Ada tiga satpam yang berjaga di depan gerbang, menyambut dan menerima informasi pertama jika ada tamu berkunjung. Satu di sudut kanan, kiri dan belakang yang mengontrol sejam sekali. CCTV terus mengawasi di setiap sudut pagar dengan tinggi dua menter
Di balik pagar terdapat rumah megah. Mobil mewah yang tersusun rapi dan lapangan yang luas. Tidak ada aktivitas di sana, memang karna sudah malam.
Ada pemandangan yang menarik di belakang rumah. Membuat siapa saja yang melihatnya akan mengatakan romantis begitu juga irene. Bibirnya sukses tersenyum menyaksikan putrinya yang tertidur di pelukan suaminya
Irene mengelus lembut pipi mino untuk membangunkan suaminya yang ikut tertidur di kursi "mandi dulu, aku sudah menyiapkan air hangat" mino menundukkan kepalanya menatap reha yang tertidur di perutnya, meletakkan kepala di dada miliknya. Mino tersenyum dan tidak menimbulkan banyak gerakan
Dengan pelan mino mengangkat tubuh mungil itu agar tidak terbangun. Lalu membawanya ke lantai atas. Mino menurunkan penghalang ranjang dan meletakan reha dengan hati-hati.
Menciumnya sekilas sebelum menaikan kembali penghalang agar putrinya tidak terjatuh saat tidur. Mino memandangi sebentar sebelum pergi dari sana
Selalu saja seperti ini. Ketika mino pulang kerja reha langsung menghampirinya. Bahkan putrinya itu tidak mengizinkannya untuk mandi dan mengganti baju terlebih dahulu. Membacakan sebuah cerita di taman belakang sampai akhirnya reha terlelap di pelukkannya
"Gomawo ahjuma" ucap irene ketika pelayan rumahnya usai menyiapkan makan malam "makanlah" irene mengambilkan segelas minuman untuk mino yang baru saja selesai mandi
"Kurasa tanganku lelah"
"Apa itu terdengar sebuah alasan?" Kekeh irene dan menarik kursi di sebelah mino "apa kau itu anak kecil? Makan sendiri"
Mino menunjukkan wajah malasnya dan memasukkan nasi ke mulutnya "besok weekend. Ada rencana?" Tanya mino di sela-sela makannya
"Lebih baik di rumah saja"
"Kita berkeliling saja. Sudah lama tidak jalan ke mall"
"Tidak bisa" irene menggeleng "jangan mengajak kedua anakmu kesana"
Mino meneguk minuman "kenapa?"
"Mereka akan memborong mainan nantinya, kau tidak tau sudah seperti apa kamar mereka berdua? Lebih baik ke kebun binatang atau ke pantai. Jangan menghabiskan uangmu lagi"
"Kenapa?" Tanya mino tidak setuju "aku menghasilkan uang untuk mereka"
"Tapi untuk apa? Mereka hanya memainkannya sebentar dan melupakannya"
"Apa salahnya? Aku tidak akan bangkrut meskipun aku membeli semua mainan itu--Aw! Sakit sayang!" Mino mengelus lengannya yang di pukul keras oleh irene
"Kau harus mengajari mereka untuk hemat dan menabung. Kau ingin mereka menjadi sepertimu?"
"Mereka memang anakku" mino menyudahi makan malamnya "baiklah, baiklah, aku tidak akan membelikan mainan baru lagi" Irene bangkit dan membereskan piring makan mino. Pelayan memang ada tapi selagi irene tidak sibuk ia bisa melakukannya sendiri "apa kau berusaha menggodaku malam-malam begini sayang?" Mino tersenyum jahil di kursinya
Irene berbalik menatap mino bingung "apa?" Mino menunjuk tubuh irene dengan dagunya. Irene menunduk "eommoni yang membelikannya" ucap irene dan melanjutkan pekerjaannya
"Tidakkah terlalu transparan?"
"Hanya ada kau di rumah. Tidak ada pria di rumah ini"
"kau membuatnya berdiri" mino memeluk irene dari belakang "aku merindukanmu" bisiknya membuat irene geli
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage [COMPLETED]
FanfictionCusss baca ➡ [BEBERAPA PART DI PRIVAT. HARUS FOLLOW DULU, TERIMA KASIH]