mengaku sedang mengandung anaknya. Rahasia di balik pernikahan dirinya dan irene, kematian tae oh dan yang paling buruk memimpin Haenim Grup
Mino menyandarkan kepalanya di jendela kaca mobil. Pandangannya kosong "tuan muda"
"Aku sedang berfikir jadi singkirkan berkas itu"
"Apa ada masalah dengan wanita tadi?"
"Dia hamil.." ucap mino terus terang "anakku" lanjutnya. Sekertaris nam kelabakan, pasalnya bukan hanya dirinya dan mino yang berada di sana tapi satu pengawal dan sopir berada bersama mereka
Kedua pria di depan teronjak kaget dan mencuri pandang ke belakang. dengan cepat sekertaris nam menatap keduanya tajam. Seharusnya mino harus mengerem bicaranya
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage [COMPLETED]
FanfictionCusss baca ➡ [BEBERAPA PART DI PRIVAT. HARUS FOLLOW DULU, TERIMA KASIH]