Cuaca sedang bersahabat hari ini. Usai mendirikan tenda, mino kembali ke mobil. Mengambil barang yang tertinggal dan menyerahkannya pada irene.
Bukan hanya keluarganya saja yang berada di sana. Cukup banyak dan mino sulit menemukan tempat. Mino mengapitkan ponselnya di antara bahu dan telinga. Kedua tangannya membawa keranjang dan mendorong sebuah stroller milik reha
"Aku sedang camping, eomma kau ada di mana?" Tanya mino menyerahkannya keranjangnya pada irene
"Aku sedang berada di Argentina. Apa kau tidak berniat ke sini. Pemandangannya cukup menarik"
Mino membuka kursi lipat dan duduk di sana. Menggunakan kaca mata karna silau "Tae ho dan reha tidak sedang libur. Kau sudah menculiknya bulan kemarin dan hentikan. Aku tidak punya waktu untuk mengikuti semua hobimu" Mino bisa mendengar dae hae tertawa
"apa maksudmu menculik. Aku mengajaknya liburan"
"Dengan kondisi pekerjaanku yang tidak mendukung. Sudah aku tutup"
"Kau berani menutup panggilanku"
Mino tersenyum miring "tentu saja" ucapnya dan memutuskan sambungan lalu memasukan ponselnya ke saku. Mino yakin dae hae pasti kesal setengah mati.
Dirinya masih marah pada dae hae. Pasalnya, bulan kemarin saat dirinya lelah pulang kerja, ibunya itu langsung menyuruhnya ke bandara karna penerbangan sebentar lagi. Mereka bertengkar hebat di bandara, kedua anaknya tidak sedang libur panjang dan pekerjaannya menumpuk dan seenaknya dae hae mengajaknya liburan yang berlangsung empat hari.
Mino duduk di kursi lipat. Menyilangkan kakinya dengan sebuah bekal yang berisi kimbab di pangkuannya. Kedua matanya terus menatap irene dan reha yang sedang asik bersepeda. Sesekali mino tersenyum lalu menatap ke sebelahnya
Bibir mino membentuk garis lurus melihat tae ho dengan posisi yang sama persis dengan dirinya "kau tidak ingin bersepeda? Berhentilah bermain gadget. Akan ku buang nantinya" ancam mino, tapi sama sekali tidak mempengaruhi anaknya itu
"Aku lagi malas. Apa tidak ada hal menyenangkan? Kenapa sangat membosankan?" ucapnya malas dan beralih menatap mino "kau tau usiaku berapa?"
"Kenapa?" Tanya mino curiga, ia menyipitkan matanya takut. Semua pertanyaan dan ucapan yang keluar dari mulut tae ho sangatlah berbahaya
Tae ho mematikan tablet yang mino tahu itu adalah pemberian dae hae. Mino terkekeh melihat tingkah anaknya. Sebenarnya berapa usia tae ho? Kenapa anaknya itu tidak menunjukkan sifat dan karakter di usianya "dari yang ku baca, anak berusia lima sampai dua belas tahun tingkat ingin tahu mereka itu tinggi" mino mendengarkan. Tae ho menatap ke depan dan melipat tangannya di dada "dan aku termasuk ke dalamnya. Usiaku baru menginjak sembilan tahun tiga bulan yang lalu"
"Em. Terus? Apa yang ingin kau ketahui" tanya mino membuka minuman kaleng "pelajaran seks?" Tanyanya kembali menatap tae ho
"yes. Apa itu mimpi basah?" Mino tersedak.
Tae ho menoleh
Mino melepas kacamatanya dan mengelap bibirnya karna air yang berada di mulutnya tumpah "hya song tae ho. Sebenernya apa yang ada di otak anak seusiamu? Kau tau, anak usia sembilan tahun masih hobi bermain, melakukan hal sesukanya tanpa memikirkan soal seks" tekan mino
"Why? I'm just asking, that's a lesson for me" ucapnya membuka kedua tangannya lebar "itu adalah sesuatu yang akan ku alami nantinya, You want me to ask Mom?" Tanyanya mengerutkan alis
Mino membuang pandangannya dan menatap tae ho lekat "aku akan memberitahumu ketika usiamu empat belas tahun"
"Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage [COMPLETED]
FanfictionCusss baca ➡ [BEBERAPA PART DI PRIVAT. HARUS FOLLOW DULU, TERIMA KASIH]