"Kyaaaa, I miss you, I miss you miss you miss youuu,"
Teriakan seorang gadis membuat Arthur sedikit menutup telinganya. Dilakukan dengan cara sehalus mungkin agar tidak menyinggung perasaan perempuan tersebut. Perempuan yang sekarang sedang sibuk menyapa teman-teman lainnya. Kalau bisa, ia ingin berpindah dari tempat duduk yang sudah dirancang ini.
"And hei Arthur!" seru gadis itu. Akhirnya menemukan Arthur.
Arthur memasang wajah antusias dan menatap gadis itu.
"Hai, Kalila. Apa kabar?" Arthur tersenyum.
"I'm fine. Gimana? Lagi sibuk apa?" Dengan mudahnya Kalila duduk di samping Arthur, kursi itu seharusnya untuk Wisnu, sedangkan Kalila akan duduk di depannya. Tapi sudahlah, tak perlu ambil pusing.
"Biasa aja, urusan sehari-hari," jawab Arthur seperlunya.
"Oh ya corporate lawyer memang lebih sering urusan sehari-hari gitu sih ya," Kalila menimpali, dengan mudahnya megambil air yang tersedia di depannya. "Kalau aku, aku lagi sibuk ngurusin kasus pembebasan lahan buat proyek jalan tol di Bogor itu."
"Gimana progresnya?" tanya Arthur hanya sekedar agar Kalila merasa diperhatikan.
"Nothing. Cuma ngabisin waktu aja," kata Kalila cuek. Sekarang ia benar-benar menikmati duduk di sebelah Arthur karena ia mulai mengeluarkan ponselnya dan mengutak-atik benda tersebut. Tak terlihat tanda-tanda akan pindah. Arthur bukannya tak senang ada Kalila di sebelahnya. Hanya saja..
"Oh My God! Putriiii!" Kalila tiba-tiba berteriak.
Nah kan, batin Arthur. Anak ini terlalu berisik. Arthur memalingkan wajah ke sebelah kanannya. Dimana temannya sesama pengacara yang lain sedang sibuk membaca dokumen kasus.
"Keberatan kalau seandainya gue cabut duluan dari sini?"
Sakri mengangkat wajahnya dari kertas-kertas tersebut dan memandang Arthur. "Ini kan acara gathering para lawyer ibukota, sayang kalau lo balik sekarang. Acaranya juga belum mulai,"
"Ya, tapi gue mau balik ke kantor karena..."
"Arthur, bisa tolong fotoin kamiii?"
Arthur menutup mulutnya, berbalik ke arah Kalila lagi dan tersenyum. "Course,"
Oke ia terpaksa harus menjalani 2 jam (minimal) dengan ratu lebah paling berisik diantara para lawyer ibukota.
***
Triririrng.
Arthur menganggap dirinya bermimpi. Sekarang masih hari Minggu. Satu-satunya hari dimana ia bisa bangun lebih siang. Untuk setelah itu menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah tangga, bersosialisasi dengan teman-temannya dan setelah itu menghabskan waktu di gym.
Seingatnya, sekarang masih gelap.
Triririing.
"Shoot," Arthur meraba ke sebelah tempat tidurnya, mengira ia sedang mendengarkan alarm yang berbunyi nyaring. Cepat-cepat ia menggeser layar ke tanda merah dan melanjutkan tidur.
Aman, ia bisa kembali tidur.Triririring.
"Oke oke I'm awake," gumam Arthur. Membalikkan tubuhnya menghadap langit-langit, mengerjap beberapa kali. Diraihnya ponsel yang kembali berbunyi itu dan menatap layarnya.
Nomor tak dikenal.
"Halo," sahut Arthur dengan suara masih serak.
"Wow, your voice is so sexy tough," kata suara di seberang sana.
Mata yang tadinya masih mengerjap tak karuan, mendadak terjaga sepenuhnya. Siapa perempuan yang sepagi ini mengatakan suaranya seksi?
"Who is this?"
"Its Kalila Restyaning Tjandika, British-Guy," jawabnya lalu terkikik.
"Oh okay," Arthur mengusap wajahnya. Baru kemarin malam ia bertemu lagi gadis berisik ini dan ia tidak ingat bertukar nomor telepon dengan siapapun.
"Kamu gak sengaja bawa powerbank aku, Arthur,"
"Hah? Powerbank?"
"Iya. Tadi malam sambil makan aku cas HP aku. Tapi terus aku cabut sebentar buat selfie sama temen-temen. Pas aku mau ambil, powerbank-nya udah gak ada. Kamu juga gak ada,"
"Wait," Arthur menyibakkan selimut dan menghampiri barang-barang yang semalam dibawanya. Dompet, kunci mobil, rokok (ya ia mulai merokok sejak bercerai), dan terselip diantara dompet dengan rokok, sebuah powerbank tipis berwarna pink. Bagaimana bisa dia tidak sengaja membawa benda mencolok begini? "Warna pink?"
"Yess! Thats right. Aku ambil ke tempatmu ya,"
"Er, gue gojekin aja,"
"No no, aku bakal mobile seharian ini. Kasian nanti abang Gojeknya susah nemuin aku. Nanti sambil jalan aku mampir aja ke tempatmu. Eh atau kamu mau keluar?"
"Yaaa, ada rencana,"
"Gini aja, gimana kalau kita sekalian lunch bareng?"
Arthur terdiam. Apa yang direncanakan gadis berusia 7 tahun lebih muda darinya ini? Ketika Arthur tidak menjawab, Kalila melanjutkan.
"Kamu bukan sengaja ambil powerbank aku supaya bisa ketemu aku lagi kan?"
Sedetik Arthur terdiam. Namun kemudian ia tertawa. "Kabari saja lo bisa ambil powerbank-nya kapan,"
***
Ingat sesuatu tentang Kalila Restyaning Tjandika?
Menurutmu kira-kira dia wajahnya kayak siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gentleman's Choice - END (CETAK & GOOGLE PLAY)
Romance#97 in Romance, February 4, 2017! :)) Selepas bercerai dengan cinta pertamanya, Arthur memilih untuk tetap sendirian. Ia ingin lebih memahami diri dan perasaannya sendiri sebelum menjatuhkan hati pada wanita lain. Namun sebagai most eligible duda k...