Ketegangan terjadi. Ketika ketiganya terdiam selama beberapa detik, akhirnya mino mengambil langkah dan berdiri membelakangi irene tapi sepertinya mino gagal karna irene sudah melihat perut jiyeon yang membesar
Jadi jiyeon sungguh hamil?
Jiyeon menyirsir rambutnya dengan jemari tangannya lalu tertawa hambar
Mino berbalik dan menatap irene "masuklah dulu, aku akan menyelesaikannya"
"Kau baik-baik saja?" Tanya irene
Mino mencium kening irene dan mengelus pipinya "jangan khawatir"
Melihat itu jiyeon hanya bisa tertawa. Dan yang membuat dirinya semakin marah adalah irene dengan santainya membuka pintu apartemen "dari mana kau tau pasword apartemen ini?" dengan kasar jiyeon mencengkram pergelangan tangan irene membuat irene meringis kesakitan
"Lepaskan" mino melepaskan tangan jiyeon dan dengan cepat mendorong kursi roda irene masuk dan pintu langsung terkunci otomatis
Mino menatap kesal lalu menarik jiyeon pergi dari sana. Kini mereka berada di dalam mobil dan jiyeon terus melontarkan banyak pertanyaan padanya
"Baiklah aku akan menjelaskan!" Potong mino dengan nada yang meninggi karna kesal "aku jelaskan semuanya jadi jangan bicara"
Jiyeon menghembuskan nafasnya kasar "katakan itu bukan gadis yang sering kita bully! Bukan gadis cupu itu yang menjadi--"
"Iya!" potong mino "irene istriku dan aku sudah menikah delapan bulan yang lalu" bibir jiyeon terbuka lebar "jadi aku tidak suka kau berbuat kasar kepada istriku"
Jiyeon terdiam sejenak lalu kedua tangannya memukuli tubuh mino "kenapa kau melakukannya!? Kenapa bisa kau menikah dengannya song mino!?" Jiyeon berteriak frustasi
Mino menahan kedua tangan jiyeon "hentikan jiyeon-ah" ucap mino melemah "fikirkan kandunganmu" jiyeon menghempaskan tangan mino "irene istriku dan aku mencintainya. Lagi pula kenapa bisa kau kesini"
"Aku merindukanmu, salah? Salah jika aku ingin berada di dekatmu? Bukan hanya gadis cupu itu yang hamil anakmu tapi aku juga! Kau harus mengerti itu mino! Kau mengabaikanku" jiyeon menangis "seharusnya kau tau rasanya, kau tidak pernah memikirkanku"
Mino Memejamkan matanya, mengusap wajahnya frustasi "oke aku minta maaf" ucapnya "kasih aku kesempatan dulu, kau sendiri yang mengatakan membiarkanku bersamanya sampai dia melahirkan"
"Aku ingin melihatmu"
Mino merasa sangat jahat
Dirinya teringat irene yang super manja di kehamilannya dan tentu saja jiyeon pasti mengalaminya. Tapi dirinya tidak ada untuk jiyeon. Mino bersalah, seharusnya dirinya membagi waktu tapi setiap dirinya berada di dekat jiyeon, irene terus memenuhi isi otaknya
Apa yang harus mino lakukan sekarang
Jiyeon seperti ini juga karnanya.
Shit
Mino membawa jiyeon ke pelukkannya, mengusap punggung jiyeon sembari menyuruhnya untuk berhenti menangis.
Kepala mino mulai pusing memikirkan semuanya "kenapa harus irene? Dia wanita yang kau pilih dulunya bukan untuk jadi istrimu tapi untuk kita bully mino! Kenapa sekarang wanita itu bisa bersamamu" jiyeon terus memukul kecil dada mino tapi sekali ini mino membiarkannya
Mino mengalah
Membiarkan jiyeon melampiaskan semuanya
Mino sendiri tidak tau harus melakukan apa
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage [COMPLETED]
FanfictionCusss baca ➡ [BEBERAPA PART DI PRIVAT. HARUS FOLLOW DULU, TERIMA KASIH]